Pria tampan yang tiba-tiba muncul memegang tangan Budi, suaranya dingin, tanpa keraguan, "Memukul seseorang sesuka hati, Tuan, tolong tenang!"
Orang asing tiba-tiba muncul dan meraih tangannya dengan kekuatan besar. Budi merintih kesakitan, dia melotot marah pada Lukas yang tiba-tiba muncul, "Apa urusanmu jika aku mengajari putriku?"
Lukas melepaskan tangan Budi dan menarik Sheila yang terkejut di depannya.
Suaranya dingin, "Tentu saja bukan urusanku jika kamu mengajari putrimu pelajaran, tapi Tuan Budi, kamu adalah orang yang terhormat, apa kamu tidak takut menjadi berita utama ketika kamu membuat kekacauan besar di keramaian? "
Kalimat itu membuat Budi bereaksi, dia tak berpikir dulu sebelum bertindak.
Orang-orang berlalu-lalang, jika seseorang dengan motif tersembunyi menyebarkan kejadian hari ini, apakah dia masih ingin menjadi manusia?
Budi berpikir sebagian besar amarahnya telah hilang, melirik Linda dan Krisna dengan tatapan tidak senang.
Pada akhirnya dua orang inilah yang memprovokasinya, bahkan jika Sheila menjauh, mereka juga takkan berhenti menanyai Sheila di depan publik.
Merasa tidak nyaman, karena identitas Budi jadi dia tak banyak bicara, melirik ke arah Sheila, "Kembalilah dan selesaikan urusanmu."
Setelah berkata seperti itu Budi melangkah masuk Apartemen Pluit, tatapan bingung Budi menyelimuti Linda.
Bagaimanapun Budi dan Sheila sudah menjalin hubungan ayah-anak selama lebih dari 20 tahun, jika Budi tahu itu adalah kesalahannya, dia takkan bisa memaafkan dirinya sendiri bukan?
Dia memelototi pria yang datang tiba-tiba mengacaukan situasi, pria itu juga menatapnya, sepasang mata menawan dipenuhi aura dingin.
Linda bergidik dan mengulurkan tangan untuk meraih tangan Krisna, "Krisna, kita masuk juga 'kan?"
Ke mana lagi Krisna akan pergi, pria tinggi dan menawan ini tiba-tiba muncul, auranya sangat kuat, apa hubungannya dengan Sheila?
Melihat Sheila dilindungi dalam pelukan Lukas, Krisna merasa kebingungan, Budi takut kehilangan muka tapi tidak dengannya, dia menatap dingin ke arah Lukas, "Siapa kau? Kenapa tiba-tiba ikut campur?"
“Kenapa aku harus memberitahumu?” Lukas juga memandang dingin, entah kenapa Krisna merasa bergidik saat menatap mata Lukas.
Apa-apaan, dia juga manusia, kenapa dirinya gemetar saat menatap mata pria di depannya ini, membuatnya ketakutan?
Dia tidak paham, melihat pria tampan menggenggam tangan Sheila, "Ayo kita pergi!"
Sheila tidak menolak lalu ditarik oleh pria tampan itu, melihat kedua tangan yang terkepal, nampak amarah di mata Krisna.
"Memalukan! Bagaimana dia bisa begitu memalukan?"
Melihat Krisna sangat marah, Linda merasa tidak nyaman, Krisna yang begitu marah masih memiliki perasaan dengan Sheila.
Kebencian melintas di matanya: "Dia berani meminta bukti di hadapannya, dekat dengan pria lain, bukankah itu bukti yang kuat?"
Krisna yang mendengar Linda menyulut keributan, menjadi semakin kesal, kejadian di depannya itu sudah cukup menjadi bukti bukan?
Pria aneh yang tiba-tiba muncul itu lebih tinggi, lebih tampan, dan lebih temperamental, Krisna tanpa sadar merasa malu pada dirinya sendiri
Dia meyakinkan dirinya sendiri, bahwa pria itu mungkin hanya memiliki wajah yang lebih tampan, bantal bordir, terlihat bagus dari luar yang dipenuhi kantong jerami di dalamnya, mungkin orang miskin.
Krisna menjadi lebih baik saat memikirkannya, tapi kemudian, dia melihat pria yang mengendarai Maybach sambil membantu Sheila masuk.
Krisna melotot, seakan dia baru saja kena tipu.