Kantor Dave

1282 Kata
Setelah turun dari mobil Fani lalu melangkahkan kakinya menemui Siska sahabatnya di ruang kerjanya. "Siska nanti siang kita makan bersama ya!" ajak Fani. "Memang kemana suamimu, biasanya kau makan siang dengannya?" tanya siska. "Aku lagi kangen makan siang bareng kamu, Sis," jawab Fani terkekeh. "Baiklah tapi kali ini kau yang traktir ya!" ucap Siska senang. "Oke," sahut Fani. Fani lalu kembali ke ruang kerjanya dan ia mulai bergulat dengan laptopnya. "Tut, tut, tut," bunyi telepon. "Halo, iya Pak," jawab Fani mengangkat teleponnya. "Fani, kamu ke ruangan saya sekarang juga!" perintah Atasan Fani. "Iya Pak, saya akan segera kesana," jawab Fani. Fani menutup teleponnya, ia merasa bingung kenapa atasan memanggilnya, Fani menarik napasnya dalam-dalam lalu menemui atasannya. "Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Fani. "Nanti setelah makan siang kamu pergi ke Perusahaan SC Group, ada beberapa berkas yang harus di tanda tangani oleh Presdir SC Group," ucap Atasan Fani. Atasan Fani memberikan beberapa berkas kepada Fani, atasan Fani sengaja menyuruh Fani karena Fani adalah istri dari presdir SC Group jadi ia lebih mudah menemui dan meminta tanda tangannya. Fani tidak tahu kalau perusahaan SC Group adalah milik suaminya, Dave sudah resmi menjadi presdir SC Group setelah ia menikah dan menggantikan posisi ayahnya. Fani berpikir Dave hanyalah anak dari pemilik perusahaan yang tidak terlalu besar dan Dave tidak ingin merusak nama baik perusahaan ayahnya yang akan berakibat perusahaan itu bangkrut karena itu Dave memintanya untuk menikah dengannya agar pernikahan itu tidak batal. Fani mengambil berkas itu dan membawa ke ruangannya, tidak berapa lama jam makan siang pun tiba. Siska lalu berlari menemui Fani untuk makan siang bersama. "Ayo Fani, cepatan!" ajak siska. "Iya sabar Siska, kau ini kalau urusan makan aja cepat," gurau Fani. "Ya iyalah, kapan lagi kau mentraktir aku, dulu kau traktir aku waktu 5 bulan yang lalu," ucap Siska tertawa. Akhirnya Fani dan Siska makan siang bersama, Fani tidak memakan makanannya ia hanya mengaduk-aduk makanannya saja. "Kok gak di makan Fani?" tanya Siska. Siska terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya sampai habis tak tersisa. "Aku lagi gak selera makan Sis, nanti setelah makan siang aku di suruh atasan ke Perusahaan SC Group padahal aku malas banget kesana," jawab Fani. "Kok malas sih Fani, seharusnya kamu itu senang karena bisa bertemu dengan suamimu, suamimu kan....," ucapan Siska terputus. Belum selesai Siska berbicara, ada teman kerja Siska yang memanggilnya. "Sis, kamu di panggil atasan katanya kerjaanmu ada yang salah!" teriak teman Siska. "Aduh gawat ini, Fani aku duluan ya," pamit Siska. Fani hanya menganggukkan kepalanya melihat Siska yang pergi begitu saja. "Apa maksud Siska senang, mana mungkin ada Dave di sana apa mungkin perusahaan Dave bekerja sama dengan Perusahaan SC Group," guman Fani. Fani kembali ke ruangannya mengambil tas lalu pergi ke perusahaan SC Group, Fani memanggil sebuah taksi untuk mengantarnya. "Pak, anter saya ke Perusahaan SC Group," ucap Fani. "Baik, Bu," ucap Sopir taksi. Setelah 20 menit Fani sampai di Perusahaan SC Group, Fani sangat kagum melihat Gedung perusahaan SC Group yang sangat besar dan tinggi menjulang entah ada berapa puluh lantai di dalamnya. Ini pertama kali Fani menginjakkan kakinya di perusahaan sebesar ini, Fani lalu masuk ke dalam perusahaan itu, ia melihat ada banyak karyawan dan karyawati yang bekerja disana. "Beruntung banget mereka bisa bekerja disini, pasti gaji mereka sangat besar," guman hati Fani. Fani lalu melangkahkan kakinya mendekati meja resepsionis. "Mbak, saya ingin bertemu dengan Presdir SC Group," ucap Fani. "Ibu tinggal naik lift sebelah kanan, ruangan Presdir ada di lantai paling atas," ucap Resepsionis itu. Resepsionis itu sudah tahu kalau Fani adalah istri dari bosnya jadi ia memberitahukan dimana ruangan bosnya. Fani berjalan menuju ruangan presdir, semua karyawan dan karyawati tersenyum dan menyapa Fani sepanjang jalan. Fani merasa bingung kenapa semua yang bekerja di sini seperti sudah mengenalnya saja. Fani tidak ingat kalau semua karyawan dan karyawati Dave datang ke resepsi pernikahan Mereka tentu saja mereka mengenal siapa Fani. Fani masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai 60 paling atas, tidak lama pintu lift terbuka. Fani keluar ia berjalan mendekati sebuah ruangan. "Ini pasti ruangan presdirnya," guman Fani yakin. Saat Fani mau mengetuk pintu tiba-tiba keluarlah seorang pria memakai baju seperti OB sedang menangis, OB itu tidak sengaja menabrak Fani ketika ia keluar. "Maaf mbak, saya gak sengaja," ucap OB. "Iya tidak apa-apa, kenapa kau menangis?" tanya Fani. "Saya baru saja di PHK mbak," jawab OB. "Kok bisa di PHK gara-gara apa?" tanya Fani. "Tadi saya gak sengaja menumpahkan kopi di kemeja presdir mbak," jawab OB. "Jadi, kamu di PHK hanya gara-gara kopi!" ucap Fani tidak percaya. OB itu menganggukkan kepalanya, Fani tidak menyangka bagaimana bisa seseorang di PHK hanya karena menumpahkan kopi. "Kau tidak perlu khawatir nanti aku akan mencoba berbicara dengan Presdir SC Group agar ia mengembalikan pekerjaanmu," ucap Fani. Seketika senyum mengembang di wajah OB itu, ia sangat berterima kasih kepada Fani. "Terima kasih banyak mbak, kalau sampai saya di PHK saya tidak tahu bagaimana nasib anak dan istri saya nanti," ucap OB itu. Fani menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam ruangan presdir SC Group, Fani sangat terkejut melihat Reyhan ada di sana. "Bukankah kau asistennya Dave?" tanya Fani. "Iya nona nama saya Reyhan, asistennya tuan Dave," jawab Reyhan. "Dimana Dave?" tanya Fani. Belum sempat Reyhan menjawab, Dave keluar dari kamar mandi setelah mengganti kemejanya yang kotor, Dave membulatkan matanya saat melihat Fani ada di kantornya. "Fani kenapa kau ada di sini?" tanya Dave. "Aku kesini mau bertemu dengan Presdir SC Group ada beberapa berkas yang harus ia tanda tangani," jawab Fani. "Tapi Fani, kenapa kau tidak meneleponku terlebih dulu?" tanya Dave. "Aku tadi buru-buru Dave jadi tidak sempat meneleponmu, kau sedang apa di sini Dave?" tanya Fani. "Aku sedang bekerja disini," jawab Dave. "Oh ya Dave, apa kau mengenal Presdir SC Group?" tanya Fani. "Tentu saja, aku adalah...," Belum sempat Dave berbicara, sekretaris Dave datang mengantarkan berkas hasil rapat tadi pagi. "Letakkan saja di meja," ucap Dave. Sekretaris itu lalu pamit keluar, Fani berpikir perusahaan Dave benar bekerja sama dengan perusahaan SC Group. Fani lalu menceritakan kepada Dave, kalau ia bertemu dengan seorang OB yang baru saja di PHK hanya karena ia tidak sengaja menumpahkan kopi di kemeja presdir SC Group. "Kau tahu Dave ingin rasanya aku mencabik-cabik wajah Presdir SC Group yang sombong itu, bagaimana bisa dia PHK OB hanya karena menumpahkan kopi. Dia tidak tahu bagaimana nasib anak dan istrinya OB itu kalau ia sampai di PHK, kalau aku bertemu dengannya aku akan memberikannya pelajaran Dave supaya dia tidak berbuat seenaknya kepada orang lain," celoteh Fani. Dave menelan air liurnya mendengar celoteh Fani yang akan mencabik-cabik wajahnya kalau ia tahu siapa presdir SC Group. Reyhan tertawa kecil melihat wajah Dave yang terlihat gugup. Dave menatap tajam Reyhan karena sudah menertawakannya. Fani tidak tahu kalau orang yang ia ceritakan adalah suaminya sendiri. "Fani lebih baik sekarang kau pulang," ucap Dave. "Tidak Dave, aku harus bertemu Presdir SC Group terlebih dahulu," ucap Fani. Fani memegang kepalanya yang sedikit pusing hampir saja ia terjatuh, Dave merasa khawatir melihat wajah Fani yang pucat. "Fani kau kenapa, apa kau sakit?" tanya Dave. "Hanya sedikit pusing saja Dave, mungkin karena aku belum makan siang tadi, aku sedang tidak berselera makan," jawab Fani. Dave membawa Fani duduk di sofa dan memberikannya segelas air. "Fani, sekarang kau harus pulang makan dan istirahatlah di Rumah, berkas ini biar aku yang mengurusnya dan soal OB itu aku janji akan membuat dia bekerja lagi di sini," ucap Dave. Fani tersenyum senang mendengar ucapan Dave, Fani menuruti perintah Dave untuk segera pulang dan Dave meminta Reyhan untuk mengantarkannya. Setelah Fani pulang Dave mengambil berkas yang di berikan Fani dan menandatanganinya, kemudian Dave memanggil OB itu dan mengizinkannya kembali bekerja di perusahaannya. "Terima kasih Pak, saya berjanji tidak akan ceroboh lagi," ucap OB itu senang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN