Amarah Krisna sudah tak dapat tertahan lagi, matanya melotot: "Aku tak dipaksa oleh kamu, Sheila jika kamu tidak malu berselingkuh dengan pria lain, melakukan hal-hal yang memalukan, apa aku bisa berempati?"
“Aku berselingkuh dengan pria lain? " Sheila menatap Linda yang sedang menonton perselisihan seru di sebelahnya, tatapan dingin terlintas dari matanya.
Kemarin Linda berkata kalau dirinyalah yang memfitnahnya di depan Krisna, hal itu membuat Krisna percaya dia sudah tak perawan.
Orang macam apa dia yang membuat hati Krisna bimbang? Hanya mengandalkan provokasi dari Linda dia meragukan dirinya, apakah dia masih manusia?
Sheila berkecil hati dan mengabaikan pasangan b******n ini, tapi Krisna bersikeras mengintimidasi.
Dia menatap Krisna dingin, "Apa kamu melihatku berselingkuh dengan pria lain dengan mata kepalamu sendiri atau kamu mendengar rumor?"
“Tentu saja itu bukan rumor, aku punya bukti!” Krisna langsung menjawab.
"Benarkah? Mana buktinya? Tunjukkan!"
Dia bertanya dengan percaya diri untuk ditunjukkan bukti, Krisna bahkan lebih marah, melihat ke arah Linda, "Linda, tunjukkan bukti aborsinya!"
Linda hanya ingin mempermalukan dan memprovokasi Sheila, tetapi tidak berharap terlibat dalam hal ini.
Semua bukti aborsi dipalsukan, hanya untuk menipu dan membuat marah Krisna, jika Sheila dan Krisna serius untuk menyelidiki, kebenaran akan terungkap.
Linda sedikit gugup memikirkan hal itu: "Anu....ini tempat umum, jika seseorang dengan motivasi tersembunyi mengetahuinya, bisa jadi reputasi Sheila rusak."
“Aku sendiri tahu apakah reputasiku ini buruk atau tidak, jika kamu tak merasa repot bisa langsung tunjukkan buktinya bukan?” Sheila mencibir.
"Karena dia tidak mau, kenapa kau masih begitu peduli? Lemparkan bukti itu ke wajahnya, aku akan lihat apa yang akan dikatakannya."
Krisna juga jengkel, di matanya Sheila sudah tak bisa mengelak.
Linda enggan menunjukkan bukti, "Aku sudah menghancurkan barang bukti itu demi reputasi Sheila."
Jika Linda memikirkan reputasi Sheila, mana mungkin dia merayu Krisna.
"Kalau kamu memang memikirkanku, mana mungkin kamu tanpa malu seks dengan Krisna? Alasan sebenarnya kamu mau memfitnahku di depan Krisna agar kamu bisa memanfaatkannya bukan?"
Pertanyaan Sheila membuat Linda terdiam beberapa saat, Sheila tertawa menghina, "Jadi apa sebenarnya yang kamu sebut sebagai bukti? Apa tidak ada bukti atau bukti itu ternyata palsu?"
“Ada apa denganmu Linda?” Krisna merasa aneh saat melihat sikap Linda.
Wajah panik Linda muncul, di mengigit bibirnya, tidak mungkin semua yang dia rencanakan begitu matang akan hancur sekarang bukan?
Saat dirinya masih cemas, sebuah suara tiba-tiba datang, "Apa yang kamu lakukan di sini?"
Melihat Budi keluar dari mobil maka Linda langsung punya ide, dia pergi menyambutnya: "Ayah! Krisna dan aku datang untuk menemuimu, kebetulan bertemu Sheila."
“Kenapa tidak naik kalau mau menemuiku?" Budi mengerutkan kening.
"Aku akan naik, tapi karena Sheila jadi tertunda! Ayah, Sheila...dia tidak begitu mencintai dirinya sendiri, dia berkencan dengan pria lain!"
Sheila tidak menyangka Linda memfitnah dirinya sendiri secara terang-terangan, dia gemetar karena marah, "Dia membual! Aku tidak melakukan hal seperti itu!"
"Aku tidak membual, Krisna juga melihatnya, Sheila turun dari mobil Aldo, dia pasti berselingkuh dengan Aldo! Betul tidak Krisna?"
Linda terlalu pandai menilai situasi, jadi dia segera menarik Krisna. Tentu saja Krisna tidak akan membela Sheila, segera menanggapi:
"Sheila memang turun dari mobil Aldo, Linda dan aku bertanya apakah dia berselingkuh dengan Aldo, dia tidak mengakuinya, paman, aku curiga ini ulah Aldo sehingga kita diusir dari Hotel Makmur semalam."
“Kamu anak perempuan durhaka! Apa kamu mencoba mempermalukan Keluarga Santoso?" Budi begitu marah.
Anak perempuan tertua Keluarga Santoso menjadi nyonya dari Aldo, bahkan membuat Aldo mempermalukannya, sangat keterlaluan!
Budi, yang terbakar amarah mengangkat tangannya hendak menampar wajah Sheila, tepat saat tangannya hendak mendarat di wajah Sheila, sebuah tangan tiba-tiba terulur untuk menahan tangan Budi.