Bayang-bayang Indah di Awal Pertemuan

1084 Kata
            Andro ingin waktu berputar sedikit lebih lambat, rasanya baru saja ia berbincang-bincang dengan Niyala. Makan malam bersama dan mendengar celotehan lucunya membuat Andro merasa betah untuk berlama-lama di dekat gadis itu. Namun ketika waktu sudah menunjukkan pukul 22.00, gadis itu meminta untuk diantarkan pulang ke hotel. Sudah cukup larut malam katanya. Terpikir betapa kolotnya, karena gadis-gadis di kota-kota besar lebih banyak yang jam segitu baru mulai kelayapan. Memang beda perempuan yang satu ini. Tak henti Andro memuji sosok gadis yang sedang tertidur lelap di samping kursi kemudinya ini.             Setelah sampai di parkiran, Andro membangunkan Yala. Ia menggerak-gerakkan tangan Yala dengan hati-hati. Niyala sendiri hanya mengerjap-ngerjapkan matanya dan terlihat salah tingkah ketika ia sadar bahwa dirinya sedang tertidur di dalam mobil bersama Andro yang sedang berada di depan kemudi.             “Maaf, aku ketiduran ya tadi?” ucapku dengan wajah kemerahan. Bayangkan kesan pertama yang timbul. Terciduk sedang tertidur di pertemuan pertama. Walaupun acara makan malamnya telah selesai tapi kan masih terasa momen  hangat dan bersejarah di hari ini dengan orang yang merupakan sosok idolaku .             “ Nggak papa kok. Kamu pasti kecapekan ya?” Maaf ya, kalau tahu bakal secapek itu, aku nggak ngajak ketemuan harusnya” dengan mimik wajah bersalah Andro menyampaikan permintaan maafnya.             “Nggak papa kok, mungkin faktor kekenyangan juga makanya aku jadi ngantuk. Ehh keterusan deh sampe ketiduran” ujarku sambil tertawa kecil dengan tujuan agar Andro tak makin merasa bersalah karena pertemuan malam ini. Sedang Andro juga tertawa mendengar alasan yang kuutarakan. Mungkin dianggap  melucu sehingga ia tertawa serenyah itu.             Setelah membukakan pintu mobil, Andro menawarkan diri untuk mengantar Yala ke dalam namun Yala mengatakan bahwa ia bisa masuk sendiri tanpa di antar karena memang tak mau merepotkan lagian sudah cukup  malam. Jarum jam sudah hampir menunjukkan pukul 23.00 sehingga Yala ingin buru-buru sampai ke kamar dan segera beristirahat.             Yala menunggu hingga Andro dan mobilnya berlalu dari parkiran mobi. Sempat melambaikan tangan dulu sebelum Andro benar-benar hilang dari pandangan mata Yala. Setelah itu, Yala menuju kamarnya yang berada di lantai empat setelah terlebih dahulu mengabarkan kepada teman sekamarnya bahwa ia akan segera sampai kamar. Yala juga tak ingin mebuat teman sekamarnya khawatir karena sejak tadi Amel mengiriminya pesan dan menanyakan kapan ia akan pulang. Mungkin takut di kamar sendirian atau takut terjadi sesuatu dengan Yala yang notabene berduaan dengan orang baru yang memang baru dikenalnya.             Ketika masuk kamar, Amel sudah tidur dengan nyenyaknya berselimutkan selimut hotel. Yala masuk dengan pelan dan berbenah dengan sangat hati-hati karena takut akan membangunkan si gadis centil yang satu ini. Setelah menggosok gigi dan mencuci muka serta mengaplikasikan beberapa rangkaian perawatan kecantikan sebelum tidur. Tak dihiraukannya gawai yang ada di tas kecilnya, ia sudah terlalu lelah dengan kegiatanya hari ini. Ia ingin segera pergi ke tempat tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sudah cukup lelah.             Sepanjang perjalanan, Andro tersenyum sendiri mengingat kejadian yang baru saja ia alami. Pertemuan singkat dengan gadis bernama Yala. Gadis manis yang polos, lucu, penuh semangat dan sangat menggemaskan. Entah apa yang ada dalam pikiran seorang Andro, tetapi ia berniat untuk mengajak Yala bertemu kembali sebelum kepulangannya ke kota asalnya. Ia sampai ke rumah hampir jam setengah dua belas malam. Ternyata mami sudah menunggu di ruang tamu dengan tangan bersedekap di depan d**a.             “Kok baru pulang nak? Katanya paling jam sebelasan sudah pulang”.             “Hehehe, ia mi. Tadi keasyikan ngobrol jadi ya baru pulang jam segini” ujar Andro sambil cengar cengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia pikir maminya sudah tidur tapi nyatanya malah masih menunggu anak lelaki kesayangan, anak semata wayangnya ini. Kulihat wajah jengkelnya dan segera memberikannya pelukan agar ia tak semakin jengkel.             “Jangan marah ya mi, Andro jalan bentaran doang kok. Untung Andro pulang mi, kalo Andro nginep tempat teman gimana hayo?”  Ujar Andro membela diri sambil menatap mainya dengan wajah tak bersalah. Mami Eva malah memelototi Andro sehingga membuat Andro semakin kikuk. Dengan sedikit rayuan dan berjanji akan membelikan mami barang yang diinginkannya akhirnya mami Eva tak merajuk lagi. Kandang Andro berpikir, orang tuanya lebih tepatnya mami terlalu overprotektif. Macam anak kecil saja lah, harus didikte ini dan itu, namun Andro pun tak bisa membantah karena ia sangat menyayangi kedua orang tuanya terlebih maminya. Ayah Andro sangat sibuk sehingga jarang ada waktu di rumah. Ayahnya  sering tugas keluar kota dan keluar negeri karena alasan bisnis properti serta urusan pekerjaan lain karena papinya adalah seorang arsitek yang handal.             Andro bersiap-siap untuk tidur setelah sebelumnya mencuci muka dan mengganti pakaian yang ia kenakan tadi dengan kaos oblong dan celana pendek di atas lutut. Sambil berbaring, ia mengirimkan pesan kepada Yala, gadis yang baru saja menemaninya makan malam bersama dan meninggalkan cukup banyak memori indah. Andro membayangkannya sambil tersenyum-sendiri. Ahh, apakah ini cinta? Namun bukankah, Andro juga pernah merasakan hal ini terlebih dahulu dengan gadis-gadis yang lain tapi kesan yang ditinggalkan berbeda dan jelas tak membekas.             “Selamat malam Yal, semoga tidur dengan nyenyak ya. Oh ya, makasih sudah mau nemenin aku makan malam bareng. Have a nice dream Yala” tak lupa emoji senyum ditambahkan di akhir pesan yang ia kirim. Tak menunggu sampai pesannya di balas, Andro langsung menarik selimut dan bersegera untuk tidur. Jelas tak mungkin di balas sekarang, karena Yala pasti sudah tidur sebab ketika di antar pulang saja, gadis itu sudah sangat mengantuk dan sempat tertidur saat perjalanan kembali ke hotel.             Keesokan paginya, Niyala bangun dari tidurnya yang nyenyak dengan badan yang jauh lebih ringan dan segar. Beban dan lelah yang ia rasakan semalam seakan ikut luruh dengan semangatnya yang siap menghadapi hari dengan penuh semangat. Pagi ini setelah mandi dan shalat subuh seperti biasa ia mengecek gawainya yang ia biarkan saja di dalam tasnya sejak kemarin malam. Setelah di cek, ada pesan kembali dari Andro. Ada ucapan selamat malam darinya. Ku balas saja dengan emoticon senyum. Sepetinya tidak usah menunggu balasan, palingan juga Andro masih tidur pikir Niyala.             Tak lama setelah Niyala membalas pesanAndro semalam. Andro terbangun  lebih pagi. Hari ini ia ada janji dengan Elvino, teman dekat di tim anggar. Hari ini, ia berencana untuk latihan ringan setelah sempat beberapa hari vakum untuk liburan ke Bali beberapa hari yang lalu. Ketika memeriksa gawainya, ia menemukan pesan dari Yala atas balasan pesan yang ia kirim semalam. Hanya emoticon senyum tapi terasa seperti gadis itu benar-benar memberikan senyum indahnya persis di hadapan Andro. Andro mulai merasa kalau rasa ini benar-benar sungguh diluar prediksinya sama sekali. Ia yang dulu tak begitu antusias menanggapi perasaan wanita yang mendekatinya sekarang malah terpesona ketika pandangan pertama pada seorang gadis biasa yang baru saja dikenalnya.                                         
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN