6. Berpisah

1130 Kata
Setelah cairan infusnya habis, Imsol kemudian diizinkan pulang oleh dokter karena dia memang cuma kelelahan dan kemarin istirahat sehari sudah membuatnya lebih baik. Tapi untuk mentalnya jelas tidak baik-baik saja. Dia bimbang ingin melihat Sunjae lagi atau tidak sebelum kembali. Kondisi Sunjae yang dinyatakan hilang ingatan membuatnya lega, tapi juga sedih. Lega karena Sunjae tidak akan ingat memori soal dirinya dan sedih sebab Sunjae harus mengalami ini untuk ke dua kalinya. Mereset ulang segalanya tentang mereka berdua walau untuk yang sekarang hanya Sunjae yang tidak ingat apa pun. “Sudah bagus kalau Sunjae tidak ingat semuanya ... ini sama seperti sebelumnya,” gumam Imsol seraya mengusap air matanya yang jatuh. Dia berusaha tegar menghadapi kenyataan dirinya yang sekali lagi dilupakan oleh pria yang dia cintai demi kebaikan mereka berdua. Namun kelegaan itu tidak sempurna karena Imsol masih harus menemukan supir taksi yang menjadi dalang semua nasib buruk mereka berdua. Dia tadi menghubungi Taesung, tapi temannya itu bilang kalau info yang didapat hanyalah pakaian yang digunakan oleh pelaku. Sepertinya pelaku cukup cerdik untuk menyembunyikan dirinya dengan mengganti pakaiannya dulu sebelum melanjutkan rencana kaburnya. Ibu Imsol sudah lebih dulu pulang karena harus menjaga nenek. Imsol yang merasa sudah baikan pun meyakinkan pada ibunya kalau dia bisa pulang sendiri ke rumah. “Kamu yakin akan pulang sendirian?” tanya ibu Imsol. “Iya, eomma ... mungkin butuh dua jam lagi untuk menghabiskan infus ini, sebaiknya eomma pulang dulu,” jawab Imsol membujuk. Saat keluar dari kamar rawatnya, tanpa sadar langkah kaki Imsol menuju tempat Sunjae berada. Terlihat di sana tidak ada ayah Sunjae atau manajernya, tapi ada Inhyuk yang sedang duduk di kursi tunggu sedang memainkan ponselnya. Imsol tidak berniat untuk berjalan lebih dekat lagi, tapi ternyata Inhyuk menyadari keberadaannya. “Bukankah kau Produser Im?” tanya Inhyuk. Dia baru pertama kalinya bertemu dengan Imsol kemarin secara langsung. Dongseok juga mengkonfirmasi kalau Imsol adalah wanita yang sudah membuat Sunjae jatuh cinta akhir-akhir ini. Maka ketika melihat Imsol, dia menyapanya lebih dulu. “Nde ... anyeonghaseyo,” jawab Imsol lalu menyapa balik. Inhyuk kemudian melihat kalau Imsol sudah tidak memakai baju rumah sakit lagi. “Kau sudah akan pulang?” tanyanya. “Iya, sebentar lagi,” jawab Imsol dengan canggung. Lalu tiba-tiba di tengah suasana canggung ini Inhyuk menawarkan pada Imsol untuk menemui Sunjae. Biar bagaimana pun, dia tahu kalau ada keterikatan antara dua orang ini setelah melihat Imsol menangis karena Sunjae dinyatakan hilang ingatan. Jadi mungkin Imsol ingin melihat Sunjae lagi sebelum pulang ke rumah. “Ingin masuk dan bertemu Sunjae?” tawar Inhyuk. “Tapi dia sedang tidur sekarang setelah pemeriksaan lanjutan,” sambungnya. Imsol buru-buru menolak tawaran itu karena dia tidak ingin kejadian seperti kemarin. “Tidak perlu,” tolak Imsol langsung. Dia benar-benar membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh tapi Inhyuk menyusulnya dan mengatakan hal yang membuat Imsol bimbang. “Maaf sebelumnya ... tapi apa kamu tidak ingin melihat Sunjae dan memberinya semangat? Aku pikir dia akan menyukainya,” ujar Inhyuk. Bukan tanpa alasan Inhyuk melakukan ini, dia tidak ingin hubungan Imsol dan sahabatnya itu berakhir karena Sunjae hilang ingatan. Dari cerita Dongseok sendiri dia tahu Sunjae sampai rela tidak ingin dibayar demi bisa mendapatkan proyek dari naskah film yang ditulis oleh Imsol. * * * Karena Inhyuk tetap membujuknya, Imsol merasa tidak enak walau dia juga akhirnya harus mengingkari janjinya untuk tidak menemui Sunjae lagi. Imsol kini masuk ke ruang rawat Sunjae dan dia kali ini datang hanya untuk serius berpamitan walau Sunjae sedang tidur, tapi ternyata Sunjae justru terlihat sedang duduk di ranjang rumah sakit. Sepasang mata mereka bertemu kala itu dan membuat Imsol merasa segan untuk lebih mendekat lagi ke arah Sunjae. Sama seperti Imsol, Shioh atau seseorang yang datang dari dimensi lain dan masuk ke dalam tubuh Sunjae, juga merasa segan. “Bagaimana keadaanmu hari ini?” tanya Imsol. Shioh sejak 30 menit yang lalu sudah bangun dan memutuskan untuk duduk dan mencari tahu lebih banyak tentang dimensi yang dia tinggali sekarang. Dia sendiri sudah merasa lebih baik kecuali kakinya yang dinyatakan patah masih butuh penyembuhan lanjutan dengan terapi. “Lebih baik dari sebelumnya,” jawab Shioh. Imsol bisa merasakan nada bicara Sunjae yang berubah dan itu juga berada di luar kuasa Shioh yang sekarang mengisi raga Sunjae. Dia tahu perubahan ini membuat orang di sekitar Sunjae cukup terkejut. “Baguslah ... aku harap kau akan segera sembuh dan menjalani aktivitas seperti biasanya,” kata Imsol dengan senyum tulus di wajahnya. Namun karena Sunjae diam saja, Imsol jadi canggung dan senyum itu pun meredup. Niatnya untuk berpamitan pun Imsol utarakan dan dalam hatinya dia berjanji sekali lagi untuk tidak berkaitan dengan Sunjae untuk seterusnya. “Aku pamit dulu, maaf menganggagu waktumu,” ucap Imsol lalu sudah melangkah pergi hingga beberapa langkah lagi menuju pintu ruangan ini. “Bagaimana kalau aku selamanya tidak akan ingat siapa kamu karena aku bukan Sunjae,” cetus Shioh, menahan Imsol pergi. Langkah kaki Imsol terhenti dan menoleh ke arah Sunjae lagi. Tatapan mereka bertemu dan Imsol tidak mengerti apa maksud kalimat Sunjae barusan. “Nde?” Kenapa Sunjae menganggap dirinya bukan Sunjae? Batin Imsol. Meski masih tidak mengerti apa maksud Sunjae, Imsol kemudian mengatakan hal yang ingin dia sampaikan sebagai sebuah penegasan. Mungkin lebih baik berpamitan secara langsung dari pada diam-diam menghilang. “Tidak masalah kalau kau tidak akan mengingatku ... karena pada dasarnya pertemuan kita adalah sebauh kesalahan. Kau tidak perlu mengingatku dan lebih baik menjalani hidup seperti kita tidak pernah saling mengenal,” ujar Imsol panjang. Selama mengatakan itu, dadanya terasa semakin sesak seiring kata yang dia ucapkan. Matanya juga memerah karena menahan tangis. Namun selama Sunjae bisa hidup dengan baik dan tidak lagi menghadapi bahaya, Imsol akan menukarkan apapun yang dia miliki supaya hal itu bisa terjadi. Sekarang giliran Shioh yang tidak mengerti apa maksud kalimat Imsol. Tapi dia bisa merasakan jika ada makna yang dalam dari apa yang diucapkan wanita di hadapannya ini. Shioh juga tidak buta untuk melihat Imsol yang sedang berusahan menahan tangisannya. “Aku pamit dul—“ “Pertemuaan apa yang salah? Aku bilang aku bukan Sunjae,” potong Shioh. Sekali lagi Shioh mengungkapkan rahasia yang dia ketahui sendirian kalau dia bukan sunjae sebagai sebuah kode. Dia juga ingin melihat reaksi orang-orang kalau dia bilang seperti itu, dia akan memulainya dari Imsol. Tapi imsol tetap mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya. “Tidak masalah mau kau Sunjae atau bukan, aku bukan seseorang yang perlu kamu ingat,” ujar Imsol. Mereka berpisah saat itu usai Imsol mengatakan lebih tegas kalau dirinya bukan seseorang yang perlu diingat oleh Sunjae. Dan Shioh hanya menatap saja kepergian Imsol karena dia memang tidak merasa ada keterkaitan dengan wanita itu meski bagi Sunjae, Imsol adalah wanita yang Sunjae cintai. Hanya saja, Shioh bisa merasakan Imsol memang tidak ingin membalas persaan Sunjae, jadi dia tidak ingin bersikap baik tadi. TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN