Bab 17. Rasa Peduli yang Besar

1115 Kata

Mentari membuka kedua matanya lamat-lamat. Kepalanya terasa berat. Ia mencoba mengumpulkan kesadarannya dengan bernafas normal. "Bau obat," gumam Mentari dalam hati. Mentari tidak ingat, ia ada di mana? Ia ada di sebuah ruangan yang sepertinya ia tahu meskipun tidak pernah ke sini sebelumnya. Mentari berusaha bangun dan duduk, namun tangannya tengah diinfus. Membuatnya tidak bisa bergerak bebas. "Kamu sudah sadar, ya?" Suara seorang perempuan mendekat ke arah Mentari. Mentari menoleh ke asal arah suara tersebut. Ia melihat seorang perawat yang tadi juga ada di ruangan itu, berjalan mendekat ke arahnya. "Syukurlah. Kamu pingsan lumayan lama," kata perawat tadi lagi. "Saya kenapa?" "Kata dokter, kamu sedang stres dan kelelahan. Apa lagi, kamu sedang hamil, jadi kondisi tubuhmu s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN