Chapter 80 : Beliung Baja

1821 Kata
Bagian surat ini adalah sambungan langsung dengan bagian surat yang kemarin Neville. Setelah aku menulis beberapa lembar tulisan sesaat setelah aku dijebloskan kedalam penjara. Aku merasa tempat ini benar-benar aneh, serasa segalanya tidak dipersiapkan dengan matang.  Tidak ada satu barang pribadiku yang mereka tahan atau mereka ambil. Berbanding terbalik dengan penjara kebanyakan yang menyita barang tahanannya. Aku juga masih bisa menulis dengan tinta dan kertas yang sama saat aku menulis surat kemarin. Namun bukannya tanpa ada penjagaan, para penjaga sel cuek saja melihatku beraktivitas dengan menulis surat ini di dalam. Untung saja masih ada penerangan yang cukup untuk membuatku menulis dengan cukup jelas. Aku akan sedikit mendeskripsikan sedikit tentang kondisi di penjara ini. Semuanya terbuat dari batu dan sedikit sekali aku melihat perabotan menempel disini. Entah sengaja atau bukan, namun aku melihat para tahanan bisa duduk bahkan tertidur di dalam batu-batuan yang mirip dengan perabotan rumah tangga. Batu-batu itu terlihat dipahat dan diukir dengan indah sehingga orang-orang yang menggunakannya bisa dengan nyaman untuk tidur ataupun sekedar duduk.  Dan aku baru sadar, ternyata penjara ini lebih mirip seperti gua yang kita hampiri saat melawan Tetua Drehalna. Namun dengan ujung tak terhingga sangat gelap. Aku tak bisa mengira apa yang ada di sana, namun dari kejauhan tidak ada satu orangpun yang sekedar nongkrong atau berbincang-bincang di tempat itu. Serasa tempat itu memang sengaja dihindari dan orang-orang menolak untuk pergi ke sana. Aku juga sama sekali tidak terbersit untuk eksplor ke area itu Kondisi tahanan di sini juga cukup buruk. Tidak ada sekat ataupun ruang khusus bagi tiap tahanan. Semua berkumpul menjadi satu di sini dalam kelompok yang sangat besar. Kalau dikira-kira mungkin ada puluhan orang yang ada di sini. Dan juga tidak hanya itu, di sel ini juga tidak ada penyekatan antara lelaki dan perempuan. Semuanya bercampur baur menjadi satu.  Namun untungnya saja aku masih bisa mendapati diriku satu sel dengan Gilbart dan Noy. Aku kira mereka akan memisahkan kami yang tertangkap bersama-sama. Saat aku meneriaki suara Gilbart, Noy, dan Marioth. Aku mendengar dengungan suara mereka di balik banyaknya orang di dalam sini. Aku benar-benar tidak peduli dengan tatapan tahanan yang lain. Walaupun mereka lebih besar dariku aku sama sekali tak takut. Aku hanya berteriak untuk memanggil nama teman-temanku yang sangat aku pedulikan.  Namun anehnya saat aku berada di sini. Tahanan-tahanan ini tidak seperti tahanan yang aku pikirkan di sini. Aku berpikir kalau tahanan adalah orang-orang kejam yang akan menghalalkan segala cara agar mereka dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan.  Alih-alih seperti tahanan, mereka lebih terlihat seperti orang biasa daripada penjahat kelas kakap. Tidak ada niat atau persepsi buruk saat pertama kali aku melihat mereka. Dan juga aku berpikir, jika memang ini adalah tahanan penjara. Pastinya akan terjadi carut marut di sel ini karena tidak adanya penyekatan antar jenis kelamin. Jika memang mereka adalah segerombolan penjahat. Para wanita tidak akan bisa aman diantara para pria yang mengerubungi mereka. Aku memperhatikan mereka sekali lagi, mereka tampak tenang dan merenung seperti telah mengalami sesuatu yang buruk. Aku sama sekali tidak berani untuk menanyakan apa yang terjadi dengan mereka. Namun yang jelas orang-orang itu berkerumun dengan tahanan-tahanan yang lain saling bercengkerama. Bahkan aku mendengar beberapa kali suara orang tertawa jauh dari sana. Benar-benar tidak terlihat seperti penjara, melainkan kumpulan orang-orang yang berada di tempat yang salah “Apa langkah kita selanjutnya Gilbart? Apa kita benar-benar tamat kali ini?” tanya Marioth dengan cemas dan menguap seperti habis tertidur lelap. Aku juga sesaat setelah berada di tempat ini langsung tertidur dengan pulas waktu aku mengetahui masih bersama dengan mereka. Cuman aku tidak tahu seberapa lama aku tidur karena tempat ini benar-benar terisolasi dari keadaan luar. Hanya obor dan lampu glowstone yang dibawa oleh penjaga berkeliling di luar gerbang sel sebagai sumber cahaya kami. “Entahlah. Aku sudah mulai menyesal untuk mengajak kalian ke tempat ini. Maafkan aku teman-teman karena keegoisanku kalian harus menanggung nasib ini bersama kami. Hanya demi untuk menyembuhkan kakekku, aku rela mengorbankan kalian dalam misi bodoh ini. Aku tahu perbuatanku ini benar-benar tak bisa dimaafkan, dan aku tidak berharap kalian untuk mudah memaafkanku, aku hanya ingin berkata penyesalanku yang terdalam kepada kalian” aku benar-benar baru tahu dengan apa yang terjadi dengan Gilbart. Aku tidak mengira dia biasanya yang ceria dan sering berbuat hal konyol bisa sedih dan muram seperti itu. Aku pun juga tidak tahu apa yang terjadi dengan kakeknya. “Kakekmu? Apa yang terjadi dengan kakekmu Gilbart?” tanyaku benar-benar tidak mengerti apa yang dimaksud Gilbart. Aku memang pernah mendengar kalau kakeknya sedang sakit-sakitan. Namun aku berpikir kalau itu hanyalah penyakit orang tua yang memang sudah biasa terjadi. Saat aku membalas ucapan Gilbart, Noy tiba-tiba memegang tanganku seolah-olah untuk mencegahku untuk berkata lebih lanjut. Bukannya tidak sensitif dengan masalah ini. Aku hanya benar-benar ingin tahu apa yang terjadi dengan kakeknya apalagi semua permasalahan ini menyangkut dengan diriku. “Seperti yang kau tahu Gavin. Kakekku memang sudah tua, dia sudah sakit-sakitan semenjak dahulu. Namun semenjak 2 bulan yang lalu. Dia sudah sakit-sakitan dengan sangat parah. Sampai-sampai membuatnya tidak bisa beraktivitas dengan normal. Ayahku sudah mengirim banyak sekali tabib dari seluruh penjuru negeri untuk mengobati dan memeriksa apa yang terjadi dengan dirinya. Namun tidak ada dari mereka yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ada satu tabib berkata kalau penyakit kakekku adalah termasuk penyakit kuno dan obatnya sudah tidak mungkin untuk disembuhkan lagi karena kelangkaannya. Ada juga tabib yang berkata kalau penyakit kakekku adalah sebuah kutukan yang tak mungkin disembuhkan. Ayahku benar-benar berusaha keras sampai berkeliling ke seluruh negeri untuk mencari obat kakekku. Namun dia benar-benar tidak menemukan cara yang ampuh untuk benar-benar menyembuhkannya”. Aku memang mengenal Lord Romano. Namun aku tak pernah melihat wajahnya sedang kesusahan ataupun dilanda masalah. Tapi setelah mendengar seberapa serius masalah ini, aku kagum dengan kemampuan kedua ayah dan anak ini dalam menyembunyikan wajah dan perasaan asli mereka. Aku tahu kalau Gilbart lebih dekat dengan kakeknya timbang ayahnya karena beliau memang lebih jarang dirumah. Bisa dibilang Gilbart diasuh oleh kakeknya. Namun yang menjadi kegusaran terbesarku adalah kenapa aku tidak mendengar tentang kabar ini? Apakah memang Lord Romano menyembunyikan masalahnya kepada kami termasuk para Lords? Ataukah memang dia sudah mencari pertolongan kepada kami namun tidak ada yang menggubrisnya? Karena jika memang ia meminta pertolongan langsung kepadaku. Dengan sangat yakin dan sekuat tenaga aku akan langsung membantunya sebisa mungkin. “Hingga akhirnya ayahku menemukan sesuatu soal Toadstone itu. Ayahku menceritakannya hanya untuk menghiburku yang sedang sedih karena sakit kakek. Walaupun aku tahu sebenarnya hal itu tidak diperlukan karena aku tahu dia juga orang yang sedih saat ini. Namun aku membacanya dengan seksama dan membaca tentang Toadstone itu di perpustakaan kuil matahari. Saat aku berkata dan bercerita tentang itu. Ayahku langsung memarahiku dan mencegahku agar tidak berbuat macam-macam. Namun sedikit yang ia tahu, aku sudah mengatakannya kepada Noy dan Marioth apa yang aku inginkan. Kami sudah melakukan riset berhari-hari sampai menemukan dimana lokasi Toadstone itu berada.” Gilbart menghela nafasnya. Aku tahu kalau mengatakan hal itu cukup sulit untuk dikatakan. Karena memang sangat personal untuk dikatakan. Untung saja aku adalah sahabatnya. “Dan maafkan aku Gavin. Jujur aku mengajakmu hanya karena aku merasa kalau kau adalah orang dengan kemampuan kuat yang akan bisa melindungi kami. Memang aku salah bila berharap sesuatu seperti itu. Bukan berarti itu merupakan salahmu. Namun aku salah karena tidak bisa menilai pertemanan kita sebagaimana seharusnya.” Aku tidak marah sama sekali saat mendengar perkataan itu muncul dari mulut Gilbart. Justru aku tersanjung karena tak mengira aku akan dianggap sekuat itu olehnya yang padahal kau tahu sendiri Neville, memerlukan pengorbananmu agar kita bisa menang melawan Tetua Drehalna. Sekarang aku sedikit kesal dengan kabar-kabar yang cenderung berlebihan saat kunjungan kita di hutan Izia walaupun berakhir dengan tragedi. “Tidak masalah Gilbart sungguh. Bahkan saat kita berada di sel tahanan seperti ini aku benar-benar tidak menyesal mengikuti semua rencanamu dari awal. Dan juga aku yakin Toadstone itu benar-benar ada dan jangan khawatir, kita pasti bisa menemukannya bersama-sama” Ucapku kepada Gilbart. Dia pun langsung tersenyum mendengarnya. Benar-benar terlihat seperti Gilbart yang selama ini aku kenal. Sementara itu Marioth dan Noy ikut menyemangati Gilbart karena memang sejak awal merekalah yang mengikuti Gilbart sejak awal. Melakukan riset dan segala macam kegiatan yang mungkin membahayakan nyawa mereka. Jika pun aku tahu hal itu lebih awal, mungkin aku akan langsung ikut membantu Gilbart tanpa ia suruh “Kau harus mendengar ucapan Gavin Gilbart. Dia memang dengan sangat tulus membantumu dengan segala apa yang akan terjadi di sini. Sudah, jangan bersedih lagi. Mengerti” tutur Marioth mencoba menenangkan Gilbart. Namun Gilbart sudah tak bisa menahan air matanya yang keluar karena kebaikan teman-temannya itu.  “Hey, apakah kau benar-benar lelaki? Lelaki mana mungkin menangis hanya dengar perkataan seperti itu? Kau seharusnya malu dengan ototmu hahaha” dan seperti biasa, Noy malah menggoda Gilbart dan membuatnya kesal. “SIAPA YANG MENANGIS! INI HANYA KELILIPAN” ucap Gilbart beralasan yang sebenarnya kita semua disini sudah tahu kenapa ia tiba-tiba menangis. Kami semua benar-benar tidak bisa menahan tawa karena ulahnya yang menggemaskan dan lucu di saat yang bersamaan. Sampai-sampai penghuni tahanan lain menoleh ke arah kita penasaran dengan apa yang membuat kita sangat berisik. Tak lama kemudian. Sel tiba-tiba dibuka. Penjaga yang berada di luar menyuruh kami untuk segera pergi dari sel ini. Aku dan yang lain benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Sesaat setelah gerbang dibuka, tahanan yang lain pun berbondong-bondong pergi ke luar sambil membawa pangkur dan gada bersama mereka.  Karena tak tahu apa yang terjadi, aku pun menghampiri salah satu orang yang membawa beliung besar di kedua tangannya. Nampak sangat gagah dan muda. Aku pun berkata. “Hey Tuan, apa yang sedang terjadi disini? Dimana orang-orang itu akan hendak pergi?” tanyaku sementara Gilbart, Noy, dan Marioth mengikutiku dari belakang. Namun tiba-tiba orang itu menatapku dengan tajam. Seolah-olah dia mengenaliku. Dia pun berkata. “Tuan Gavin, apa yang Anda lakukan di sini? Tempat ini sungguh sangat berbahaya, bahkan bisa membahayakan nyawa Anda. Apakah Anda sendirian? Ataukah ada seseorang yang pergi bersama Anda?” tanya pria itu dengan tergesa-gesa. Aku tak menyangka dia benar-benar mengenaliku, sementara aku benar-benar malu karena tak mengenali siapa dirinya “Hey kalian, jangan berkerumun disitu. Cepat ambil beliungmu dan segera pergi ke tambang. Pekerjaan yang menunggu kita masih banyak, aku tak mau ada alasan yang muncul dari mulut kalian saat aku menjaga disini” kata seorang penjaga dari luar yang mengetahui kalau aku sedang berbincang-bincang dengan lelaki muda itu. Namun dengan cepat, lelaki itu memberi kami berempat beliung yang ada di kedua tangannya dan sisanya ia ambil di sebuah tempat mirip seperti keranjang penuh dengan beliung. Dia pun menarikku dengan cepat dan mulai berjalan bersamaan dengan tahanan yang lain. Aku pun menarik teman-teman yang lain agar mengikutiku dari belakang.  Aku melihat dia berjalan dengan sangat hati-hati seolah ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Dia pun berkata dengan bisik-bisik dari depan masih bisa aku dengarkan dengan jelas, “Namaku Viktor, aku adalah Bandit ibukota yang terjebak di sini. Di Barrowdocks kota Sandros. Dan aku perlu berkata sesuatu. Kalian tidak sedang baik-baik saja”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN