“Aries merupakan rasi Zodiak pertama, yang mencakup 30 derajat pertama bujur langit. Di bawah zodiak tropis, Matahari transit di rasi ini umumnya antara 20 Maret sampai 20 April setiap tahunnya. Durasi waktu ini persis bulan pertama Kalender Persia.”
Angkasa menatap malas ke arah depan, ia sungguh tidak cocok belajar hal-hal seperti ini, bahkan Starlight School sendiri mengakui hal tersebut, buktinya saja ia ditaruh di kelas terbawah yaitu X-1, namanya saja 1 tapi nyatatnya ini termasuk kelas hina di Starlight School walaupun tidak semuanya berpikiran seperti itu, karena kelas X-1 termasuk kelas yang dipuja puja setelah kelas para Starzy. Kenapa bisa? Karena kelas 1 di setiap tingkatan dijuluki kelas para idola, selain isi kelas tersebut tampan dan cantik, mereka juga sangat pandai dalam bidang non-akademik yang membuat mereka cenderng ke bidang seni, sastra, dan olahraga.
Seperti itulah kisah kelas X-1 yang dijuluki kelas idola. Mereka bahkan terkadang lebih populer dibanding para Starzy, meskipun Starzy merupakan manusia yang medekati sempurna, tetapi keahlian bakat non-akademik anak kelas 1 tidak ada tandingannya. Bahkan orang tua mereka merupakan aktris, aktor, pelukis, pianis, hingga pemain golf terkenal, jadi itulah alasan mengapa mereka sangat mengantuk saat belajar di Starlight School, meskipun jam belaar mereka yang paling sedikit karena lebih sering turun ke lapangan.
“Kenapa kalian terlihat malas?” tanya Guru berkacamata yang sedang mengajar di depan kelas mereka.
“Oh aku lupa berada dimana, di kelas termalas, apa kalian ingin bermain teka-teki saja?”
Saat guru tersebut berkata teka-teki, itu membuat hampir seisi kelas mengalihkan pandangannya menatap guru yang sekarang sedang tersenyum ke arah mereka. Ya, meskipun mereka bodoh dalam akademik, tetapi itu tidak menutup kemungkinan bahwa mereka menggemari hal-hal yang cukup menguras otak dengan hal unik seperti teka-teki contohnya.
“Sepertinya kalian tertarik? Baiklah, bapak akan memberikan ceritanya secara perlahan, kalian harus memperhatikan detail dan kemungkinan cerita yang akan terjadi setelahnya.”
“Lupus berusaha lari dari kejaran Sang Sagittarius pada saat Full Moon dan saat itu merupakan rasi Scorpio. Tetapi saat melewati Eridanus, Sagitta melesat dan tepat mengenai tubuh Lupus, dengan luka parah dan meninggalkan jejak darah Sang Eridanus pergi dengan tubuh tingginya.” Guru tersebut menghentikan perkataannya, ia melihat satu per satu dari murid yang sedang memperhatikan ia dengan sangat serius.
“Lalu, Sang Sagittarius yang berpikir bahwa buruannya berhasil dilumpuhkan memasang senyuman sumringah, dan setelah ia pergi ke tepian Eridanus ia hanya mendpati jejak kaki manusia yang penuh akan darah,”
“Dari sini kalian sudah dapat menyimpulkannya belum?” tanya Guru itu dengan memperhatikan muka penasaran dan bingung mereka.
“Bagaimana bisa seekor Lupus secara tiba-tiba berubah menjadi manusia? Itu hanya ada di cerita fantasi,” celetuk salah seorang Siswa.
“Emang arti Lupus apa?” tanya salah satu dari mereka.
“Serigala,” beberapa dari mereka mengangguk paham.
“Sepertinya yang dimaksud manusia serigala bukan?” Perkataan salah satu siswi membuat mereka melihat gurunya yang sedang berada di depan dengan pandanganya menuntut jawaban.
“Benar, tapi apa alasannya? Yang logis dong,”
Semuanya terdiam, kurang logis emang kalau tiba-tiba menjadi manusia Serigala dan mereka akhirnya meminta lanjutan cerita dari guru itu.
“Lanjutkan saja Pak Daniz,”
“Baiklah, dengarkan dengan baik-baik ya..”
“Sang Sagittarius mulai tersadar ketika cahaya sudah mulai menghilang dan tenyata ia sedang berada di 95 derajat Bujur Timur sampai 105 derajat Bujurt Timur dan 6 derajat Lintang Utara sampai 6 derajat Lintang Selatan.” Daniz menghentikan kembali perkatannya, ia semakin melihat reaksi yang membuat mereka berkerut bingung, apa maksud dari semuanya.
“Dengan pandangan yang mulai kabur dan tidak terlihat, Sang Sagittarius pergi dengan wajah yang ketakutan. Apa yang terjadi?”
“Bapak sudah memberi keseluruhan cerita dan seharusnya kalian dapat memberikan bapak jawaban yang logis. Silakan jawab.”
Seseorang dari mereka mengangkat tangan, ia merupakan seorang siswi pecinta sastra, bahkan ia menyukai semua genre dan sering membaca berbagai buku sejarah tentang mitologi yunani.
“Ya, silakan Nayla,” ujar Daniz memberi kesempatan untuk Nayla berbicara.
“Bukan mau jawab pak, boleh lihat internet nggak?” tanya Nayla yang membua seisi kelas tertawa renyah, padahal mereka sudah menunggu sosok jawaban dari Nayla.
“Boleh, silahkan saja.”
Mereka semua segera meraih ponsel pintar pada saku dan kantong mereka, semuanya mengetik dengan cepat dan bertanya-tanya pada sebelahnya apa saja potongan cerita yang disebutkan oleh pak daniz.
“Pak saya sudah dapat jawabannya!” seru Angkasa sembari mengangkat tangannya, semua mata langsung tertutju kepada Angkasa.
“Coba jelaskan, nama kamu angkasa bukan? Sudah seharusnya kamu memahami hal seperti itu mengingat nama kamu mencerminkan istilah berbagai potongan cerita yang sudah bapak berikan,”
“Disini memiliki banyak arti yang harus dipecahkan terlebih dahulu, seperti arti dari lupus yang merupakan serigala, sagitta yang merupakan panahan, dan sagittarius yang memiliki arti seorang pemanah...” Angkasa berhenti, ia terlihat berpikir untuk menyusun kata-kata yang mudah dimengaerti.
“Jadi kalau kita ubah cerita menjadi arti yang sebenarnya, intinya serigala ini berlari dikejar seorang pembunuh, tetapi saat ia mulai berada di eridanus yang memiliki arti sungai, seekor anak panah melesat ke arahnya dan membuatnya luka parah.”
“Rasi scorpio terjadi pada 23 oktober sampai 21 november yang merupakan musim hujan pada koordinat 95 derajat Bujur Timur sampai 105 derajat Bujurt Timur dan 6 derajat Lintang Utara sampai 6 derajat Lintang Selatan, dimana koordinat tersebut merupakan koordinat pulau di sebuah negara bernama Indonesia, dan pulau tersebut adalah pulau sumatera.”
“Jika musim hujan jarang sekali saat malam hari cuaca cerah tanpa ada awan apapun yang menutupi sinar bulan untuk menerangi bumi, jadi saat sang pemanah mengejar serigala yang sedang berusaha menyelamatkan diri kondisi saat itu berupa bulan purnama penuh tanpa ada awan yang menghalanginya, jadi ketika si serigala sudah sampai pada sebuah sungai saat itu kemungkinan bulan purnama tertutup awan yang membuat ia berubah menjadi manusia. Ketika panah melesat mengenai serigala, mungkin saja saat itu sebenarnya ia sudah berubah wujud kembali menjadi seorang manusia,”
“Hal itulah yang meninggalkan jejak darah berupa kaki manusia, dan yang menyebabkan si pemanah takut adalah karena manusia serigala cenderung berombongan dan lebih pintar dan buas dari serigala pada umumnya, ia takut itu menjadi boomerang bagi dirinya dan memutuskan untuk cepat-cepat pergi dari sana.”
Penjelasan Angkasa membuat seisi kelas menganga tidak percay, pemikiran yang sangay simpel tetapi bagaimana mungkin ia bisa merangkai semuanya hanya dalam beberapa menit? Murid terbaik peringkat 10 emang tidak bisa diragukan kecerdasannya.
“Tepat sekali penjelasan kamu! Bapak kasih nilai plus! Ayo beri angkasa applause.” Satu kelas bertepuk tangan meriah, mereka makin ingin belajar jika seperti ini cara guru menerangkan pelajarannya.
“Tapi, bukankah manusia serigala itu hanya mitos?” tanya seorang siswa yang membuat mereka terdiam dan saling bertanya-tanya.
“Menurut berbagai buku yang pernah aku baca, semuanya sangat beragam dan cenderung merupakan dongeng, tetapi ada beberapa yang menyebutkan manusia serigala itu merupakan sebuah kutukan dan ilmu hitam yang menyebabkan ia bisa berubah menjadi sosok yang buas, jadi hal itu tidak sepenuhnya mitos belaka, setidaknya sebuah cerita rakyat tidak mungkin tiba-tiba saja muncul tanpa ada sebuah teori yang mendasarinya bukan? Manusia tidak akan pernah terpikirkan suatu hal kecuali ia pernah melihatnya secara langsung oleh mata kepala sendiri.” Perkataan Nayla membuat semuanya mengangguk paham.
“Contohnya, mesin waktu masih mustahil bukan bagaimana bentuknya? Atau sebuah alat kendaraan antar dimensi? Kalian pasti tidak dapat membayangkan bagaimana bentuknya bukan? Karena belum pernah ada yang melihat rancangannya atau yang sudah jadi, kalian hanya terbayang suatu mesin dengan teknologi canggih yang dapat menampung beberapa manusia, jadi dari sini kita dapat menyimpulkan hampir sebagian besar dari mitos dan cerita rakyat adalah benar.”
Seisi kelas kagum kepada pemikiran Nayla, ia sungguh benar-benar mencerminkan seseorang pecinta sastra, ia juga menjelaskan sesuatu tanpa pernah memihak siapapun.
“Tepat sekali apa yang dikatakan Nayla, kamu saya beri poin tambahan, kasih applause dahulu untuk kelas kita hari ini.” Semua bertepuk tangan, mereka sangat menyukai hal seperti ini.
“Baiklah waktu sudah habis, kiat akhiri pelajaran kita hari ini sampai jumpa minggu depan!” pamit Daniz pada muridnya.
Sesi kelas yang berakhir membuat semua berdecak kesal dan kecewa, mereka ingin lagi untuk belajar dengan teka-teki yang menarik seperti itu.