Abang Wulan duduk di pinggir kasur, mengusap puncak kepala Wulan. "Turun lagi, yuk. Nggak sopan lho orang tua ngomong kita malah nyelonong." Sambil terisak Wulan berkata. "Nggak ada yang ngertiin posisi Wulan. Adek cuman mau Azzam." "Adek," Wulan duduk. Wajahnya memerah menatap sang abang. "Semua gara-gara Azzura. Kalau bukan karena dia, Azzam nggak akan berubah dan kita pasti bakal seru-seruan lagi seperti dulu." "Kamu yakin?" Ridwan tersenyum merapikan rambut Wulan. "Dek, semalam abang ketemu Azzam, dan dia jelasin kenapa dia memilih membuang perasaannya sama adek." "Apa!? A-azzam ngomong apa bang. Azzam jelasin apa bang." desak Wulan. Terlihat guratan kekhawatiran tentang apa yang Azzam katakan pada sang abang. "Masih ingat Johan sepupu Azzam?" Raut muka Wulan terlihat berubah.