Bagai mendengar petir di siang bolong, Lana syok mendengar kabar itu. Dengan tergopoh-gopoh dia berlari ke kamar perawatan Melina. Perasaannya kacau, seakan dia sendiri yang mengalami musibah itu. Mata Lana berkaca-kaca dengan airmata menggantung yang siap jatuh kapan saja. Lana membuka pintu kamar VVIP 402, tempat Melina dirawat. Pemandangan di dalam kamar membuatnya tercekat. Tampak Bimo memeluk Melina, wanita itu melabuhkan tangisnya di d**a Bimo. Dia terhisak sementara Bimo mengusap lembut rambutnya. Mereka tampak mesra dan harmonis, seperti pasangan yang saling mencintai. Lana merasa tersisihkan. Mengapa dia merasa seperti orang luar? Dan mendadak dia merasa asing dengan suami dan sahabatnya sendiri. Bimo dulu yang menyadari kehadiran Lana, perlahan dia mengurai pelukannya