“Ryu Sunjae ... Ryu Shioh ... kebetulan sekali ...”
Seorang pria tengah menatap cermin di kamar mandi yang menampilkan wajahnya sendiri.
Atau bukan.
Wajah dan tubuh ini memang sangat mirip seperti miliknya, tapi bukan wajahnya. Raga ini bukan milik Ryu Shioh, nama dari seseorang yang menghuni raga milik seorang bernama Ryu Sunjae.
Cukup rumit, kan?
Ryu Shioh saat ini sudah menyadari jika dirinya memang berada di tubuh orang lain yang sangat mirip dengannya bahkan dengan marga yang sama dengannya. Begitu dirinya masuk ke dalam kamar mandi dan melihat pantulan dirinya dalam cermin, Shioh bisa melihat perbedaan dari detail antara wajahnya dan wajah Ryu Sunjae.
Wajahnya tirus tidak seperti wajah Sunjae, bahkan cara mereka tersenyum pun berbeda. Shioh melihat jika Sunjae adalah pribadi yang ceria dan hidup di lingkungan yang baik, tidak sepertinya. Dari tinggi tubuh Shioh pikir tidak ada perbedaan, tapi jelas Shioh dapat merasakan kalau tubuh Sunjae kekar namun bukan seperti tubuhnya yang keras dan penuh luka.
Shioh membuka baju rumah sakit dan melihat tubuhnya di cermin yang sangat mulus.
“Tentu saja karena profesinya adalah seorang selebriti,” gumamnya tersenyum.
Shioh tiba-tiba termenung mengingat tubuhnya yang penuh luka dan bahkan menjadi kebal akan efek dari narkooba yang dia ciptakan. Kini semua itu sudah tidak ada, tapi ini karena dirinya yang masuk ke dalam raga orang lain.
Masih jelas dalam ingatan Shioh kalau dirinya mati dengan cara menembak dirinya sendiri. Memori lain yang amat dia ingat adalah ketika dia begitu kesepian saat menjemput ajalnya sendiri.
Tidak ada orang yang dia percayai.
Tidak ada sahabat yang dia miliki.
Dan ... tidak ada teman baru yang dia sayangi karena temannya itu mengkhianatinya.
Satu tetes air mata Shioh turun, namun belum sampai membasahi pipinya, dia langsung mengusapnya dengan kasar. Menelan ludahnya sebab tenggorokannya amat kering saat mengingat lagi semua yang sudah dia lalui.
“Mereka semua pada akhirnya pergi meninggalkanku ...” gumamnya dingin serta raut wajahnya yang menyiratkan kemarahan.
Namun sorot matanya berkata lain, Shioh pada kenyataannya kesepian dan sedih ketika hidupnya tidak berarti apa-apa. Shioh adalah seorang antagonis yang patut untuk mati dalam kepedihan sebagai balasan atas apa yang dia lakukan.
Tapi bagaimana dengan semua orang yang sudah menelantarkan, meninggalkan dan membuatnya menjadi jahat seperti ini?
Adakah karma untuk mereka?
Kini Shioh penasaran, di dimensi asalnya ... siapa yang datang ke persemayamannya, mengurus pemakamannya dan menangis untuknya. Atau itu adalah harapan yang terlalu tinggi untuk dia gapai?
Mungkin justru tidak ada yang melakukan itu untuknya, iya kan?
Hal ini yang membuat Shioh merasa iri kepada Sunjae.
Satu jam yang lalu Shioh melihat betapa kacaunya situasi di kamar rawatnya saat semua orang mengira Sunjae hilang ingatan. Karena Shioh terus mengatakan tidak mengenali siapa pun, bahkan kepada ayah Sunjae, maka Inhyuk memanggil dokter untuk memeriksanya.
Shioh yang saat itu juga masih sangat bingung dengan keadaan yang sedang dia alami, pun diam saja dan terus mempertahankan kalau dia tidak mengenali siapa pun. Akhirnya dia diminta untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut yang disetujui oleh ayah Sunjae sebagai wali.
“Bertahanlah, Nak ... kau akan baik-baik saja,” ujar ayah Sunjae sembari mengusap pundak putranya.
Usapan yang terasa begitu hangat dan tulus, apalagi ketika melihat ekspresi khawatir ayah Sunjae yang bagi Shioh itu mampu membuatnya terdiam. Dia tidak menolak untuk melakukan pemeriksaan walau jelas hasilnya akan mengatakan bahwa Sunjae hilang ingatan, sebab bukan Sunjae yang ada di dalam tubuh ini.
Melainkan pria yang mirip dengannya.
Selain ayah Sunjae, Shioh juga bisa melihat ada sahabat, manajer, dan seorang perempuan yang sama khawatirnya. Perempuan ini Shioh ketahui bernama Imsol, yang kata Dongseok adalah wanita yang dia sukai dan merupakan penulis naskah dari film yang sedang mulai Sunjae garap.
Shioh mampu melihat tatapan sedih tapi juga lebih dari persaan itu ... seperti perasaan hancur yang membuat sosok Imsol tampak sangat rapuh.
Usai melakukan pemeriksaan menyeluruh, dokter masih belum bisa menemukan apa penyebab Sunjae tidak mengenali siapa pun yang ada di sekitarnya bahkan pada dirinya sendiri. Sehingga kesimpulan sementara adalah Sunjae memang kehilangan ingatannya karena kecelakaan yang memang membuat kepalanya sempat terluka cukup parah.
Hanya saja, setelah kembali dari kematian, luka itu juga jadi membaik.
Bagaimana carannya aku memberitahu mereka kalau aku bukan Sunjae. Batin Shioh.
Semua orang tampak sedih tapi mereka berusaha tegar yang Shioh pikir mereka tidak ingin memperlihatan itu kepada Sunjae. Ayah Sunjae menjadi yang paling pertama tersenyum dan mengatakan jika dunia tidak akan berhenti meski anaknya kehilangan ingatan.
Karena sudah cukup bagi pria paruh baya ini untuk melihat putranya hidup kembali dan bisa bersamanya.
Entah itu butuh waktu 100 tahun untuk mengembalikan ingatan Sunjae ... tidak masalah.
“Kita akan pelan-pelan mengingatnya. Jangan khawatir, ayah akan selalu mendampingimu,” ujar ayah Sunjae yang membuat Shioh yang berada di tubuh Sunjae meremas tangannya begitu erat.
Ayah ...
Mengucapkan kata itu dalam hati saja sudah mampu membuat Shioh ingin menangis.
Dia juga memiliki seorang ayah ... tapi ayahnya tidak mengenalinya.
Karena lelah, Sunjae meminta untuk istirahat dan ditinggalkan sendirian. Mulanya semua orang tidak setuju karena tidak ingin Sunjae melakukan hal yang tidak-tidak. Tapi Shioh berhasil meyakinkan kerabat Sunjae agar tidak khawatir.
Begitu terdengar suara pintu tertutup, Shioh yang tadinya pura-pura tertidur pun membuka kelopak matanya lagi.
“Ryu Sunjae ... dia memiliki segalanya yang tidak aku miliki ...” gumamnya lirih.
Tidak mau larut dalam emosinya, Shioh kemudian mencari tahu lebih banyak tentang apa yang dia alami melalui ponsel milik Sunjae. Dia mencoba seluruh sidik jari Sunjae untuk membuka ponsel berwarna hitam ini.
Mulai dari profil, artikel, dan hal kecil lainnya Shioh baca untuk mengetahui siapa Sunjae. Shioh mulai berpikir kenapa dia tidak pernah tahu atau bertemu dengan Sunjae yang merupakan artis terkenal. Wajah mereka mirip jadi jelas orang-orang akan mengenali mereka dan bisa saja mengira kembar.
Marga mereka pun sama.
Tapi Shioh semakin memperlebar dugaannya dengan megambil kemungkinan kalau dirinya terlempar ke masa depan atau bereinkarnasi atau mungkin juga berada dalam dimensi lain. Dunia tempatnya tinggal memungkinkan seseorang punya kekuatan super walau kemudian itu disembunyikan agar tidak meluas dan diketahui orang banyak.
Jadi jika dirinya mengalami ketiga kemungkinan itu, maka sudah pasti bisa.
Karena dia hidup di tahun 2022 dan Sunjae di 2023, tidak mungkin Shioh berada di masa depan.
Bereinkarnasi pun tidak mungkin karena dia masuk ke dalam raga Sunjae yang sudah dewasa.
Maka peluang paling besar adalah, dia masuk ke dalam dimensi lain.
Kembali ke dalam Shioh yang berada di kamar mandi. Dia masih menatap cermin sembari mengancingkan kembali baju seragam rumah sakit.
“Sunjae ... apa yang membuatku bisa masuk ke dalam dimensi ini dan masuk ke dalam tubuhmu?”
Wajahnya yang sudah tidak setirus sebelumnya membuat ekspresinya juga berbeda.
Shioh penasaran kemana perginya sunjae yg asli bila dirinya masuk ke dalam raganya seperti ini. Apakah benar sunjae mati sehingga dia masuk seperti ini?
Tapi Shioh juga mati di dunia asalnya berada.
Bagaimana bisa? Faktor apa yg membuatnya masuk ke dalam raga sunjae?
TBC