episode 12

1111 Kata
Fani segera turun ke bawah sambil membawa tas kecil berisi baju Dave. "Apa itu yang kau bawa?" tanya Dave. "Ini beberapa baju untukmu Sayang, kita akan menginap semalam di rumah Ibu," jawab Fani terkekeh. Dave menghela napasnya, sebenarnya ia tidak ingin menginap tetapi Dave mengerti perasaan Fani yang merindukan keluarganya. akhirnya Dave menyetujui untuk menginap di rumah ibu Fani, Dave dan Fani lalu berpamitan kepada Bi Imah. "Bi Imah, kami pergi ke rumah Ibu dulu, Bibi hati-hati ya di rumah,". "Iya Non, hati-hati di jalan," sahut Bi Imah. Dave ingin mengeluarkan mobilnya tetapi Fani melarangnya karena halaman rumah ibunya kecil, Fani tidak yakin cukup untuk mobil Dave. "Sayang, jangan bawa mobil," ucap Fani. "Kalau kita tidak naik mobil jadi naik apa?" tanya Dave. "Kita naik taksi aja, kalau bawa mobil susah di rumah Ibu tidak ada garasi mobil," jawab Fani. Dave mengerti maksud Fani, Dave lupa kalau halaman rumah ibu Fani kecil itu pun sudah berubah menjadi toko sembako tanpa sepengetahuan Fani yang di bangun di halaman rumah ibu Fani untuk mata pencarian ayah dan ibu Fani. "Baiklah kalau begitu aku telepon Reyhan biar dia yang mengantar kita," ucap Dave. Dave lalu mengambil ponselnya dan mendial nomor telepon Reyhan. "Tut,tut,tut,". "Halo Rey. Kau dimana?" tanya Dave begitu Reyhan mengangkat teleponnya. "Aku di Rumah Dave, inikan hari libur," jawab Reyhan. "Bisa antarkan aku dan Fani ke Rumah ibunya Fani sekarang Rey," pinta Dave. "Memangnya mobilmu kemana Dave?". "Aku tidak bisa bawa mobil karena kami akan menginap disana,". Reyhan terdiam sebentar sebenarnya dia tidak ingin mengantar Dave dan Fani karena disana pasti ia bertemu dengan Fani, Reyhan sudah berniat akan melupakan Fani tetapi ia tidak enak jika menolak permintaan sahabatnya. "Rey, Rey, Reyhan!" panggil Dave. "Iya ya Dave, aku kesana sekarang juga,". "Baiklah aku tunggu,". Dave mematikan teleponnya, Reyhan mengambil jaket dan kunci mobilnya segera menuju rumah Dave. tidak lama kemudian Reyhan datang, Reyhan tinggal di apartemen yang tidak jauh dari rumah Dave. "Ayo Dave masuk!" ajak Reyhan. Dave dan Fani masuk ke dalam mobil Reyhan mereka duduk di belakang, Fani menyandarkan kepalanya di bahu Dave. "Sayang, kalau kau mengantuk tidur saja," ucap Dave. "Iya Sayang, nanti bangunkan aku kalau kita sampai di toko kue. Aku ingin membeli kue coklat dan roti untuk Ibu,". Dave menganggukkan kepalanya, Reyhan menjalankan mobilnya dengan Hati-hati sesekali ia melirik Dave dan Fani. "Rey, Makasih ya sudah mau mengantar aku dan Fani," ucap Dave. "Kau tidak perlu berterima kasih Dave, kau adalah sahabatku," ucap Reyhan tersenyum. Tidak berapa lama Reyhan memberhentikan mobilnya di toko Roti yang cukup besar, Dave lalu membangunkan Fani yang tertidur. "Sayang bangun, katanya mau beli kue coklat,". Fani membuka matanya lalu ia turun dari mobil bersama Dave dan Reyhan, Fani melihat berbagai macam aneka kue coklat dan roti. Fani memilih beberapa kue tart coklat untuk ibunya, sedangkan Dave dan Reyhan menunggu Fani. "Mbak, saya mau kue tart coklat yang ini dan ini di bungkus ya," kata Fani. Kepada penjual kue, penjual kue itu lalu membungkus pesanan Fani dan memberikannya kepada Fani. "Ini mbak kuenya,". "Tolong berikan ke suamiku saja dia duduk di sebelah sana biar di letakkan di dalam mobil," ucap Fani. Menunjukkan dimana Dave dan Reyhan duduk menunggu Fani, sementara Fani masih memilih kue untuk dirinya nanti di makan dalam perjalanan. saat akan mengantarkannya penjual kue itu bingung karena ada dua pria disana yang sedang menunggu. "Yang mana suaminya," guman hati penjual kue. Akhirnya penjual kue itu mendekati Reyhan. "Ini mas pesanan kue tart coklat mbak itu. Mas suaminya kan?" tanya penjual kue. Belum sempat Reyhan menjawab, Dave langsung menjawab pertanyaan penjual kue tersebut. "Saya, saya suaminya," kata Dave. Penjual kue itu memberikan bingkisan kue kepada Dave, Dave lalu mengambil bingkisan kue tersebut dan meletakkannya di dalam mobil. Reyhan merasa sedikit kecewa andaikan ia yang menjadi suami Fani sesungguhnya. tidak lama Fani datang sambil membawa sekotak kue di tangannya. "Sudah selesai beli kuenya?" tanya Dave. "Iya ini," jawab Fani. Menunjukkan tangannya yang membawa sekotak kue lalu masuk ke dalam mobil, lalu di ikuti Reyhan dan Dave. Reyhan menghidupkan kembali mobilnya untuk melanjutkan perjalanan mereka. Di dalam mobil Fani membuka kue coklat dan memakannya, Fani juga menyuapi kue coklat itu untuk Dave. "Enakkan, Sayang?" tanya Fani. Dave menganggukkan kepalanya sambil terus memakan kue coklat. "Reyhan, ini makan kuenya enak loh," ucap Fani. "Tidak. Terimakasih Fani," sahut Reyhan Reyhan menolak kue yang di berikan Fani, Fani lalu mengambil sepotong dan menyuapi Reyhan yang sedang menyetir. "Ayo Rey, di makan," paksa Fani. Dengan terpaksa Reyhan membuka mulutnya menerima suapan Fani, walaupun sebenarnya Reyhan merasa senang Fani yang sedikit perhatian padanya. Fani terus memakan kue coklat itu sampai habis, Dave tersenyum melihat ada sisa coklat di bibir Fani. "Ada apa Sayang. Kenapa kau tersenyum?" tanya Fani. Dave menunjuk bibir Fani, Fani yang tersadar ada coklat di bibirnya lalu mengusap bibirnya. "Masih ada tidak?" tanya Fani. "Masih sebelah situ," jawab Dave. Fani mengusap bibirnya kembali, Dave membohongi Fani sebenarnya sisa coklat di bibir Fani sudah hilang. "Sini biar aku bersihkan," kata Dave. Fani lalu mendekatkan bibirnya, dengan cepat Dave mencium bibir Fani dengan lembut, lalu Fani membalas ciuman Dave. kini ciuman Dave semakin dalam, Dave dan Fani lupa kalau saat ini mereka sedang berada di dalam mobil Reyhan. Reyhan melihat Dave dan Fani berciuman dari atas kaca kecil yang ada di mobilnya, Reyhan menghela napasnya menahan rasa cemburu di hatinya. "Dasar kau tidak waras Dave, bisa-bisanya kau berciuman di dalam mobilku," guman hati Reyhan kesal. Reyhan dengan sengaja menghentikan mobilnya tiba-tiba, sehingga kepala Dave dan Fani terbentur kursi bagian depan membuat Dave dan Fani tersadar atas apa yang mereka lakukan. Fani merasa malu lalu ia membuang wajahnya menghadap jendela, Dave merasa kesal karena Reyhan menghentikan mobilnya tiba-tiba. "Kenapa berhenti Rey?" tanya Dave. "Tadi ada kucing lagi bermesraan lewat," jawab Reyhan terkekeh. Dave tahu kalau Reyhan sedang menyindirnya, Dave memukul lengan Reyhan pelan. "Dasar kau Rey, perusak kesenangan," ucap Dave kesal. Reyhan tersenyum melihat wajah Dave yang kesal, Reyhan lalu menjalankan mobilnya kembali menuju rumah ibu Fani. Dalam perjalanan Dave kembali memeluk Fani tetapi Fani berusaha melepaskan pelukan Dave. "Sayang lepaskan. kita sedang berada di mobil Reyhan," kata Fani. "Biar saja, Sayang kau tidak perlu menghiraukan Reyhan anggap saja dia tidak melihat kita," kata Dave terkekeh. Dave terus memeluk Fani, Dave sengaja bermesraan di depan Reyhan agar Reyhan segera mencari calon istri. "Rey, cepat carilah istri supaya kau bisa seperti ini," ucap Dave. "Aku sudah menemukan wanita itu Dave, tapi sayang dia sudah menjadi istri orang lain," jawab Reyhan. Sebenarnya Fani lah wanita yang di maksud Reyhan tetapi Dave tidak menyadarinya. "Kau tidak boleh merebut istri orang lain Rey, kau harus melupakan wanita itu, masih banyak wanita lain di luar sana,". "Baiklah Dave. Aku akan mencoba melupakannya," ucap Reyhan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN