Bab 4. Reward

1265 Kata
Selama ini Zeelia bekerja dengan sangat baik di perusahaan Sanjaya Grup. Bahkan dia kerap memberikan masukan yang cukup membantu dalam pengembangan perusahaan ini. Presdir Sanjaya Grup yang bernama Rendy Sanjaya dan istrinya sangat menyayangi Zeelia selayaknya anak sendiri. Hari ini Zeelia berhasil mempresentasikan produk baru dari perusahaan dan klien merasa sangat puas dengan tawaran menjanjikan dan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan ini dan itu cukup menyita perhatian Rendy Sanjaya si Bos besar perusahaan. "Selamat Zeelia kamu berhasil lagi meyakinkan klien untuk bekerja sama dengan perusahaan, aku sungguh bangga padamu Zel." Kata Rendy Sanjaya bangga dengan kinerja sekretarisnya itu. "Waduh Pak Bos mah terlalu berlebihan, saya hanya menjalankan tugas saya sebagai seorang sekretaris Anda saja jadi jangan terlalu berlebihan." Kata Zeelia merendah untuk meroket hehehe, menurutnya Bosnya ini terlalu berlebihan. Sebenarnya itu pantas saja untuk di ucapkan apalagi Zeelia seorang sekretaris yang sangat kompeten dan profesional. Apalagi dia sangat bisa di andalkan dalam hal apa pun. "Aku akan memberikan sesuatu untukmu sebagai reward atas kerja kerasmu selama ini. Jangan di tolak!" Zeelia hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawabannya. "Tenang saja Pak Bos saya akan menerima hadiahnya, asal masih dalam batas wajar saja. Kalau tidak orang-orang akan berpikir jika saya simpanan Anda lagi. Hahaha.." Jawabnya sambil bercanda. Rendy pun tergelak mendengar jawaban Sekretarisnya yang sudah di anggap seperti anaknya sendiri. "Aku justru ingin menjadikanmu sebagai menantuku. Sayangnya aku terlambat melamarmu. Hahaha.." Timpal Rendy bercanda juga. Sebenarnya Rendy gak bercanda tapi mau bagaimana lagi orang Zeelianya sudah menikah. Zeelia tersipu malu mendengar candaan dari Bosnya. "Waduh Pak Bos mah berlebihan, kan saya jadi malu. Pak Bos kan tahu saya hanya seorang Sekretaris biasa dan saya hanya anak panti yang tidak tahu siapa orang tuanya. Jadi saya tidak pantas jika di sandingkan sama anaknya Pak Bos." Rendy menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya, dia mengerti apa yang di katakan Zeelia. Apalagi dia telah bersuami tak seharusnya dia mengatakan itu padanya. "Ya aku mengerti, maafkan ucapanku Zel, sebenarnya dari dulu aku menginginkanmu jadi menantuku tapi aku keduluan suamimu. Hehehe.." Zeelia tersenyum dan mereka kembali mengerjakan pekerjaannya. Karena sebentar lagi akan ada pertemuan dengan klien di sebuah restoran ternama di ibu kota. ***** Selesai meeting di restoran, Rendy mengajak Zeelia ke apartemen elit yang tak jauh dari perusahaan. "Apa kita ada pertemuan lagi Pak Bos? Seingatku tidak ada jadwal lagi deh." Tanya Zeelia bingung dengan Bosnya yang mengajaknya masuk apartemen besar dan mewah itu. "Iya aku ingin mengajakmu bertemu seseorang di sini." Jawab Rendy dengan tersenyum. Mereka masuk ke dalam lift dan Rendy menekan lantai 15. "Lantai 15?" Gumam Zeelia dalam hati saat melihat tangan Bosnya menekan tombol pada samping pintu karena dia cukup penasaran. TING! Rendy melangkah keluar lebih dulu, lalu Zeelia mengikuti di belakangnya. Rendy menghentikan langkahnya di depan pintu unit apartemen dengan access card, lalu dia menyerahkan access cardnya pada Zeelia. "Ini accees cardnya dan passwordnya tanggal lahirmu." Kata Rendy. Zeelia menerima accees card itu dengan mulut menganga, dia sungguh tidak mengerti apa maksud perkataan Pak Bos. "Ma-maksudnya gimana ya Pak Bos?" Tanya Zeelia kebingungan. "Tekan saja passwordnya dengan tanggal lahirmu." Perintah Rendy. Dengan ragu-ragu Zeelia menekan angka dan pintunya terbuka dengan password tanggal lahirnya. KLIK! "Ayo masuk!" Ajak Rendy setelah pintunya terbuka. "Kejutan!" Sorak tiga orang yang ada di dalam apartemen itu. Zeelia terkejut dia tidak mengerti maksud semua ini. “Kenapa ada kejutan, padahal hari ini bukan hari ulang tahunku?” Pikirnya. "Apartemen ini aku berikan padamu sebagai rasa terima kasihku padamu yang sudah ikut mengembangkan perusahaan ini." Kata Rendy menepuk bahu Sekretarisnya itu. "Waduh, Pak Bos mah kalau bercanda berlebihan. Saya tidak pantas mendapatkan hadiah sebesar ini." Kata Zeelia dengan kepala menggeleng. "Tidak ada yang berlebihan untukmu nak." Timpal Eva istri Pak Bos, wanita paruh baya yang masih cantik dan sekarang terlihat lebih segar dan kemarin saat terjumpa. "Tapi Bu.." "Sudah Zel terima saja, kau pantas mendapatkan reward sebagai apresiasi kinerjamu selama ini." Kata Antony, pria tampan yang menjabat General Manajer di perusahaan Sanjaya Grup. "Bagaimana caranya saya berterima kasih pada Anda Pak, Bu?" Tanya Zeelia dengan mata berkaca- kaca. "Tetap bekerja seperti biasanya saja, itu sudah lebih dari cukup untuk kami nak." Jawab Eva dengan begitu lembut. "Bu, bolehkah saya memeluk Bapak sama Ibu?" Tanya Zeelia masih dengan mata berkaca-kacanya. "Tentu saja boleh." Jawab Rendy dan Eva bersama. Zeelia memeluk Rendy terlebih dahulu dan Rendy membalas pelukan dan mengelus lembut kepala Zeelia. "Ibu jangan cemburu ya?" Kata Zeelia setelah melepaskan pelukannya pada Rendy dan kini berdiri di hadapan Eva untuk memeluknya. "Tentu saja tidak, ibu percaya Bapak itu pria setia dan kamu juga wanita setia." Kata Eva yang justru membuat tangis Zeelia pecah dalam pelukan Eva. Zeelia teringat masalah yang menimpanya akhir-akhir ini. Dia juga merasakan hangatnya pelukan keluarga dari pasangan suami istri ini. Selama ini Zeelia tidak pernah merasakan kehangatan seperti ini dari mertuanya. Freya yang merupakan sahabat Zeelia ikut menitikkan air matanya. Dia terharu melihat Zeelia menangis di pelukan Eva. "Kenapa aku kok ikut nangis sih sayang?" Rajuk pada Antony. "Ssst.. jangan nangis sayang, nanti cantiknya hilang lho." Kata Antony sambil merangkul bahu Freya dan mengelusnya. "Sekarang kamu lihat dulu apartemennya mungkin ada yang gak cocok denganmu nanti kamu ganti sendiri ya." Goda Rendy pada Zeelia. "Tidak Pak Bos, ini sudah lebih dari cukup bahkan ini terlalu mewah untuk saya." Kata Zeelia sambil melepas pelukan Eva. "Karena hari sudah petang sebaiknya kita pulang. Zeelia mau ibu antar pulang?" Tanya Eva yang ingin mengantar Zeelia. "Saya naik taksi saja Bu Bos." Tolak Zeelia halus. Mereka semua yang ada di sana tahu jika Zeelia takut akan rumor yang beredar jika Zeelia ada main dengan atasannya. "Kamu pesan dulu taksinya nanti kita pulang bersamaan." Kata Rendy dan Zeelia segera membuka aplikasi taksi online dan memesannya. "Ayo!" Ajak Rendy pada semuanya. Zeelia langsung menggandeng lengan tangan Bu Bos dan memasuki lift untuk turun ke lobby. "Zel kami duluan ya?" Pamit Eva pada Zeelia. "Iya Bu, Pak Eko hati-hati ya bawa mobilnya!" Kata Zeelia ke sopir keluarga Sanjaya itu. "Iya non Zeelia, mari." Jawab Pak Eko sambil berpamitan. Zeelia mengangguk dan tersenyum ramah. Perlahan mobil itu keluar dari area apartemen mewah itu bertepatan taksi online Zeelia pesan datang. "Atas nama mbak Zeelia?" Tanya sopir taksi dan di angguki oleh Zeelia. Sebelum taksinya berjalan Zeelia tersenyum menatap gedung menjulang tinggi di depannya dengan mata berkaca-kaca. "Aku tidak menyangka punya Bos sebaik Pak Rendy. Sampai rumah aku akan beri tahu ini pada mas Raka dia pasti senang." Gumam Zeelia dalam hati. Zeelia sudah tidak sabar untuk kasih tahu suaminya jika dia dapat reward sebuah unit apartemen elite dari Bosnya. Dia dengan hati bahagia turun dari taksi. Dia membuka tasnya dan menggenggam accees card apartemennya di dalam tasnya. Dia berniat memberikan kejutan dengan menunjukkan accees card unit apartemen pada suaminya. "Ternyata mas Raka sudah pulang?" Gumam Zeelia. "Mas.." "Zel.." Zeelia dan Raka memanggil bersamaan. "Kamu dulu saja mas, ada apa?" Tanya Zeelia. Dia memberikan kesempatan suaminya untuk mengatakan apa yang ingin dia katakannya terlebih dulu. Dengan senyum yang terus tersungging di bibirnya. "Zel," Perkataan Raka terpotong dengan suara wanita. "Mas, ayo pulang aku ngantuk." Kata seorang wanita dengan nada manja dan baru keluar dari kamar tamu rumahnya. DEG! Perasaan Zeelia mulai gak enak, dia menoleh ke wanita yang memanggil suaminya dengan manja. "Si-siapa dia mas?" Tanya Zeelia terbata dengan tubuh mematung karena syok. Dengan tersenyum manis Raka menggenggam tangan Zeelia. "Dia Hanin istri kedua mas. Kamu tahu Zel, kita akan segera punya anak. Hanin hamil dan kita akan punya anak." Kata Raka dengan begitu antusiasnya. Zeelia semakin syok mendengar ucapan suaminya. Tangan kirinya yang menggenggam accees crad unit apartemen di dalam tasnya langsung terlepas karena terkejut. Seketika Zeelia melepaskan genggaman tangan Raka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN