Tak terasa sore sudah berganti malam, Killa masih belum terbangun dari tidurnya.
‘Tring’
‘Tring’
Sampai terdengar suara notifikasi dari ponselnya memaksa Killa untuk bangun, “engh.”
Mata Killa terlihat masih mengantuk, hingga satu notifikasi membuatnya terpaksa untuk bangun dan meraih ponselnya.
Kini mata Killa mulai menajam, “langsung dimasukin ke grup SMA dong.” Ucapnya dengan senang.
Dengan teliti dia mengamati aplikasi Line nya, berhubung Killa murid pindahan akhirnya dia dimasukkan ke dalam grup sekolah barunya.
Matanya sibuk membaca satu persatu pesan yang berada di room chat sekolah barunya, banyak yang menyapa dan memberikan ucapan selamat datang kepadanya.
“Ya ampun, gue gak nyangka mereka bakal ngerespon gue baik banget.” Gumamnya senang.
‘Tring’
‘Tring’
‘Tring’
‘Tring’
‘Tring’
‘Tring’
Banyak juga pesan yang mengirim Killa pesan di room chat grup untuk meminta addback kepadanya, demi kesopanan dia meng- ACC semuanya yang rata – rata kakak kelas tingkat dua belas yang meminta addback kepadanya.
“Kok kelas dua belas semua sih?” Kesal Killa seraya menggigit ujung guling, “ini tuh gara – gara kejadian pagi tadi yang gue kabur ngelewatin kelas dua belas bareng Zacky. AAAAAA gimana dong?” Teriak Killa sembari menggulingkan dirinya.
‘TING’
‘TING’
‘TING’
‘TING’
‘TING’
‘TING’
‘TING’
‘TING’
‘TING’
“Haruskah gue balas pesan satu – satu?” Bingung Killa saat matanya menatap beberapa pesan di layar ponselnya, “kok gak nemu kontaknya kak Zacky sih.” Gerutunya pelan sembari menggerakkan layarnya.
“Eh bentar – bentar, waduh kok jadi rame nge- Add gue ya.” Kaget Killa, “Bodo ah, mending ganti baju aja.”
Saat hendak keluar dari grup, matanya tak sengaja menemukan nama seseorang yang tidak asing di matanya.
“Loh, ini bukannya foto kak Zacky ya. ‘MlkRyno’ ah, pantesan gak ketemu namanya dibalik. Akhirnya ku menemukanmu baby, gak sia – sia aku giat belajar demi masuk sekolah ini biar bisa ketemu kak Zacky lagi.” Senang Killa seraya memencet tombol add.
Tak selang satu menit nama MlkRyno sudah ada di daftar kontak temannya, “Wuihh cepet juga di ACC nya.” Ucap Killa yang dengan keponya langsung melihat profil milik Zacky.
“Killaa!” Teriak sang mama yang berada di balik pintu kamar Killa.
Tok – tok – tok
“Iya ma.” Sahut Killa seraya membuka pintu.
“Kamu tidur kayak kebo, mama panggil gak turun – turun, pintu pake dikunci segala, jadinya kamu ketinggalan makan malam.”
“Hehe, abisnya Killa capek ma. Hari pertama dan kedua masuk berasa lama tau, untungnya Killa bisa cepet beradaptasi.” Ucap Killa seraya cengengesan.
“Ya sudah cepat turun, besok aja ceritanya sekarang ada Kelvin tuh katanya mau ngajak keluar, temuin dulu sana.” Ucap Yuli mama Killa.
“Eh, iya ma aku ke air dulu.”
Selesai mandi Killa langsung berganti baju, dia menuruni tangga dan melihat sosok yang datang sendiri pun membuat kedua alisnya mengerut heran.
“Loh Kak Kelvin sendirian tumben? Bang Ariq sama Gefa kemana?”
Kelvin menoleh, “mereka lagi sibuk dek.” Tawa Kelvin.
“Ah iya, sekarang mereka jarang kumpul, mereka kayak lupain Killa deh.” Sedih Killa, “tadi juga di sekolah Killa jarang banget ketemu bang Ariq, apalagi Bang Jason sok sibuk.”
“Ya enggak lah mana mungkin mereka lupa sama kamu, Ariq lagi rapat gantiin Zacky di SMA lain jadi pulang malem, kalo si Gefa lagi kumpul sama temen barunya.” Jelas Kelvin.
Killa mengangguk, lalu tatapannya tengah menyelidiki Kelvin, kedua tangannya berkacak di pinggangnya. “Terus kenapa kakak disini? Bukannya Kak Kelvin juga anggota OSIS ya? Kenapa santai banget kelihatannya? Kalian tuh ya bentar lagi kelas dua belas, gak boleh keluyuran gitu harus belajar jangan kayak si Jason tuh sukanya keluyuran terus.” Sindir Killa seraya matanya melirik pada kakaknya yang baru pulang.
Merasa terpanggil, Jason mendekati adik kesayangannya itu lalu memeluknya dengan erat. “Adek ku Killa yang cantik kamu wangi banget sih.” Ucapnya seraya mengendus – endus leher adiknya.
Killa berontak, “Ish abang lepasin, lo belum mandi bau keringat tau.” Ucapnya seraya mendorong kuat Jason lalu memukul badan kakaknya, “nanti gue harus mandi lagi ish.”
Kelvin melihat pertengkaran kedua adik – kakak itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, “Astaga, mereka ribut terus.”
“Aww, lo kuat banget dek. Shhh.” Ringis Jason kesakitan saat Killa meninju dadanya.
Killa mendengus melihat Jason, “ iyalah kemarin gue diajakin latihan tinju sama bang Ariq.” Bangga Killa.
“Ck, dasar anak yang satu itu emang minta di hajar beneran.” Gerutu Jason.
Jason melirik Kelvin yang sedang duduk di kursi, “loh lo kapan kesini Vin?” Tanya Jason pada Kelvin.
“Sebelum lo dateng gue udah di sini Son, mungkin gue terlalu gede jadi gak keliatan.” Sinis Kelvin pada Jason.
“Elah, canda doang gue.” Kekeh Jason.
“Tau ih, Kak Kelvin sensian sekarang ya.” Sahut Killa seraya menoel – noel perut rata milik Kelvin.
“Hati – hati sama dia Vin, kalo udah nyentuh kayak gitu palingan bentar lagi juga diraba – raba.” Ujar Jason seraya melirik ke arah tangan Killa yang berada di atas perut Kelvin.
“Eh, nakal banget ya tangannya.” Kekeh Killa seraya memasukkan tangannya ke dalam saku celana.
Jason mengangguk, lalu mengajak Kelvin ke kamarnya, “ya udah langsung ke atas aja Viin, lo langsung maen aja, gue mau mandi dulu.”
“Eits, gak bisa. Malam ini, Kak Kelvin mau ngajak gue jalan – jalan, bukan main bareng sama lo, wle.” Ledek Killa.
“Loh, abang kira Kelvin itu sukanya sama abang, eh tau nya sama lo ya.” Ucap Jason seraya mengerlingkan matanya.
“Eh?” Kikuk Killa sedikit canggung, “Kak Kelvin suka sama Sivi?” Tanya Killa hati – hati.
“Gak usah di dengerin omongan si Jason dek, lo kan Cuma milik Zacky that’s right?”
Killa mengangguk mantap, “Right.” Lalu tertawa.
“Drama apa lagi Ya Tuhan.” Gumam Jason seraya pergi meninggalkan Killa dan Kelvin.
“Hahaha, ambekan dia.” Tawa Killa, seraya berjalan ke arah dapur.
“Lo mau ngapain dek?” Tanya Kelvin.
“Gue mau sarapan dulu Kak, abis itu keluar kan?” Tanya Killa.
“Sarapan apaan, masih malem ini.” Ledek Kelvin.
“Eh iya ya? Kok aku ngerasa udah pagi ya.” Cengir Killa.
“Nah itu, makanya kamu gak boleh tidur setelah adzan Ashar itu bisa memudarkan ingatan kamu, terus nanti kamu kayak orang linglung juga.”
“Baik pak Ustadz, saya gak akan tidur sore lagi. Kalau begitu apakah Anda bisa menunggu saya di sana? Saya perlu mengisi perut dulu.” Pinta Killa.
“Saya paling tidak suka dibuat menunggu, tapi jika ini semua untuk kamu saya akan lakukan itu.” Sahut Kelvin malam membalas lelucon dari Killa.
Hal itu membuat Killa tertawa saat mendengar Kelvin berbicara formal padanya, “hahaha Kak Kelvin lucu banget kalo lagi ngomong gitu.” Kekeh Killa sembari menepuk – nepuk kedua pippi Kelvin.
Wajah Kelvin memerah mendengarnya sehingga dia langsung memalingkan wajahnya, lalu menarik tangan Killa.
“Kita makan di luar aja yuk, sekalian keluar.” Ajak Kelvin dibalas anggukan Killa.
“Karena Kak Kelvin yang ngajakin Sivi makan di luar, berarti Killa gak perlu bawa dompet kan?” Cengir Killa menampilkan gigi kelincinya yang mampu membuat semua lelaki takluk saat melihat senyumnya.
“Ck, iya nanti Kakak tanggung semua deh.” Ujar Kelvin, “sekalian ajak kamu ke time Zone, udah lama kita gak main.”
“Yeay!” Seru Killa girang seraya memeluk Kelvin.
Kelvin tersenyum senang saat melihat Killa tertawa karenanya, “Udah lo ganti baju dulu dek, masa mau pake celana pendek, lagi dingin di luar.”
“Oke Kak, gue ke atas dulu.” Pergi Killa meninggalkan Kelvin di ruang tengah.
Di dalam kamar Killa tanpa sengaja Jason melihat adiknya sedang berdiri di hadapan cermin, “lo mau pengajian atau jalan – jalan dek?” Kekeh Killa.
“Gue mau jalan – jalan lah, kata Kak Kelvin di luar dingin jadi gue pake baju gamis panjang punya mama deh.”
“Astaga, punya adek kok gini amat sih.” Tepuk Jason pada dahinya.
“Ganti dek, ngapain pake baju mama sih. Lo kan punya banyak baju yang suka dibeliin Kelvin, Ariq, sama Gefa nah pake dah tu.” Titah Jason pada adiknya.
Killa pun mendelik kesal, “Tau gue juga bang, ini Cuma nyobain doang baju si mama. Abisnya kenapa ada di lemari gue sih.”
Jason menggeleng pasrah, “ terserah kamu aja dek.”
“Udah sana gue mau ganti baju bang.” Usir Killa.
Killa sudah beres berganti pakaian, dia turun menghampiri Kelvin. “Ayo bang.” Ajaknya seraya menarik tangan Kelvin. Akhirnya mereka masuk ke dalam mobil, dan memutuskan untuk pergi makan.