Reyhan membuka pintu mobil bagian belakang dan meminta Fani untuk masuk ke dalam mobil.
"Silakan masuk Nona,".
"Tidak mau, aku mau duduk di depan saja," ucap Fani.
Belum sempat Reyhan mencegah Fani, Fani sudah terlebih dulu masuk ke dalam mobil dan duduk di depan.
Reyhan mengendarai mobilnya dengan pelan, sesekali ia melirik Fani yang sedang memejamkan matanya.
"Reyhan, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Fani.
"Apa itu Nona," jawab Reyhan.
"Apa kau sudah lama mengenal Dave?" tanya Fani.
"Iya Nona, saya sudah mengenal tuan Dave sejak kami masih bersekolah SMA bersama," jawab Reyhan.
Fani menganggukkan kepalanya, ia lalu memejamkan matanya kembali. Setelah 30 menit Reyhan dan Fani sampai di rumah Dave, Reyhan memberanikan diri membangunkan Fani yang masih tertidur.
"Nona, kita sudah sampai," ucap Reyhan.
Tetapi Fani masih belum bangun juga.
"Apa yang harus aku lakukan, apa aku menggendongnya saja," guman Hati Reyhan.
Reyhan mendekati Fani ada perasaan gugup di hatinya, saat wajah Reyhan berdekatan dengan wajah Fani tiba-tiba Fani terbangun. Reyhan dengan cepat menjauhkan dirinya dari Fani.
"Apa kita sudah sampai Rey?" tanya Fani.
"Iya Nona," jawab Reyhan gugup.
Fani berterima kasih kepada Reyhan karena sudah mengantarnya.
"Terima kasih ya Rey sudah mengantarku, dan satu lagi jangan memanggilku nona panggil aku Fani saja," ucap Fani tersenyum.
"Iya Fani," ucap Reyhan membalas senyum Fani.
Fani lalu masuk ke dalam rumah, kemudian Reyhan masuk ke dalam mobil dan kembali ke kantor, tiba-tiba Reyhan teringat wajah Fani yang tersenyum kepadanya.
"Manis juga," guman Hati Reyhan.
Reyhan memukul pelan kepalanya untuk menyadarkannya.
"Ngomong apa sih Rey, ingat Fani itu adalah istri sahabatmu," ucap Reyhan pada dirinya sendiri.
*******
Setelah mandi Fani merebahkan dirinya di atas ranjang sambil mengelus bantal.
"Ah, nikmatnya tiduran," guman Fani.
Tanpa tersadar Fani tertidur lagi, malam hari Dave baru saja pulang dan hanya melihat Bi Imah yang sedang menyiapkan makan malam.
"Bi, dimana Fani?" tanya Dave.
"Tadi pulang kerja Non Fani langsung masuk ke kamar Tuan sampai sekarang belum keluar," ucap Bi Imah.
Dave segera berlari ke kamar, Dave melihat Fani yang masih tertidur lelap, Dave mendekati Fani lalu mengelus pipi Fani dengan lembut.
"Hay, putri tidur ayo bangun," gurau Dave.
Fani lalu terbangun saat tangan Dave menyentuh pipinya.
"Dave kau sudah pulang, mau makan dulu atau mandi dulu?" tanya Fani.
"Mandi dulu nanti kita makan bersama," jawab Dave.
Fani menyiapkan air mandi dan pakaian Dave, lalu ia pergi ke dapur membantu Bi Imah menyiapkan makan malam.
"Tok,tok,tok," bunyi suara ketukan pintu.
"Assalamualaikum,".
"Wa'alaikum salam,".
Fani lalu berjalan membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.
"Mama!" ucap Fani terkejut.
Fani menyalami ayah dan ibu mertuanya, dan mengajak ayah ibu mertuanya masuk ke dalam rumah.
"Fani, Dave mana?" tanya ibu Desy.
"Kak Dave lagi mandi Ma, nanti sebentar lagi turun," jawab Fani.
"Ayo Ma, Pa, kita makan malam bersama!" ajak Fani.
"Iya Fani, kebetulan mama sama papa belum makan sejak pulang dari rumah omanya Dave," ucap Bu Desy.
Dave yang hendak turun terkejut melihat orang tuanya datang tiba-tiba.
"Mama, Papa ada apa kalian kesini?" tanya Dave.
"Tidak ada apa-apa Dave, setelah menikah kau tidak pernah ke rumah mama dan papa makanya mama dan papa mampir kesini sepulang dari rumah oma," jawab Ibu Desy.
"Tapi kan Mama bisa menelepon Dave terlebih dulu," sahut Dave.
"Memangnya kenapa, apa mama dan papa tidak boleh datang kesini?" tanya Bu Desy.
"Bukan begitu Ma, maksud Dave," jawab Dave.
"Sudah-sudah kapan kita akan makannya kalau terus berdebat," ucap Pak Bambang.
Fani tersenyum melihat Dave bersama ibunya sepertinya mereka sangat dekat.
Pak Bambang memulai makan malamnya dan semua makan dalam keadaan diam.
Setelah makan malam Fani membantu Bi Imah membersihkan meja makan, sementara ayah, ibu mertuanya duduk di ruang keluarga menonton TV bersama Dave.
"Fani, sini sayang!" panggil Bu Desy.
"iya Ma, sebentar," jawab Fani.
Fani mencuci tangannya lalu berjalan menghampiri Bu Desy, Fani duduk di sebelah Dave.
"Fani apa Dave bersikap baik padamu?" tanya Bu Desy.
"Iya Ma, kak Dave bersikap baik sama Fani," jawab Fani.
Fani sengaja memanggil Dave dengan Sebutan kakak karena Fani berpikir itu tidak sopan jika ia memanggil nama suaminya begitu saja di depan ibu mertuanya.
"Mama ini apa-apaan sih, mana mungkin Dave bersikap tidak baik sama istri Dave sendiri," sahut Dave.
Bu Desy dan Fani tersenyum bersama mendengar ucapan Dave, padahal Bu Desy hanya ingin menggoda Dave saja.
"Mama mau pulang atau menginap disini?" tanya Dave.
"Mama dan papa akan menginap di sini malam ini," jawab Bu Desy.
"Baiklah, aku akan meminta Bi Imah untuk menyiapkan kamar tamu.
Dave lalu pergi menemui Bi Imah, sementara Pak Bambang lebih asyik menonton TV. dari kejauhan Dave melihat ibunya tertawa dan berbincang bersama Fani, entah mengapa Dave merasa bahagia melihat mereka.
Dave kembali ke kamar mengambil ponselnya, tanpa terasa sudah pukul 09.00 malam, Bu Desy mengajak pak bambang untuk istirahat.
"Fani, mama dan papa istirahat duluan ya," ucap Bu Desy.
Fani menganggukkan kepalanya, lalu menyusul Dave ke kamarnya, Fani membuka pintu kamar tapi ia tidak menemukan Dave disana.
"Dimana Dave," guman Fani.
Dave baru saja keluar dari kamar mandi, ia berjalan perlahan lalu memeluk Fani dari belakang.
"Apa kau mencariku, Sayang?" tanya Dave di telinga Fani.
Fani merasakan hembusan napas Dave di telinganya, Fani membalikkan tubuhnya ke hadapan Dave dan mengalungkan kedua tangannya di leher Dave.
"Aku tidak mencarimu Dave, itu hanya perasaanmu saja," jawab Fani.
"Benarkah," ucap Dave menggoda.
Dave langsung mencium bibir Fani dengan lembut Fani juga membalas ciuman Dave, kini ciuman Dave semakin dalam.
"Tok, tok, tok"
"Dave, AC di kamar tamu kenapa tidak menyala!" teriak Bu Desy dari luar.
Dave melepaskan ciumannya, lalu membuka pintu kamarnya.
"Ada apa Ma?" tanya Dave.
"AC di kamar tamu tidak menyala, mama sudah menekan remotnya tapi tetap tidak menyala juga," jawab Bu Desy.
Dave bersama Bu Desy lalu pergi ke kamar tamu untuk melihatnya.
"Bagaimana AC nya mau hidup Ma, kalau baterai remot AC nya tidak ada," ucap Dave.
Dave membuka laci meja dan memasang baterai yang baru, Dave lalu menyalakan AC nya.
"Sekarang AC nya sudah menyala, mama bisa istirahat sekarang," ucap Dave.
Dave kembali ke kamarnya untuk melanjutkan percintaannya dengan Fani yang tertunda, Dave melihat Fani sedang duduk di meja rias, Dave mendekati Fani dan mencium puncak kepala Fani.
"Cantiknya istriku,".
Fani tersenyum malu, Fani lalu berdiri dan menyembunyikan wajahnya di d**a Dave. Dave lalu menggendong Fani ke atas ranjang, Dave membuka baju Fani dan mencium gunung kembarnya.
"Tok, Tok, Tok,".
"Dave, Dave!" panggil Pak Bambang dari luar.
Dave menghela napasnya, Dave menutup kembali baju Fani lalu keluar membuka pintu kamarnya.
"Ada apa Pa?" tanya Dave.
"Air di kamar mandi yang ada di kamar tamu tidak hidup Dave," jawab Pak Bambang.
Dave dan Pak bambang akhirnya pergi ke kamar tamu untuk mengecek saluran air di kamar mandi.
"Pa, ini karena pipa krannya yang rusak makanya tidak hidup, besok Dave akan memanggil orang yang akan memperbaikinya," ucap Dave.
"Ya sudah, kalau begitu papa gunakan kamar mandi yang di luar saja," ucap Pak Bambang.
Dave kembali ke kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya ia berharap papa dan mama tidak akan mengganggunya lagi.
Dave mencium kening Fani dengan lembut, hembusan napas Dave membuat Fani terbangun. Dave kembali mencium bibir dan leher Fani, Dave membuka baju Fani kembali dan meremas gunung kembarnya.
"Tok, tok, tok".
"Tok, tok, tok," bunyi ketukan pintu.
"Dave buka pintunya," ucap Fani.
"Tidak mau," sahut Dave.
"Dave mungkin ada yang penting," ucap Fani memaksa.
"Aaahhhh!" teriak Dave.
Dave merasa kesal lagi-lagi ada yang mengganggunya, Dave mengacak-acak rambutnya. lalu Dave dan Fani membuka pintu kamarnya.
"Ada apa Ma, Pa?" tanya Fani.
belum sempat Bu Desy menjawab Dave langsung memotongnya.
"Mama, Papa tolong jangan ganggu Dave lagi, Dave mau buat cucu untuk mama dan papa," Ucap Dave kesal.
"Benarkah, ya sudah maaf in mama dan papa ya, mama dan papa janji tidak akan mengganggu lagi," ucap Pak Bambang senang
Pak Bambang lalu menarik tangan istrinya untuk kembali ke kamar.
"Dave, berikan mama cucu yang banyak ya!" teriak Bu Desy dari jauh.