Bayu menyentik dahi Anara saat wanita itu memejamkan mata. Anara lalu membuka mata karena meringis kesakitan sambil menggosok-gosok dahinya yang memerah.
"Apa yang kau pikirkan hem? dalam khayalan dan mimpimu saja sampai kiamat atau matahari terbit dari barat aku tak akan jatuh cinta padamu"
GLEDEK GLEDEK
Mereka berdua terkejut karena suara petir menyambar saat Bayu mengakhiri perkataannya. Tanpa pikir panjang Bayu menjalankan mobilnya. Sampai di pertengahan jalan mobik Bayu tiba-tiba mogok.
"Lah kenapa ini mobil, padahal tadi baik-baik saja" Bayu keluar dan mengecek mesin mobil. Ternyata ada yang rusak entah kebetulan atau memang sudah takdir dia terjebak di bawah hujan deras bersama Anara. Di seberang sana Anara malah khawatir tidak bisa cepat pulang untuk menemani Kiara yang sedang sakit. Dia ingin menghubungi orang yang ada dirumah tapi Hpnya mendadak mati kehabisan baterai.
Bayu masuk kembali ke dalam mobil. Anara ingin meminjam hp bosnya untuk menghubungi Clara kalau dia terjebak dalam hujan.Tapi dia takut dan ragu-ragu. Ia putuskan untuk berbicara sekarang juga.
"Bos boleh saya pinjem hp nya?" tanya Anara
"Buat apaan?"
"Buat hubungin orang rumah kalo saya gak bisa pulang cepat" tanpa pikir panjang ia menyerahkan hp nya pada Anara. Ternyata Hp Bayu mati terkena air hujan tadi. Sial bertubi-tubi malam ini membuat Anara frustasi dan menangis. Bayu yang melihat Anara menangis kaget karena dipikirannya Anara lagi kerasukan.
"Kenapa lagi pakek acara nangis segala kamu" kesal Bayu lalu meraih hp nya lagi yang sudah mati.
"Ahk sial disini banyak dokumen penting" keluh Bayu sambil memegang hpnya yang yang meredupkan cahayanya kembali.
Tak jauh dari mobil mogok mereka, ada sebuah penginapan yang banyak disewa oleh muda mudi yang ingin menuntaskan hasrat mereka. Karena Anara sudah kedinginan dan bajunya basah, ia akhirnya setuju untuk menginap disana sambil mencharge hpnya yang habis baterai.
Mereka sudah ada di lobby hotel melati itu. Tatapan penjaga loket sangat merendahkan pada Anara dan pandangan menjijikan pada Bayu.
'Kok bisa ya cowok secakep dan seseksi dia mau tidur sama cewek gendut buntelan ini'
Bayu yang peka karena ada seseorang menatap mereka terang-terangan dengan tampang mengejek. Ia balas melotot pada penjaga loket.
Setelah itu mereka sampai di kamar yang sudah mereka pesan. Hanya tinggal kamar ini yang tersisa. Bayu segera membersihkan dirinya dan menutup tubuhnya dengan bathrobe Anara juga melakukan demikian dan sama-sama memakai bathrobe. Baju mereka laundry di hotel ini besok akan kering.
Bayu merebahkan badannya di ranjang dan Anara duduk di sofa mungil yang hanya muat pantatnya saja. Dia bergerak tak nyaman beberapa kali mencari posisi terbaik untuk berbaring.
Pffttt
Beraninya Bayu menertawainya, Anara pun tertidur di lantai yang dingin dengan bantal sofa di kepalanya.
Anara memilih mengotak-atik hpnya yang sudah ia selesai charge. Ia menghubungi Clara kalau dia tidak bisa pulang malam ini karena terjebak hujan. Ia tak mengatakan jika sekarang bersama Bos mereka dalam satu kamar. Sedangkan Bayu sedang meringis memegang juniornya tiba-tiba membesar.
Saat Bayu sudah mulai mengantuk dia terkejut mendengar suara ngorok Anara yang begitu besar. Ia tak menyangka jika suara ngorok Anara begitu dan membuatnya tertawa. Wanita lain sangatlah membosankan tapi Anara sangatlah menyenangkan untuk dipermainkan.
Bayu yang iseng mengambil gambar Anara yang tertidur dalam mulut menganga lebar.
"Ini akan menarik" gumam Bayu sambil mengurut-urut bawahnya.
***
Keesokan harinya Anara sudah bangun memakai baju yang sudah di laundry semalam. Ia baru mendapat kabar dari Clara kalau kondisi Kiara makin memburuk. Anara menangis dalam teleponnya. Hal itu terlihat dari Bayu yang melihatnya.
"Pak saya permisi pulang saya ada urusan sebentar di luar"
"Tunggu, kamu lagi butuh uang untuk anak kamu kan?"
"Ehm iya pak" jawab Anara malu saat memberi tahunya.
"Aku bakal bantuin kamu kalau kamu juga mau bantuin aku"
Anara bingung memang seperti apa bentuk bantuan yang diinginkan oleh Bayu.
"Sekarang tidak penting kita bahas keadaan anak kamu sedang mengkhawatirkan kita bisa bicarakan lagi bersama pengacara saya" Anara tambah dibuat tak mengerti dengan perkataan bosnya.
Mereka akhirnya sampai dirumah sakit. Kiara sudah masuk keruang ICU. Anara menangis sejadi-jadinya saat melihat keadaan putri bungsunya. Anara menangis di pelukan sahabatnya Clara. Clara terkejut saat melihat Pak Bayu bos di perusahaannya tapi dia memilih diam karena waktunya tidak memungkinkan untuk membahas hal ini.
Bayu sudah membayar biaya-biaya rumah sakit Kiara
Dokter menemui Anara, ia mengabarkan kalau Anara harus mencari donor sumsum tulang belakang yang cocok untuk Kiara. Tak disangka saat pemeriksaan sumsum tulang belakang Pak Bayu cocok. Bayu tak keberatan meski ada udang di balik bakwan dari maksudnya membantu Anara. Ia menjalani operasi pada malam itu setelah sebelumnya mengundur beberapa pekerjaan pentingnya dalam waktu dekat ini.
Anara menunggu harap-harap cemas menunggu operasi itu berjalan dengan lancar.Dokter yang menangani operasi itu keluar dengan wajah berseri.
"Alhamdulilah operasinya berjalan lancar. Tapi untuk sekarang mereka belum bisa ditemui karena masih berada dalam pengaruh obat bius. Suster akan memeriksa pasien secara berkala dan melaporkannya pada saya. Pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan. Anara berucap syukur berkali-kali. Ia izin solat isya dulu sambil berdoa agar anak dan bosnya cepat pulih dan sadar. Ia memanjatkan rasa syukur yang begitu besar di saat ia kesusahan pertolongan Allah begitu besarnya.
"Ya Allah pulihkan dan sadarkanlah anak hamba dan pak Bayu. Engkaulah zat maha penyembuh dari segala zat yang ada. Amin ya rabbal alamin" Anara menyudahkan solatnya dan kembali ke ruangan pemulihan anak dan bosnya.
Setelah pak Bayu sadar dia akan sangat berterima kasih dan akan menuruti semua keinginan pria yang telah menyelamatkan anaknya
Anara kembali ke ruang pemulihan. Ia memakai pakaian medis agar tetap steril melihat keadaan anaknya Kiara yang belum sadarkan diri. Ia menggenggam tangan mungil Kiara dan mencium tangannya. Setelah beberapa lama disana di menengok bosnya yang juga belum sadarkan diri. Anara beranikan diri memegang tangan pria itu dan mengucapkan terima kasih meski tidak didengar. Tak lama kemudian mata Bayu terbuka perlahan menatap Anara yang tertidur sambil menggengam tanganya. Dia mengusap rambut Anara hingga si empu terbangun.
"Pak akhirnya bangun juga Alhamdulilah ya Allah terima kasih"
"A..air" Anara langsung menuangkan air ke dalam gelas dan memberikannya kepada pak Bayu dengan menggunakan sedotan.
"Bagaimana keadaan anak kamu Kiara?" tanya Bayu dengan pelan
"Alhamdulilah operasi berjalan lancar. Sebentar lagi Kiara pasti bangun terima kasih pak atas bantuannya saya akan mengabdikan diri saya di perusahaan bapak sampai hutang saya lunas"
"Bukan hutang kamu yang saya mau Anara. Saya akan bahas lagi kalau kondisi saya sudah pulih" Bayu kembali memejamkan matanya karena kondisinya belum stabil