HAPPY READING
***
Rara melepas high heelsnya dan ia simpan di rak sepatu. Ia memandang Resti di sana, managernya itu sedang menekuri leptopnya dan menyadari kehadirannya.
“Nginep di Ancol nih,” ucap Resti memandang Rara yang baru pulang, ia melirik jam melingkar ditangannya menunjukan pukul 10.30 menit.
“Iya, tadi malam kan hujan deres banget,” Rara memberi alasan, ia lalu masuk ke dalam kamarnya, namun Resti mengikutinya dari belakang.
“Ya kali pakek motor, kehujanan,” Resti terkekeh.
Rara menyimpan tasnya di nakas, ia masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Beberapa menit kemudian ia keluar dengan handuk melingkar di dadanya. Rara memandang Resti duduk di sofa sambil menatapnya. Wanita ternyata menyiapkan segelas s**u rendah kalori dan potongan buah segar.
Rara menyungging senyum, Resti memang selalu perhatian kepadanya. Jujur ia bukan wanita yang memiliki banyak teman, seperti artis kebanyakan. Bagi banyak orang, mereka yang memiliki banyak teman biasa memiliki sifat supel dan mudah berbaur dengan lingkungan sekitar. Sedangkan dirinya termasuk wanita introvert cenderung yang hanya memiliki beberapa teman saja tapi persahabatannya sangat erat. Baginya berteman dengan Resti saja sudah lebih dari cukup. Ia tahu betul di dunia entertainment semua penuh kebohongan dan kepalsuan.
Rara mengenakan celana pendek hitam dan tang top berwarna putih. Ia akan mengistirahatkan wajahnya dari sapuan makeup. Rara melangkah menuju tempat tidur dan lalu membaringkan tubuhnya di sana.
“Lo nginep di mana semalam?” Tanya Resti.
“Di Swiss hotel,” ucap Rara, ia mengambil posisi senyaman mungkin.
“Lo tidur bareng cowok, yang tadi malam itu?”
“Emang kenapa?” Tanya Rara lagi, ia menatap Resti.
“Jadi beneran lo udah tidur bareng dia?” Resti beranjak dari duduknya dan lalu menghampiri Rara.
“Menurut lo?”
“Menurut gue sih iya, nggak mungkin lah tampang kalian berdua alim, ibadah aja jarang.”
Rara lalu tertawa, ia mengambil ponselnya di nakas. “Ya, masa soal ranjang gue, mesti gue ceritain sama lo.”
“Hot nggak doi?”
“Lumayan.”
“Kalau lo lumayan pasti enak kek banget.”
Rara tertawa geli, “Sok tau banget !”
“Namanya siapa sih cowok tadi malam itu?”
Rara mengedikan bahu, “Gue nggak tau, biarin aja lah. Nama sama sekali nggak penting,” ucap Rara.
“One night stand?”
“Bisa dibilang gitu sih, gue nggak mau cari tau tentang dia.”
Mereka terdiam beberapa detik, Resti menatap Rara.
“Lo buka bisnis mau nggak Ra? Gue liat tabungan lo udah banyak banget.”
“Berapa?”
“100 M lebih sih.”
Alis Rara terangkat, jujur selama ini, ia mempercayakan Resti untuk mengelola keuangan hasil honor manggungnya. Selama tujuh tahun ia berkarir di dunia entertainment, manggung tanpa henti, dari pejualan album, show keliling Indonesia, chanel youtube. Pembelian Mobil, apartemen, rumah di Surabaya, empat mobil dan untuk biaya makan sehari-hari semua hasil kerjanya. Ia salah satui penyanyi pop Indonesia yang patut diperhitungkan di negeri ini.
Jujur ia bukan jenis wanita yang suka menghambur-hamburkan uang beberlanja barang branded seperti kebanyakan artis membeli Hermes, LV, Dior, Fendi atau liburan ke liling dunia. Mungkin karena ia lebih nyaman di rumah dan mengurung diri di kamar.
“Usaha apa?” Tanya Rara.
“Skincare.”
“Lo ada linknya?”
“Belum sih.”
“Gue bukan tipe cewek yang bisnis sih Res. Lo tau lah kita gimana.”
“Kosmetik bagaimana?”
“Boleh sih kosmetik, Tapi gue mau yang harga terjangkau kayak Focallure gitu. Jangan mahal-mahal biar enak gitu jualnya untuk masyarakat.”
“Nanti gue cari informasinya dulu ya,” ucap Resti.
“Endorse lo banyak banget nih, kapan mau lo post?”
“Besok ya.”
Rara melihat jam digital di ponselnya menunjukan pukul 12.20 menit. Rara membuka i********:, begitu juga dengan Resti, wanita itu juga berbaring di sebelahnya. Mereka membuka akun yang sama, seketika pemberitahuan membanjiri instagramnya tanpa henti. Mereka lalu membaca salah satu akun lambe murah yang sudah dibanjiri komentar.
Video Terbaru Rara Bikin Heboh, Ditonton Sampai 3.2 Juta Kali Dalam Waktu 1 Jam di Twitter.
Kasus video syur 20 detik yang melibatkan Rara Adora dan Maikel Timothy menjadi sorotan public.
Rara lalu menutup mulutnya dengan tangan ia tidak percaya apa yang di lihatnya,
“Ini lo?” Ucap Resti, ia masih shock melihat postingan lambe murah.
“Omaigat !” Keringat dingin membanjiri pelipis Rara.
Rasti memandang beranda i********:, Bikin Heboh Video 20 Detik Rara Adora dan Maikel Timothy Menggemparkan Tanah Air.
Video Syur 20 Detik Rara Adora, Sejumlah Artis Meminta Rara, Kuat dan Tabah.
Mantan Maikel Timothy Raisa, Memberi Tanggapan Soal Video Syur Rara dan Maikel.
Ditanyai soal kebenaran video tersebut, Raisa selaku mantan Maikel Timothy enggan memberi jawaban tegas. Hanya saja, ia tahu betul menghadapi hal seperti ini tidaklah mudah.
"Saya sebagai mantan Maikel tentu tahu hal-hal pribadinya, tapi saya tahu banget bahwa menghadapi semua ini nggak gampang karena ini sudah jadi konsumsi semua orang yang kita nggak pernah tahu bisa begini ya," bebernya.
"Sebenernya ini bisa terjadi ke siapa aja mudah-mudahan Maikel bisa menemukan cara dan solusi terbaik, kesabaran juga supaya bisa melewati ini semua. Nggak ada yang mau bermasalah, dapat cobaan, ya mudah-mudahan Maikel bisa kuat menghadapi ini. Karena yang saya bisa bantu cuma doa," imbuhnya.
Resti menoleh menatap Rara, “Gue ngerasa baca artikel ini, Raisa sok kenal banget ya sama Maikel. Kek dia masih cinta gitu sama Maikel,” Resti menanggapi.
“Hemm mungkin sih,” Rara tidak menanggapi, karena kepalanya pusing memikirkan video syurnya yang tersebar di media.
Resti kembali membaca artikel sampai bawah.
Rara Didesak Netizen Mengaku Soal Video Syur.
Terbayang Video 20 Detik Rara Adora Buat Netizen Heboh.
Bukan 19 Detik, Video Syur Rara Adora dan Maikel Timothy Berdurasi Lebih Panjang.
Pakar Telematika Roy mengungkapkan fakta bahu bahwa terkait video syur diperankan oleh Rara Adora dan Maikel Timothy berdurasi lebih panjang yang dibuat baru-baru ini. Itu rekaman yang publish langsung oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pelaku perekam dan penyebar video syur 20 detik itu belum terlacak hingga sekarang.
Rara menelan ludah ia lalu menegakan tubuhnya, ia menatap video berdurasi 20 detik yang dikirim oleh salah satu akun yang tidak dikenal. Ia menatap video dirinya dan Maikel di sana. Di dalam video 20 detik itu benar-benar dirinya, di kamar hotel yang sama.
“Oh God, ini gimana?” Rara panik.
Resti memandang Rara. Ia tahu sang artis panik melihat video ini.
“Lo dijebak !” Ucap Resti nyaris teriak.
Resti menarik nafas ia memandang Rara ia lalu memeluk sang artis, “Lo nggak usah panik oke, kita analisa sama-sama,” ucap Resti, ia mengusap punggung sahabatnya.
Rara menarik nafas panjang ia mencoba untuk tegar dan tabah. Ia bersyukur memiliki Resti karena sahabatnya itu selalu mendukungnya. Pelukan Resti membuatnya lebih tenang. Resti melonggarkan pelukannya.
“Lo nginap di hotel bintang lima?” Tanya Resti.
Rara lalu mengangguk, “Iya, suit room. Maikel yang booking kamar nomor 1 di hotel itu.”
Resti memejamkan mata beberapa detik, “Gue tau hotel, gue lulusan perhotelan. Namanya hotel berbintang bersih, no camera kecuali area koridor, gue yakin pihak hotel nggak ada terlibat dalam kasus ini. Identitas yang menginap saja nggak boleh dibeberkan, apalagi ada camera di sana. itu priivasi tamu.”
“Selain lo, siapa yang ada di sana?”
“Enggak ada, malam itu cuma gue sama dia.”
“Oke fiks, berarti cowok b******k itu yang rekam lo !”
“Bukannya dia korban juga,” ucap Rara.
“Percaya sama gue cowok b******k itu yang rekam lo !” Resti to the point.
“Siapa lagi coba yang rekam kalau bukan dia? Enggak mungkinkan anak housekeeping, mereka jaga nama hotel, Ra.”
Suara ponsel Resti seketika bergetar, Resti memandang nomor ponsel yang tidak dikenal. Ia mengerutkan dahi. Ia lalu menggeser tombol hijau pada layar,
“Iya halo,” ucap Resti, ia menegakan tubuhnya.
“Halo ini benar managernya Rara Adora? Saya dapat nomor ini dari IG,” ucap suara berat itu dibalik speaker.
“Iya benar. Ini siapa?” Resti melirik Rara masih berada di tempat tidur.
“Saya Maikel Timothy yang tadi malam bersama Rara. Boleh saya minta nomor ponselnya, saya dan dia harus ngobrol secara terbuka masalah video ini.”
“Iya, nanti saya kirim,” ucap Resti, ia mematikan sambungan telfonnya.
“Siapa?”
“Maikel, cowok yang tadi malam sama lo.”
“Terus apa katanya?”
“Dia minta nomor lo, gue kasih ya.”
“Oke.”
Resti mengirim nomor Rara ke nomor pria bernama Maikel itu. Ia melangkah keluar, ia mengambil letop dan bergegas kembali ke kamar Rara. Ia memandang Rara meneguk s**u di dalam gelas. Ia tahu bahwa Rara saat ini tidak lagi panik.
“Gue penasaran, siapa sih Maikel Timothy itu,” Resti ia duduk di sampingnya Rara, ia menatap ke arah layar leptop.
“Dia cerita pernah pacaran sama Raisa dan Pevita gitu.”
“Serius?”
“Iya dia bilang sendiri semalam.”
“Gila, mantannya Pevita lagi, keren parah sih pastinya. Emang dia siapa sih? Kok bisa pacaran sama Pevita, Raisa, mereka kan artis kelas nomor satu di Indo, sekeren apa sih Maikel ?”
Rara mengedikan bahu, “Enggak tau deh. Gue aja baru tau nama dia itu Maikel Timothy. Kepala gue pusing nih. Nambah lagi masalah baru, belum kelar gossip Bimo dan Anya. Eh, nambah video syur pula. Bakalan redup nih karir gue lama-lama.”
“No, lo nggak bakalan redup kali Ra, justru viral dan lo makin terkenal. Job lo makin banyak karena video ini.”
“Masa sih?”
“Iya lah, ini kan Indo, macam lo nggak tau aja deh. Indo tuh suka yang viral-viral, semakin lo dihujat semakin tenar. Kayak marketing gitu sih promosi. Kan artis biasanya mau nikah heboh, terus cere tiga bulan kemudian, heboh juga cere nya, dapet deh job lagi.”
“Biar diundang di TV.”
“Ya palingan ada masa tenang sih, sebulan dua bulan ini lo emang nggak kerja, masalah ini pasti bakalan ada kasus hukum. Tapi kita cari tau dulu ya siapa si Maikel Timothy itu,” Resti lalu mengetik nama Maikel Timothy di branda google. Lalu pencarianpun keluar dalam hitungan satu detik.
Maikel Timothy
Siapa yang tidak kenal Maikel Timothy, pria muda asal Jakarta memulai bisnis propertnya benar-benar dari nol. Maikel merupakan lulusan Arsitek, Yale University. Usai mendapat gelar insinyur, pria muda ini memulai peruntungan di bisnis property yang menggarap pusat perbelanjaan yang bernama Summercon Mall di Jakarta Utara. Terus perusahaan ini berubah menjadi pengambangan di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Perusahaan ini didirikan langsung oleh Maikel Timothy. Lalu perusahaan ini mengembangkan sayapnya wilayah Serpong dan Kelapa Dua, Tanggerang, Bekasi dan Bandung. Perusahaan ini sudah menjadi terbuka sejak go public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Forbes menempatkan bahwa Maikel Timothy merupakan raja property urutan ke-40 orang terkaya di Indonesia dengam jumlah kekayaan 750 juta dollar AS.
“OMAIGAT !” Resti lalu menjerit, setelah membaca nama Maikel diartikel tersebut.
“Kenapa?” Tanya Rara memandang Resti, ia memandang ke arah leptop Resti.
“Sumpah ! Gue sama sekali nggak percaya cowok yang tidur sama lo itu tajir gila !”
“Gue yang deg-deg kan !”
“Gue shock, sumpah !”
Setelah membaca Rara menatap Resti, “Jadi gimana? Lo masih mau nuduh si Maikel yang nyebarin tuh video. Dia aja tajir banget, marketing apaan coba? Enggak sama gue dia juga bakalan tajir melintir kali.”
“Iya juga sih,” Resti membenarkan ucapan Rara.
“Ngapain juga dia repot-repot viralin ginian, propertynya nggak pakek iklan aja udah diburu sama orang.”
“Iya juga sih, bener steatmen lo. Tapi kok gue yakin dia yang nyebarin tuh video.”
“Buat apa coba Res?”
Resti menarik nafas memandang Rara, “Ya siapa tau buat nama propertynya melejit lagi. Lo tau lah, pengembang sekarang saingannya banyak banget. Siapa tau dia lagi buka pengembangan di kota lain yang masih belum berkembang gitu. Makanya jual nama lo dan agar namanya terangkat gitu.”
“Terus.”
“Aneh sih kalau pihak hotel yang jebak, itukan privasi banget.”
Resti memicingkan matanya, “Pelakunya antara lo dan dia.”
“Ih gua, buat apa gue rekam video gituan, aneh aja deh !”
“Ya emang bukan lo sih. Kemungkinan besar sih ya si Maikel itu. Sengaja tuh, pasti bursa efeknya naik. Sahamnya melejit ! Orang bakalan banyak investasi ke dia, terus dia dapat keuntungan trilunan.”
“Liat aja beberapa jam lagi, pasti berita bakalan bawa-bawa nama Summercon itu, percaya sama gue !”
Rara mencerna kata-kata Resti, apa yang Resti ucapkan benar adanya, “Analisis lo bener sih ! Gue curiga sih dia !”
“Lo tau lah, pengusaha property itu semuanya mafia. Apalagi dia bebasin lahan berbagai cara dia lakuin ! Udah nggak heran lagi permainan licik orang property,” seru Resti.
“Lo tau kan playing victim?”
“Tau, terus.”
“Dia pasti bakalan seolah-olah dia jadi korban. Padahal dia cuma mainin nama lo buat usaha pengembangan. Dasar licik tuh orang !”
“Solusinya gimana?”
“Kita bukan orang kuat sih di sini. Kita kek remahan kacang soalnya. Enggak bisa ngelawan mereka, gue tau pasti bekingan dia banyak banget, dari kelas pejabat pemerintah, aparat keamanan dan hukum udah dia pegang lah. Mereka tuh orang hukum banget.”
“Ya lo cuma cari bukti aja video itu di rekam di ponsel dia atau camera tersembunyi gitu. Pokoknya lo sendiri solusinya. Gue saranin ya lo pura-pura aja panik, seolah enggak tau apa-apa. Apapun yang omongin solusi lo iyain aja. Sampe dia lengah baru deh kita bisa laporin dia ke polisi.”
“Iya sih bener ide lo.”
“Yaudah kita sok polos aja.”
Suara ponsel Rara bergetar, ia memandang nomor ponsel yang tidak dikenal. Rara memperlihatkan ponselnya kepada Resti.
“Ini nomor dia?” Tanya Rara, karena pria itu tadi menghubungi Resti.
Resti memandang layar ponsel Rara, “Iya, itu dia.”
Rara menarik nafas, ia menenangkan hatinya. Ia menggeser tombol hijau pada layar lalu meletakan ponsel di telinga kirinya.
“Iya halo,” ucap Rara.
“Saya Maikel, bagaimana keadaan kamu?” Tanya Maikel, jujur ia khawatir dengan keadaan Rara.
“Saya masih shock, enggak tau mau ngapain? Pikiran saya buntu banget.”
“Oh God, Saya sudah meminta bantuan kepada saudara saya untuk menghapus video yang ada di social media. Mungkin setengah jam lagi situs terbelokir.”
“Tapi tetap saja video dan arikel itu masih ada. Kepala saya hampir pecah memikirkan ini.”
“Oke, kamu tenang, kita cari solusi terbaik dan pelakunya.”
“Iya.”
“Nanti saya hubungi kamu lagi.”
“Iya.”
Sambunganpun terputus begitu saja. Rara lalu menatap akun w******p nya banyak sekali chat masuk. Ia juga tidak tahu membalasnya mulai dari mana. Dan ia mengabaikannya begitu saja, ia menunggu Maikel mencari solusi yang tepat.
“Oke kita lanjutin lagi.”
***