“Apa pendapat kalian tentang ilmu pengetahuan yang ada sekarang?”
Pertanyaan tersebut berasal dari sosok guru pria dengan kacamata khasnya yang sekarang sedang berada di depan kelas. Ia menanyakan pertanyaan dasar tersebut kepada kelas Stars, yaitu kelas yang diisi oleh para Starzy.
“Apa hal yang akan kami dapatkan jika menjawab pertanyaan tersebut?” tanya Stella.
“Apa sesuatu yang spesial sangat penting dan sebanding dengan sebuah pertanyaan dasar?” sindir pak guru tersebut.
“Saya akan menjawabnya Mr. Robert?” Xander mengangkat tangannya, hal itu membuat seisi kelas menatap tidak percaya kepadanya. Apakah pertanyaan bodoh tersebut perlu diberi jawaban?
“Ya, silahkan.”
“Menurut saya Ilmu Pengetahuan sekarang sangat banyak teori yang didukung berbagai argumen dan permainan kata tanpa teruji kebenarannya, hal itu lebih cenderung seperti penyesatan.” Jawaban Xander membuat seisi kelas kembali memperhatikannya dengan serius.
“Apa maksudmu?” Pertanyaan ini terlontar begitu saja dari Sera. Ia cukup tidak terima mengingat berbagai sumber penelitian dan berbagai hal menyangkut ilmu pengetahuan berasal dari keluarganya, bisa dibilang kedua orang tua Sera merupakan orang penting pertama dalam hal seperti itu.
“Maksudku, penelitian yang tidak memiliki landasan teori yang tepat.” Ucapan Xander membuat seisi ruangan mengangguk paham, akhirnya mereka mengetahui kemana arah Xander berbicara, begitu juga dengan Sera yang sangat mengerti apa yang dimaksud Xander.
“Baiklah, sepertinya kalian tidak perlu belajar, untuk seminggu ke depan kalian tidak memiliki jadwal. Tetapi jangan lupa memberi laporan strukur kelas dan juga peminatan yang nantinya akan kalian ambil. Saya permisi dahulu.” Robert melangkah pergi dari kelas para starzy.
***
“Baiklah, siapa yang setuju Xian jadi ketua angkat tangan,” ucap Stella dan semua dari mereka mengangkat tangannya kecuali Xian sendiri. Setelahnya Stella mencatat sesuatu di buku pribadinya.
“Siap-“ belum sempat Stella berbicara, Zadith memotong.
“Siapa yang setuju Stella jadi wakil?’ Setelah ucapan tersebut dilontarkan oleh Zadith, mereka semua kembali mengangkat tangannya dan Stella hanya mendengus malas melihatnya.
“Oke, pak ketua, siapa yang mau lo jadikan bendahara sama sekretaris?” tanya Stella yang berada di depan mereka semua.
“Sekretaris Sera dan Bendahara Sana,” jawab Xian.
Tidak ada yang menolak, berarti mereka semua setuju dengan hasil yang ada.
“Baiklah, untuk berikutnya pemilihan kegiatan peminatan untuk ke depannya, kita langsung berdiskusi saja. Seperti yang kita lihat, sudah pasti Sera akan mengambil Biologi dan Xander Informatika, apakah ada penolakan?” tanya Stella diakhir kalimat, semuanya saling memandang dan menggelengkan kepalanya.
“Gue memilih Kimia, ada yang keberatan?” tanya Stella kembali dan mereka hanya menggeleng.
“Baiklah, untuk yang lain coba kalian kirim peminatan yang ingin dimasuki ke nomor gue.”
Tidak berapa lama Stella dapat melihat apa saja peminatan yang ingin teman sekelasnya ambil untuk tiga tahun ke depan dan hal itu membuat Stella tersenyum, karena ia merasa lega peminatan di teman sekelasnya berbeda-beda sehingga nantinya tidak akan menimbulkan perselisihan.
Stella merekap semuanya dan ia kembali mengumumkan ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan.
1. Laivta Sera Giorda. [Peminatan Biologi]
2. Xander Beliard Maxten. [Peminatan Informatika]
3. Athala Reinald Victon. [Peminatan Astronomi]
4. Catisha Axera Daxon. [Peminatan Matematika]
5. Melysa Savina Madison. [Peminatan Ekonomi]
6. George Clony Verdinand. [Peminatan Kebumian]
7. Yuara Zu Exian. [Peminatan Fisika]
8. Stella Alyna Diardio. [Peminatan Kimia]
9. Quinia Ra’sya Zadith. [Peminatan Geografi]
“Apa ada yang salah?” tanya Stella setelah membacakan seluruh nama teman sekelasnya beserta peminatannya.
Tidak ada yang menjawab, berarti dapat disimpulkan rekapan Stella sudah benar.
“Baiklah sampai sini saja, udah boleh bubar,” ujar Stella.
***
Rei memutuskan pergi ke perpustakaan, ia ingin meminjam beberapa buku astrofisika untuk mempelajarinya kembali. Rei sebenarnya sudah memahami semua dasar tentang astronomi, hanya saja karena Starlight School memiliki buku ciptaan sendiri yang ditulis oleh ilmuwan langsung dan peneliti ternama, jadi Rei ingin mencoba meminjamnya karena mungkin saja ada teori terbaru dan berbagai pembaharuan tentang ilmu astrofisika yang masih banyak mengambang.
Sekarang bus yang sedang dinaiki oleh Rei berhenti, ia turun dan melihat sebuah perpustakaan besar berbentuk buku dan sangat luas, gedung tersebut sangat besar dan megah. Ketika Rei sampai pada bagian pintu utama perpustakaan, ia melihat banyak sekali murid tahun pertama berkunjung untuk meminjam buku.
Rei melangkahkan kakinya kembali memasuki perpustakaan tersebut, saat ia masuk aroma khas dari buku dan kayu terasa begitu jelas, hal itu membuat siapapun yang mendatangi tempat tersebut menjadi tenang ditambah suasana yang sejuk dan sunyi membuat niat untuk membaca menjadi meningkat.
Perpustakaan tersebut sangat berbeda dari bangunan Starlight School yang lainnya, perpustakaan ini tidak memiliki teknologi yang sangat canggih seperti di kebanyakan tempat yang ada di Starlight School, desain interior yang ada di dalam ruangan tersebut pun cenderung seperti interior pada zaman kuno. Minimalis tapi memiliki kesan mendalam dengan banyak ukiran bernuansa alam yang mengartikan ilmu pengetahuan.
Perpusatakaan tersebut memiliki tiga tingkatan dan dimana tiap tingkatan memiliki penempatan buku khusus. Untuk lantai pertama terdapat berbagai jenis buku pengetahuan dasar dan cenderung lebih luas, buku fiksi terdapat di lantai pertama ini. Untuk lantai kedua terdapat berbagai buku pengetahuan yang lebih spesifik dan mendetail, jika ingin mendalami berbagai misteri hingga teori yang jarang ditemukan dimanapun, maka di lantai kedualah tempatnya. Selain itu di lantai kedua ini juga terdapat buku mengenai berbagai soal-soal mudah hingga sulit sekalipun beserta penyelesaiannya. Dan terakhir lantai ketiga, di tempat inilah keberadaan buku ciptaan Starlight School beserta buku rahasia lainnya yang tidak pernah terbit di tempat manapun, bahkan di lantai ketiga tersebut juga terdapat buku ilegal yang diperjualbelikan.
Rei sebaik mengetahui hal tersebut segera naik ke lantai tiga menggunakan tangga, ia menaiki 200 anak tangga, cukup melelahkan baginya tapi itu tidak masalah. Sebaik sampai disana terdapat penjaga ruangan untuk perpustakaan khusus di lantai ketiga, saat Rei mendekat dua penjaga yang menjaga pintu besar tersebut menyuruh Rei berhenti dan menunjukkan identitasnya di Starlight School.
“Ada apa?” tanya Rei.
“Kamu harus menujukkan identitasmu terlebih dahulu, tidak sembarangan orang bisa memasuki tempat khusus ini.”
Rei dengan cepat meraih ponsel pintarnya yang berada di saku celananya dan menujukkan kartu nama beserta id khusus yang dirancang hanya untuk di Starlight School. Kedua penjaga tersebut langsung membukakan pintu khusus itu.
“Bolehkah aku bertanya?” tanya Rei, ia belum masuk tetapi ia penasaran kenapa tempat ini tidak boleh membiarkan sembarang orang masuk.
“Kenapa tempat ini dijaga khusus dan hanya orang tertentu yang boleh memasukinya?” tanya Rei kepada dua penjaga tersebut.
“Itu perintah untuk kami dan hanya para Starzy beserta petinggi di Starlight School saja yang boleh memasukinya.” Ucapan tersebut sudah cukup menawab pertanyaan Rei.
Rei menundukkan kepalanya sopan dan segera memasuki perpustakaan khusus tersebut dengan pikiran yang sebenarnya masih bertanya-tanya akan banyak hal tentang Starlight School yang membuatnya cukup bergidik ngeri.