10

1757 Kata
Mereka semua pun saat ini sudah masuk ke dalam kelasnya lagi karena memang bel masuk sudah berbunyi. Raisa saat ini sudah duduk di dekat Gerald. Tentu saja sedari tadi ia masih memikirkan tentang Gilang yang memang tadi pingsan itu. Ia sangat khawatir kepada Gilang yang saat ini kata Ayu dan Lini masih belum ada kabar setelah tadi mereka melihat bahwa Gilang dijemput oleh orangtua nya. Banyak yang masih membahas mengenai Gilang di SMP 4. Kania dan yang lainnya pun seperti nya juga belum mengetahui mengenai penyakit dari Gilang itu. Saat ini Gerald lihat Raisa yang entah mengapa sedari di kantin tadi terlihat sangat gelisah dan juga resah. Gerald pun bertanya kepada Raisa pada saat ini. "Sa, kenapa? Ada yang gangguin lo? Anis sama Rara tadi gangguin lo sebelum gua sama yang lain dateng? Atau kenapa? Kok lo gelisah gitu?" tanya Gerald tersebut. "Engga kok Rald, mereka justru baik banget kok sama gua. Mereka ga ganggu gua gw jahat sama gua aja. Emang keliatan banget ya Rald kalo gua lagi gelisah heh e gua lagi mikiri Gilang. Gilang lagi sakit dan entah kenapa gua wari tadi kepikiran sama Gilang mulu" ujar Raisa tersebut kepada Gerald dengan bercerita lirih karena memang saat ini dikelas mereka sudah ada guru yang mengajar mwreka tersebut. "Sakit? Udah di bawa ke rumah sakit? Lo tenang aja Sa, gua yakin kalo Gilang itu kuat dan pastinya dia bakalan bertahan kok. Lo tenang aja ya" ujar Gerald itu yang membuat Raisa mengangguk. Raisa pun mengangguk, walaupun hatinya masih memikirkan keadaan Gilang pada saat ini. Ia takut jika terjadi apa-apa pada Gilang. Masalah nya penyakitnya Gilang itu bukan penyakit yang biasa. Tapi penyakit yang mematikan dan Raisa mengetahui mengenai penyakit itu. Maka dari itu sampai sekarang Raisa masih memikirkan tentang keadaan dari Gilang tersebut saat ini. Lang semoga kamu baik-baik aja ya Lang. Semoga Tuhan masih ngasih kesempatan buat aku biar bisa nolong kamu. Supaya kamu nantinya bisa kumpul lagi sama orang-orang yang sayang sama kamu, sama orang-orang yang juga kamu sayangi. Ya meskipun diantara mereka itu ga ada aku di dalamnya. Batin Raisa itu Saat ini bel pulang pun sudah berbunyi. Raisa pun langsung berpamitan pada Gerald dan yang lainnya karena ia harus segera pulang. Ia pun saat ini sudah berjalan menuju ke gerbang depan. Dan ternyata sudah ada Milo yang menjemputnya. Raisa pun langsung masuk ke dalam mobil dan saat ini ia sebenarnya ingin untuk pergi menjenguk Gilang, tapi apalah daya ia tidak bisa. Ia takut jika keberadaannya nanti malah semakin memperburuk suasana karena memang Gilang tidak menyukainya. Ia pun saat ini hanya bisa menunggu update an kabar dari Lini dan juga Ayu yang memang mengetahui setiap kabar di grup kelas mereka. Lini dan Atu selalu stand by mengabari Raisa. Raisa berharap semuanya baik-baik saja kali ini itu. "A mampir di Cafe depan ya Aku pingin ngemil sama milkshake" ujar Raisa itu yang sebenarnya alasan utama mengapa ia mengajak Milo kesana karena ia ingin agar ia bisa melupakan sedikit mengenai masalah-masalah dan juga ia ingin meredakan sedikit kekhawatiran nya kepada Gilang. Walaupun itu sangat sulit sekali. "Oke deh siap adik Aa yang manja banget ini" ujar Milo saat ini mereka nerduanpun akhirnya sampai juga di Cafe yang tadi dikatakan oleh Raisa itu. Saat ini mereka berdua langsung masuk ke dalam Cafe setelah mereka berdua memarkirkan mobil. Mereka langsung memanggilnya pelayan untuk mencatat pesanan mereka dan setelah memesan mereka pun saat ini mengobrol sambil menunggu makanan. "Aa sebenarnya A Milo sama Mila itu udah jadian ya?" tanya Raisa penasaran. "Apa sih kamu Ca, engga lah. Kan kemarin WA juga udah ngejelasin ke kamu sama yang lainnya kalo A Milo sama Mila itu sebatas ketua wakil aja" ujar Milo itu. "Ah masa sihhh wkwkwkw ga percaya deh Caca sama A Milo tuh. Kayak ada yang beda. Ada yang disembunyikan gitu wkwkwk. Tapi ya A Milo, kalo Caca bilang sih ya A Milo sama Mila itu cocok loh sumpah deh. Kalo Caca sih bilang ya mending A Milo gih memantapkan hati terus memilih Mila jadi tambatan hatinya A Milo. Karena cewek yang mencintai duluan itu kadang juga ada rasa capeknya dan juga mau berhenti A Milo. Jadi mending sebelum Mila berhenti untuk berharap sama A Milo dan memilih sama cowok lain, mending A Milo tanya dari sekarang gimana hati A Milo sama Mila. Jangan sia-siain cewek yang udah berjuang buat A Milo ya A. Pokoknha Caca yakin deh A Milo sama Mila itu paling cocok deh" ujar Raisa saat ini. "Wkwkwk iya Caca sayang, makasih ya udah di kasih tau. Udah di nasihatin sama adik kecil Aa Milo ini. Kamu juga jangan pantang menyerah ya Ca. Aa yakin kalo suatu saat Tuhan pasti bakalan ngasih jalan buat kamu. Percaya aja kalo Tuhan itu maha baik kok Ca" ujar Milo kepada Daisa yang diangguki oleh Raisa tersebut itu. "Eh bentar A ada telfon dari Lini hehehhe" ujar Raisa yang langsung mengangkat telfon itu dan Milo pun saat ini ijin untuk pergi ke kamar mandi. Raisa oun lega karena ia tidak harus meninggalkan meja ini untuk mengangkat telfon dari Lini tersebut. Karena Raisa yakin bahwa telfon dari Lini itu akan membicarakan mengenai keadaan deri Gilang yang tadi pingsan itu. Saat ini, Raisa pun mengangkat telfon dari Lini tersebut. Ia pun langsung bertanya tentang keadaan dari Gilang itu. "Gimana Lin? Gilang ga papa kan Lin?" tanya Raisa langsung kepada Lini itu. "Ga papa kok Ca . Ini gua mau nganarin kalo tadi udah ada di grup. Katanya Gilang udah ada di rumah dan ga papa kok. Katanya sih tadi dia cuman kecapekan dan belum makan aja" ujar Lini yang membuat Raisa menjadi sedih karena ia tahu jika hal yang dialami oleh Gilang itu bukan hanya belum makan pagi saja. Tapi ini sudah sakit yang sangat menyiksa, sudah bukan sakit biasa lagi yang dialami Gilang. "Oke deh kalo gitu Lin, makasih ya Lin udah ngasih info ke gua. Besok-beaok kalo ada apa-apa lagi tolong kabarin gua ya Lin" ujar Raisa kepada Lini tersebut itu. "Siap Ca. Ca, lo ga papa kan sekarang? I mean, lo jangan terlalu kepikiran ya Ca. Gua yakin kok kalo Gilang iti ga papa Ca" ujar Lini kepada Raisa tersebut itu yang dijawab Raisa dengan kata tidak apa-apa. Setelah itu, telfon itu pun akhirnya mati. Gilang lagi kenapa-napa Lin, dia sakit dan dia lagi butuh pertolongan. Gua tau itu makanya dari tadi gua ga bisa berhenti mikirin gimana caranya biar bisa nolong Gilang. Karena walaupun bagaimana pun juga, nyawa Gilang lebih penting. Pokoknya besok setelah A Milo pulang, gua harus cepet-cepet balik ke rumah sakit dan tanya sama dokter yang kemarin meriksa Gilang itu. Harus pokoknya. Batin Raisa tersebut. "Ca, kok ga dimakan? Diet kamu eh? Kan tadi ku yang akan mau kesini. Kok sekarang ga mau makan sih? Kenapa?" tanya Milo yang memang sudah kembali itu. "Eh Aa, ngga kok A. Ini tuh Caca barusan aja nutup telfon dari Lini makanya ya baru mau makan lagi ini hehehe. Enak aja siapa itu yang berani nyebarin kalo Caca lagi diet? Ga mungkin banget sumpah deh A wkwkwk" ujar Raisa kepada Milo itu. "Ohh kirain wkwkwk iya sih ga mungkin juga adiknya Aa yang cantik dan manja ini mau diet wkwkw. Kamu lagian juga ngapain sih kalo mau diet ya. Orang kamu makan banyak aja tetep kecil kayak gini ga gede-gede kamu itu kwkwkw" ujar Milo. "Ishh Aa nyebelin banget ihhh itu namanya mah kelebihan wkwkwk" jawab Raisa. Mereka berdua pun saat ini sudah tertawa bersama karena pembicaraan itu. Mereka pun saat ini masih ada di dalam Cafe dan masih menghabiskan makanan dan minuman pesanan mereka tadi. Raisa terlihat mencoba untuk tenang dan tetap terlihat bahagia supaya Milo tidak mengetahui tentang apa yang sedang ia sembunyikan di belakang Milo itu. Tentunya Raisa sangat tidak ingin jika Milo mengetahui bahwa Gilang sedang sakit dan nantinya Milo akan mengetahui mengenai rencananya untuk mendonorkan ginjalnya untuk Milo tersebut. Karena Raisa sangat yakin jika Milo mengetahui mengenai hal tersebut pasti Milo akan mencegah Raisa untuk melakukan hal tersebut. Ia tahu, jika Milo mengetahui tentang apa yang ia sembunyikan setelah ia mendonorkan ginjalnya untuk Gilang nanti, pasti Milo akan sangat marah pada Raisa. Tapi Raisa akan mengambil seluruh resiko itu. Mereka berdua pun masih berada di Cafe sampai akhirnya mereka harus pulang karena memang hari sudah sore dan nanti sehabis maghrib, Milo harus sudah berangkat untuk pulang ke rumah. Makanya mereka pun sudah pulang dari Cafe. Saat ini mereka masih berada di perjalanan menuju ke rumah. Setelah hampir sampai di rumah, Raisa meminta untuk mampir membeli es krim karena es krim nya habis. Mereka pun berhenti di supermarket dekat rumah dan setelah sudah membeli, mereka langsung kembali ke mobil. Saat ini mereka pun sudah samapu di rumah. Milo pun langsung masuk ke dalam kamarnya untuk menyiapkan seluruh barang bawaan yang akan ia bawa untuk pulang ke rumahnya. Raisa saat ini sedang berganti baju dan setelah berganti baju ia pun langsung ke kamar Milo dan membantu Milo untuk membereskan barang-barangnya itu pada saat ini juga. "Yuhuuu yang semangat banget mau pulang karena mau ketemu sama Mila ini mah wkwkwk. Jujur aja deh kalo sama Caca a wkwkwk ga usah mau-malu gitu mah. Caca udah tau kok tanpa dikasih tau juga" ujar Raisa masih menjahili Milo tersebut. "Apa sih Caca" ujar Milo dengan lembut ditambah sekarang ia juga cemberut. Mereka pun sudah selesai memberrskan barang-barangnya Milo. Dan saat ini mereka pun menonton TV bersama. Mereka menonton kartun kesukaan mareka. Milo dan Raisa pun nonton sembari mengobrol bersama. Sampai pada akhirnya mereka pun sadar jika hari sudah malam setelah Bi Marni yang mengatakan kepada mereka bahwa ini sudah malam dan sebaiknya Milo pulang sekarang daripada nanti ia akan pulang terlalu lama. Maka dari itu Milo pun sudah menyiapkan mobilnya itu Saat ini Raisa sudha di depan rumah bersama dengan Pak Marno, Bi Marni dan juga Milo tentunya. Milo sedang berpamitan dan setelah sudah selesai berpamitan, Milo pun mengendarai mobilnya ke luar dari rumah Raisa itu. Setelah kepergian dari Milo, Raisa pun ijin kepada Pak Marno dan juga Bi Marni untuk ke kamarnya saat ini. Raisa pun sudah berada di kamarnya. Ia pun berencana untuk besok ia akan pergi ke rumah sakit yang kemarin ia datangi dan ia akan mendatangi dokter yang kemarin memeriksa Gilang. Ia akan melakukan segala cara agar Gilang tetap ada, agar Gilang tetap bertahan. Meskipun ia harus mengganti dengan nyawanya itu. Tenang aja Gilang, aku pasti bakalan nolong kamu. Aku ga akan biarin kamu pergi gitu aja. Kamu ga pantes buat pergi secepat ini Lang. Batin Raisa tersebut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN