Mereka berbaring di ranjang, saling mengecup dengan mata berbinar. Namun hanya satu yang berbinar, yang lain menyorotkan binar palsu. Sayangnya Lana yang bucin tak menyadari hal itu. Hatinya berbunga-bunga penuh cinta. Bimo yang melihat ketulusan itu mendadak merasa bersalah. “Maaf, Lana.” “Untuk apa?” tanya Lana heran. Tak mungkin Bimo mengatakan bahwa dia merasa bersalah telah mengkhianati Lana. Jadi dia terpaksa mengalihkan pada hal lain. “Maaf, aku belum bisa melakukan malam ini.” Lana menghela napas, kecewa. Jujur, dia sempat berharap mereka akan menghabiskan malam dengan aktivitas panas di ranjang. Sayang, sepertinya harapannya kembali sia-sia. “Tak apa, ngerti kok. Yang penting suamiku cinta dan perhatian padaku. Aku wanita paling bahagia di muka bumi,” sahut La