Max baru tiba di apartemen Emily setelah ia berkeliling kota untuk melihat jangkaunnya dalam hal mengenali sekitarnya, Max melihat sudah pukul dua belas dan Emily tak terlihat di manapun, ketimbang menunggu Emily pulang, Max memilih untuk memasak, tidak tau mengapa tapi ia menyukai sesuatu tentang meracik makanan. Meskipun dia sendiri sebenarnya tak butuh makanan pokok seperti manusia, tanpa makan pun Max tetap hidup selama daya cadangan listriknya masih ada. Bahan masakan di dalam lemari pendingin sudah berkurang lumayan banyak, Max memasak seadanya, dalam artian memasak sesuai yang ia inginkan dengan bahan-bahan yang masih ada. Emily datang setelah Max baru saja menyelesaikan satu masakannya, terlihat senyum mengembang di wajah cantik Emily. “Max!” serunya, meskipun tak di panggil pun