Rasa yang Tak Biasa

1166 Kata
            “Mau ngeliat pemandangan kota Jakarta di malam hari nggak? Udah nggak sibuk kan? Ujar Andro kepada Niyala.             “Boleh, tapi sebentar aja kali ya, soalnya ku mesti istirahat karena besok sampai dua hari ke depan aku masih sibuk berkegiatan”. Niyala sambil memperhatikan penampilan Andro yang cukup keren dipadu padankan dengan pemilihan busana yang epat.             Andro berjalan bersisian dengan Niyala, jantung berdentum bertalu-talu di antara dua insan yang sedang mengembara pikirannya ke khayalan masing-masing. Ketika sampai di parkiran hotel, Andro membukakan pintu mobil untuk Niyala dan mempersilakannya masuk terlebih dahulu. Mobil sport berwarna hitam mengkilap seharga ratusan juta itu segera berlalu dari parkiran hotel menuju ke salah satu  restoran yang memiliki view indah jika di pandang malam hari.             Di samping Andro, Niyala tak bisa menahan rasa yang berkecamuk di d**a. Rasa yang sulit untuk di jelaskan, beberapa kali ia hanya tertunduk sambil memilin ujung hijabnya untuk sedikit menyamarkan rasa gugup ketika berada bersampingan dengan sosok idolanya itu. Terkadang Niyala mengamati jalanan di depannya, mengamati jalan yang asing karena baru dua kali ia menginjakkan kaki ke kota Jakarta, dan kali ini terkesan sangat berbeda karena ada seseorang yang menemaninya berjalan-jalan. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam. Saling mencuri pandang sesekali dan di akhiri senyum salah tingkah ketika tak sengaja saling beradu pandang.               “Kok diem aja, kenapa? Gugup ya” ujar Andro sambil menoleh ke arah Niyala untuk memecah kesunyian yang tercipta di antara mereka berdua.             “ Emmm, nggak kok. Cuma lagi menikmati suasana aja. Ternyata indah juga ya suasana jalanan kota Jakarta di malam hari”.  Ngomong-ngomong apa masih lama kita sampainya? Ujarku untuk membalas kesunyian yang ada saat ini.             Ketika berhenti di lampu merah, ada dua orang anak usia di bawah sepuluh tahun menghampiri mobil yang aku tumpangi. Mereka membersihkan kaca depan dan samping mobil mengharapkan belas kasihan dari setiap pengguna kendaraan yang berhenti. Sebelum lampu menunjukkan warna hjau, ku buka kaca jendela mobil dan memberikan kedua anak itu masing-masing uang dua ribuan. Kedua anak tersebut tertawa riang dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Setelahnya aku langsung menaikkan kaca jendela mobil kembali seperti semula.             Andromeda memandang aksi gadis yang duduk di sebelahnya tersebut. Apa yang ia lihat memberikan sedikit gambaran tentang perilaku gadis manis di sebelahnya ini. Satu catatan positif yang Andro inggalkan di dalam benaknya, ia tinggal mengakumulasikannya saja suatu saat nanti agar bisa memberikan sedikit pandangan ke depannya.             “Kok dikasih uang? Nanti kebiasaan lo, palingan juga mereka ada bos nya. Sambil melirik ke arah Niyala yang masih asyik menikmati pemandangan jalanan kota metropolitan ini.             “Memangnya nggak boleh ya, bukannya dengan banyak memberi maka Allah akan melipatgandakan rezeki yang kita peroleh” dibalas dengan senyuman tulus yang membuatnya semakin menggemaskan.             Andro mendengarkan satu per satu ucapan yang terlontar dari mulut Niyala dan di dalam hatinya ia membenarkan kata-kata yang gadis itu ucapkan. Ternyat, Niyala selalu menyiapkan uang kecil untuk diberikan ke pengemis, anak-anak jalanan bila tak sengaja bertemu. Walaupun tak banyak, sedekah seperti ini dirasa tak memberatkan. Arti sedekah tidak dilihat dari besaran nominal yang diberi tapi juga dari ikhlasnya si pemberi kepada yang di beri. Andro merasa seperti seorang murid yang mendapat petuah dari gurunya. Memang tepat bila, Niyala menjadi salah satu guru yang diberikan pelatihan kependidikan di Jkarta karena menurut Andro kompetensi gadis ini cukup baik dan ilmu yang dimilikinya pun tak pelit untuk di bagi ke orang lain.             Tak berselang lama sampailah Andro dan Niyala ke tempat yang di tuju. Sebuah restoran yang cukup luas dengan banyak jenis tanaman di depan pintu masuknya. Parkirannya cukup luas dan banyak dihiasi lampu mungil yang berkelap kelip dengan indahnya. Andro membukakan pintu mobil kembali, suatu kehormatan bagi Niyala yang mengidolakan sosok lelaki tampan yang membukakan pintu mobil untuknya.             Sesampainya di dalam, pelayan restoran menunjukkan meja yang akan kami tempati. Pelayan pria berpakaian rapi itu terlihat akrab dengan Andro. Mungkin Andro sering ke sini, sehingga mereka terlihat cukup akrab. Setelah sampai, kami duduk di meja bagian ruangan yang outdoor yang terletak di lantai dua. Di lantai bawah  untuk yang ingin menikmati suasana  indoor yang mungkin juga ditujukan untuk pengunjung yang merokok atau smoking area. View dari meja yang kami tempati sangat indah, kami bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari sudut pandang yang pas. Kilauan lampu yang memanjakan mata  tambah suasana restoran yang cenderung syahdu menambah suasana romantis. Mungkin karena bukan hari weekend sehingga pengunjung tidak terlalu ramai. Di ujung sebelah kanan kami, ada penyanyi akustik dan seorang gitaris. Mereka menyanyikan lagu-lagu cinta yang berirama melow. Seorang pelayan lain menghampiri kami dan menyerahkan buku menu.             “Mau pesan apa, Yal?” ujar Andro kepada Niyala.             “ Nasi plus capcay seafood aja, minumnya jus melon”.             “Hanya itu, nggak pesan yang lain. Aku pesan itu juga deh kalau gitu”.             “ Udah itu aja cukup kok. Loh, nggak pesen steak ya. Biasanya artis-artis doyan makan itu kan?” dengan wajaha polosnya Yala mengatakan itu. Andro tertawa mendengar ucapan Niyala yang terkesan polos itu. Ia menjawab tidak semua yang tampak di layar kaca harus sesuai dengan yang di balik layar. Malahan ia mengatakan bahwa ia masih suka makan tempe, tahu bahkan doyan makan jengkol. Niyala  mengangguk-angguk tanda mengerti. Pikirnya, orang penting dan berduit kan biasanya makan makanan mewah dan anti makan-makanan sederhana. Andro malah berpikir bahwa gadis yang sekarang ada di hadapannya hanya memilih makanan sederhana, bukankah biasanya wanita kalau sudah ditraktir biasanya justru memilih makanan yang cenderung mahal biar terkesan berkelas. Ketika makanan sampai, mereka segera melahap makanan yang sudah terhidang di meja yang diatasnya terdapat gelas berisi lilin dan bunga artificial. Andro senang melihat Niyala makan dengan lahap, tetapi rapi dan juga tak tergesa-gesa. Sopan sekali table manner dari gadis ini. Dulu Andromeda sempat mengajak seorang perempuan cantik yang juga berprofesi sebagaia model untuk makan malam bersama. Look oke lah, tapi cara makannya ya ampun jorok sekali. Cantik-cantik makannya mengecap, mulut terbuka cukup lebar, remahan makanan berserakan di sekitar piring. Duhh, jadi ilfeel kan di buatnya. Setelah itu, Andro memilih untuk menghindar. Entahlah Andro memiliki kriteria sendiri tentang gadis yang akan ditambatkan di hatinya. Setelah usai makan, Andro dan Yala berbincang-bincang seputar kehidupan mereka, mulai aktifitas dan kegemaran masing-masing. Dari sesi tanya jawab itu, mereka memiliki kesamaan yaitu sama-sama suka berolahraga. Untuk ukuran atlet, olahraga sudah jadi makanan sehari-hari. Ternyata Yala suka olahraga bulu tangkis, Andro pun juga suka olahraga bulu tangkis. Beberapa kenalannya adalah atlet bulu tangkis yang cukup punya nama di blantika olahraga kok di tanah air. Selain itu, Yala juga seperti gadis-gadis kebanyakan yang sedang menggandrungi K-pop. Mulai lagunya, bahkan drama Korea yang sedang booming akhir-akhir ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Yala mengajak Andro untuk pulang karena sudah cukup malam dan ia harus beristirahat untuk kegiatan esok hari. Tubuhnya juga sudah cukup lelah karena hanya sempat beristirahat sebentar saja. Andro pun mengantarkan Yala kembali ke hotel. Sepanjang perjalanan, Andro melihat gadis manis itu menguap karena menahan rasa kantuk. Sebenarnya perjalanan balik tak terlalu lama, tapi di tengah perjalanan Andro melihat Yala sudah tertidur. Wajahnya terlihat semakin manis ketika tidur. Di benak Andro ia mulai merasakan rasa yang berbeda. Ya, rasa yang tak sama ketika ia berjumpa dengan gadis lainnya.      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN