bc

I'm Not Kayla

book_age18+
507
IKUTI
1.3K
BACA
HE
confident
student
sweet
bxg
game player
highschool
school
love at the first sight
like
intro-logo
Uraian

“I am Killa not Kayla, aku dan dia sangatlah berbeda meski lahir dari satu rahim yang sama di waktu dan tempat yang sama. Hanya karena ada salah satu miliknya yang tertanam di dalam tubuhku, tetap saja aku dan dia tidak sama.” – Killa

“Perlahan tanpa kamu sadari cara pandangku padamu sudah berbeda, hanya ada kamu dalam mataku tanpa ada dia yang selalu membuatku buta.” – Zacky

chap-preview
Pratinjau gratis
Killa
“Killa berangkat ma!” Seru gadis dengan seragam putih abu yang dia kenakan. “Iya sayang, hati – hati.” Sahut seseorang dari dalam rumah. “Kok Papa sih? Mama mana?” Tanya gadis bernama Killa itu saat melihat sosok lelaki paruh baya berjalan menghampirinya. Lelaki yang dipanggil papa itu pun terkekeh, “mama kamu udah ke kamar.” Cengirnya. “Ish papa, ngapain sih mama pagi – pagi ke kamar.” Gerutu Killa memandang papanya penuh curiga. “Kamar kamu heh.” Ujar Bram papa Killa sembari mengacak rambut anaknya, “udah sana berangkat, nanti kesiangan loh.” Lanjutnya. “Eh tunggu, kamu ngapain pake kaca mata gede kayak gitu?” Tanya Bram, “itu rok nya enggak gaya banget sih masa kepanjangan, bajunya juga kegedean. Kok gaya kamu jadi gini sih sayang?” Tanyanya. “Gak papa pa.” Cengir Killa, “nyoba aja hari ini pake ini.” Kekehnya. “Kamu ini, ada – ada aja.” Geleng Bram, “udah sana Mang Toni udah nunggu dari tadi.” Killa mendengus kesal, “besok – besok mending berangkat sendiri aja, atau dianterin papa.” Rengutnya kesal, “Killa gak mau diantar jemput Mang Toni.” Lanjutnya. “Iya – iya, besok sama papa aja sekalian kerja. Hari ini papa mau libur dulu.” kekeh Bram sembari membukakan pintu mobil, “awas, hati – hati.” Gumamnya menaruh tangannya di di atas kepala Killa agar tidak terantuk atap mobil. “Ya udah Killa berangkat dulu.” Teriaknya sembari melambaikan tangannya ke arah Bram, “jalan pak!” Titahnya langsung terdengar dingin. Tak lama kemudian Killa sampai di sekolahnya, dia menatap ke arah gerbang penuh keterkejutan. ‘Relax Kil, lo bisa.’ Batin Killa menyemangati dirinya sendiri. Killa terlihat seperti anak baru yang sangat angkuh, kepalanya sedikit mengangkat ke atas, kini seluruh perhatian tertuju kepadanya. ‘Aish salah banget ya gue pake seragam culun gini, kan jadi mencolok banget.’ Gerutunya dalam hati. “OI!” Seru seseorang mengagetkan Killa. “Eh anjir!” Latah Killa langsung menutup mulutnya, “eh sorry.” Gumamnya. Orang yang mengagetkan Killa pun hanya terkekeh pelan, “murid baru ya?” Tanya orang itu, “gue Vianka.” Serunya menyodorkan tangannya ke arah Killa. Awalnya Killa ragu, namun dia melihat gadis di depannya tersenyum akhirnya dia pun meraihnya. “Gu – gue Killa.” Ujar Killa sengaja dibuat gugup. “YA VIANKA TUNGGUIN!” teriak seorang gadis lain kepada Vianka yang langsung membuat Killa menatapnya, “berisik lo Velsa, masih pagi.” Ketus Vianka. “Eh, siapa nih?” Tanya Velsa teman Vianka, “ini beneran cupu gak?” Tanyanya langsung mendapat sikutan dari Vianka. “Ck, si Velsa asal celetuk aja.” Sambung dua gadis yang baru datang, “bener.” Ujar salah satunya kembali. Vianka menatap Killa yang sepertinya kebingungan, “Kill, kenalin mereka sahabat gue.” Ujar Vianka menunjuk ketiga gadis di depannya, “Dia Velsa yang tadi teriak – teriak gak jelas, ini yang di samping gue Vivi, dan gue sendiri Lexia.” Jelas Lexia memotong ucapan Vianka. Killa mengangguk, “gue Killa.” Ucapnya. “Hai!” Seru Velsa melambaikan tangannya kepada Killa, “semoga kita bisa temenan ya.” Lanjutnya yang hanya dibalas anggukan dari Killa. - “Kill, lo ikut kita aja.” Ajak Velsa. “Ke?” Tanya Killa seraya berjalan keluar kelas bersama Velsa dan yang lain. “Baris di barisan belakang aja nanti pas upacara.” Ujar Velsa. “Gimana?” Tanya Vivi. “Enggak ah, gue udah terbiasa di depan.” Jawab Killa. “Serius?” Kaget Velsa langsung mendapat anggukan dari Killa. “Ya udah, pokoknya kalo udah gak nyaman lo bisa minta tolong sama gue.” Ujar Vivi. “Hm.” Dehem Killa. “Lo duluan aja kalo gitu, gue sama Velsa mau nungguin Vianka sama Lexia.” Ujar Vivi. “Oh, oke.” Angguk Killa, “sampe ketemu di lapangan.” Lanjutnya. “Yup.” Angguk Velsa. Sesampainya Killa di lapangan, dia terkejut melihat barisannya saling berhadapan meski jaraknya jauh dan terhalang tiang bendera. “Gue kira enggak gini.” Gumam Killa terus berjalan mencari barisan kelasnya. “Lo Killa kan?” Tanya seorang gadis yang Killa yakini teman kelasnya, “eh iya.” Angguk Killa. “Kelas kita baris di sini, jadi lo mau dibarisan ke berapa?” Tanya gadis itu. “Lo sendirian di depan?” Tanya Killa. “Iya.” Angguk gadis itu, “biasanya nanti ada Vianka yang baris sama gue.” Ujarnya. Killa mengangguk paham, “kalo gitu gue di sini aja ya, soalnya Vianka belum ke sini. Lagian dia pasangannya nanti sama Lexia.” Tutur Killa membuat gadis itu tersentak kaget. “Lo serius mau di sini?” “Iya.” Angguk Killa. “Tapi seragam lo mencolok banget.” Ujar gadis itu takut menyinggung Killa, “gak papa.” Sahut Killa tersenyum sembari membenarkan letak topinya. “Oh oke deh.” Angguk gadis itu. Tak lama kemudian upacara di mulai, Killa mulai memperhatikan petugas upacara. Sampai matanya tertuju pada barisan di sebrangnya, barisan kakak kelasnya yang saat ini tengah memperhatikannya. “Hei.” Sapa Vianka pelan sembari menoel lengan Killa. “Eh, kok jadi lo?” Tanya Killa kaget. “”Kristal pindah ke belakang.” Ujar Vianka. “Oh namanya Kristal.” Angguk Killa. “Lo ikut gue yuk ke belakang.” Ajak Vianka. “Gak ah, gue di sini aja.” Tolak Killa. “Gue yakin lo udah sadar, kalo dari tadi barisan di sebrang sana pada lihatin lo.” Ujar Vianka. “Masa sih?” Tanya Killa, “enggak ah, mereka lihatin petugas upacara.” Ujarnya. “Noh, lihat.” Ujar Vianka menunjuk ke barisan kakak kelas yang tengah memperhatikan mereka. ‘DEG’ “Ngapain mereka kompak banget lihatin ke sini?” Tanya Killa dengan suara bergetar. “Karena cuman lo, anak baru yang berani baris di paling depan.” Jawab Vianka terkekeh geli yang semakin membuat Killa menegang. Vianka tersenyum miris saat menyadari perubahan raut wajah temannya itu, “udah ikut gue ke belakang.” Ujarnya memapah Killa yang tubuhnya sangat bergetar panik. “Gue tahu lo sakit, jadi gak usah maksain buat nutupin.” Bisik Vianka membuat Killa menatapnya penuh tanya. “Gue bilang juga apa Kill, di sini sama kita.” Ujar Velsa langsung menyeka keringat Killa menggunakan tisu. “Ka – kalian tahu?” Tanya Killa menatap Velsa, Vivi, Lexia dan Kristal bergantian.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Head Over Heels

read
16.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
287.0K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.8K
bc

DENTA

read
18.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
202.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook