Zidan tertegun. Sentuhan dan kata-kata Ibunya seperti rintik hujan yang membasahi hatinya yang tandus. Sudah berapa lama dia tidak sedekat ini dengan ibunya? Kapan terakhir kali seorang Zidan berbicara dari hati ke hati dengan Ibunya? Nyonya Illiana memeluk sang putra yang tingginya selisih satu setengah jengkal dengannya, “Maaf... maafkan Mommy yang tidak pernah bisa mengerti perasaan dan rasa sakitmu, Zidan. Mommy hanya ingin kamu tidak salah mengambil keputusan dan menyesalinya. Jika kamu tidak bisa mempercayai perkataan Mommy. Setidaknya, percayalah pada hatimu sendiri. Cobalah untuk menerima kedatangan Nabila dalam hidupmu.” Hati Nyonya Illiana perih melihat putranya yang membekukan hatinya. Tidak ada yang bisa Nyonya Illiana sampaikan selain ini. Putranya sudah terlalu beku untuk m