Pesan-Pesan Pengantar Rasa

1167 Kata
Sepanjang perjalanan pulang Andromeda tersenyum-senyum sendiri sambil mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Di bayangannya gadis manis itu seakan menari-nari di pikirannya. Tak pernah ia merasa terpikat seperti ini, apalagi dengan wanita yang terlihat biasa namun entah mengapa ada sisi berbeda darinya yang membuat Andromeda terpikat. Di lain tempat setelah acara selesai, Niyala dan Amel segera kembali ke kamar setelah kegiatan tadi berjalan dengan lancar. Tampak raut wajah kelelahan dari para peserta, salah satunya Niyala dan Amel. “Lelah banget ya Yal, padahal cuman duduk mendengarkan diselingi berinteraksi dengan anggota pelatihan yang lain tapi kok kayaknya capek banget” ujar Amel sambil memijit bahu sesampainya mereka di kamar. “Ia, mana sempat spot jantung juga kan gara-gara tragedi id card  tadi untung aja ada seseorang yang datang tadi, ujarku sambil menunjukkan wajah gembira yang dibuat-buat. Sengaja memang supaya Amel semakin iri kepadaku, haha sambil tersenyum jahat ala-ala sinetron di tivi. Amel pun mulai memberondong dengan rentetan pertanyaan yang membuat Niyala kelimpungan menjawab pertanyaan seputar lelaki tampan yang hari ini menjadi malaikat penyelamatnya. Mereka berdua antusias sekali ketika membicarakan tentang Andromeda apalagi Amelia dia merasa sedikit menyesal karena tidak bisa bertemu dengan lelaki tampan itu padahal mereka berada di tempat yang sama. Setelah sesi tanya jawab selesai mereka pun segera beristirahat dan mulai merajut mimpi masing-masing. Sesampainya di rumah, Andromeda segera membersihkan diri dan bersegera menuju tempat tidur berukuran king size di kamar bernuansa minimalis dengan penggunaan cat berwarna abu-abu dan putih. Andromeda merebahkan tubuhnya sambil memutar-mutarkan gawai di tangannya. “Ahh kok aku lupa, bukannya aku tadi sempat minta nomor Niyala di bagian resepsionis hotel. Coba hubungin kali ya, siapa tahu dia belum tidur”. Andromeda ingin memastikan apakah benar nomor yang diberika resepsionis tadi benar nomor gadis itu atau bukan. Padahal untuk mendapatkan nomor Niyala, ia harus sesikit bersikap genit kepada resepsionis yang berjaga tadi. Kebetulan karena menyangkut ranah privasi data pengunjung awalnya resepsionis bernama Dewi tadi enggan memberikan nomor kontak Niyala namun karena sedikit kerlingan mata dan kata-kata rayuan bak pujangga lama akhirnya resepsionis berambut ikal itu luluh juga sehingga mengizinkan Andromeda untuk menyalin nomor kontak Niyala ke gawai miliknya. “Assalamualaikum, hai Niyala” sapa Andromeda di gawai bermerk buah apel tergigit dengan tiga bulatan dibagian kamera belakangnya. Terlihat hanya centang satu dan ternyata aktifnya sudah setengah jam yang lalu. Mungkin memang tak usah ditunggu karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 22.30. Akhirnya Andromeda pun tertidur sambil memegang gawai berharap yang dikirimi pesan bisa segera membalas pesannya. Keesokan harinya, selepas shalat subuh Niyala menghidupkan paket data gawainya. Amelia masih tertidur dengan nyenyaknya walaupun sudah kubangunkan dari tadi. Setelah di aktifkan paket datanya ternyata ada banyak pesan yang masuk, ada pesan dari ibu yang menanyakan bagaimana keadaanku yang segera ku balas dan mengatakan untuk menjaga kesehatan. Terkadang penyakit maag ibu kumat karena sibuk menjahit baju-baju pelanggan yang lumayan banyak. Ada juga pesan dari Ada satu pesan yang menarik perhatianku, pesan dari nomor yang tak bernama. Foto profil dari pesan yang tak bernama itu adalah milik atlet tampan yang kemarin mengantarkan id card kehotel tempatku menginap siapa lagi kalua bukan Andromeda. Darimana ya lelaki itu tahu nomor kontakku. Rasanya aku tidak pernah memberikan nomor pribadiku ke sembarang orang ya walaupun lelaki itu adalah sosok idola. Deg-degan rasanya hati ini ketika di kirimi pesan olehnya. Ahhh perasaan apa ini. Harus kubalas kah ataukah kuacuhkan saja. Setelah sekian lama berpikir, akhirnya kuputuskan untuk membalas pesan darinya. “Waalaikum salam, ini siapa ya” aku tanyakan saja siapa si pengirim sebelum aku salah mengira siapa pengirim pesan misterius itu. Bisa saja kan orang iseng yang menggunakan foto milikorang lain. Setelah selesai membalas pesan aku segera bersiap-siap dan membenahi kasur tipe twins room. Lagi-lagi nona tidur disebelahku masih asyik bercengkerama dengan bantal dan selimut putih khas hotel-hotel pada umumnya walaupun matahari sudah semakin naik ke permukaan karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. “Amel, ayo bangun. Jam 07.00 kita mesti turun buat sarapan lo. Ayo buruan mandi, siap-siap juga. Kalau lama ntar aku tinggal loh ya”! Ujarku sambil menarik selimutnya. Kalau tidak di ancam bisa nggak bangun-bangun nih anak. Sambil menggeliat amel berusaha membuka matanya yang masih lengket. Akhirnya dengan usaha yang cukup melelahkan, gadis berhidung bangir itu pun segera bangun dan bersiap-siap untuk mandi itupun disertai celoteh manjanya yang mengatakan bahwa hari masih pagi dan menurutnya masih punya banyak waktu untuk tidur dan menggeliat-geliat manja di atas kasur. Kudiamkan saja biar dia tak banyak bicara. Andromeda terbangun dan bergegas ke kamar mandi karena kebelet ingin buang air kecil. Setelahnya, ia mengecek gawainya siapa tahu ada balasan pesan dari gadis manis yang ia temui malam kemarin. Ternyata ada balasan sekitar setengah jam yang lalu dan untungnya dia sedang online sekarang.   “Ini aku Andromeda, maaf ya ganggu tadi malam. Ini lagi apa?” “Ganggu kenapa? Nggak kok, oh ya  aku malah mau berterima kasih kalau nggak ada kamu aku nggak bakalan bisa masuk ruang acara kemarin malam “ ujarku sambil menatap gawai disertai suara kucuran air dari kamar mandi sebelah di mana Amel sedang bercengkerama dengan tetesan air. “Oh ya, wahh ternyata aku  bermanfaat juga ya. Hehee… Andromeda membalas pesan sambil cengar cengir di depan gawai berwarna putih miliknya. “Makasih banget ya Mas Andro atas bantuannya”. “By the way hari ini sibuk nggak? Banyak kegiatan ya?” Niyala memutar bola matanya ke atas sambil berpikir apa yang akan di tulis untuk membalas pesan Andromeda. Tiba-tiba Amel sudah berada di sampingku sambil memperhatikan wajah bingungku. “Hayoo, kenapa ngelamun Yal?” “Emmm, aku bingung nih mel. Coba lihat” ujarku sambil menunjukkan aplikasi berbalas pesan yang dominan berwarna hijau. Amelia memperhatikan satu per satu pesan yang dikirimkan oleh Andromeda kepadaku. “Wahhh, ini mah berarti ajakan untuk jalan berdua Yal. Masa nggak paham sih non… ckck “Lahh terus aku harus jawab apaan dong Mel. Jadwal hari ini kan lumayan padat, di schedule yang ada aja sampai malam. Gimana mau menerima ajakannya untuk bertemu”. Ujarku kepada Amelia Aku tentu ingin mengiyakan tetapi terkendala padatnya jadwal kegitan hari ini. Setelah melewati berbagai pertimbangan akhirnya aku berniat untuk membalas pesannya nanti saja setelah sarapan. Kami bergegas turun ke lantai satu untuk sarapan sebelum siap untuk menghadapi berbagai aktifitas yang padat nantinya. Sarapan pagi hari ini beserta rombongan teman-teman yang lain berlangsung ramai. Kami menggunakan kaus yang seragam dan ramai dengan hiruk pikuk obrolan antar anggota ditambah dengan banyaknya pengunjung hotel yang kebetulan sarapan berbarengan dengan kami. Pagi ini, aku ditemani sepiring nasi goreng dilengkapi telur mata sapi, ada sambal dipinggir piring beserta beberapa buah kerupuk udang. Tidak lupa teh manis hangat dan buah melon serta semangka yang kuletakkan di piring kecil. Dihadapanku terlihat amel sedang menyuap beberap buah roti dan donat ditemani salad sayur serta jus jeruk. Usai sarapan, kami bersiap kembali ke kamar masing-masing untuk mempersiapkan peralatan yang akan di bawa ke ruang meeting room. Teringat pesan Andromeda yang belum ku balas, akhirnya ku balas pesannya. “Mungkin bisa, tapi malam baru agak santai. Pagi sampai pukul 19.00 aku masih ada kegiatan”. Di seberang sana, Andromeda tersenyum penuh arti ketika menerima pesan balasan dari Niyala. “Ok, nanti malam kita ketemu ya. See u “.Andromeda meletakkan gawai di samping tempat tidurnya sambil tertawa riang. Tunggu ya, nanti malam kita akan bertemu. Ujarnya dalam hati dengan perasaan yang tak dapat diterka.              
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN