Sementara itu, di lantai atas, Aska masih setia memanggil-manggil nama Sia, ah bukan, maksudnya nama Rasya sambil berjalan di belakangnya hingga mereka telah sampai di depan kamar gadis itu. Sia segera membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalamnya, begitu juga dengan Aska yang masih mengikuti langkahnya di belakang. Hingga kemudian gadis itu berbalik dan langsung mendorong tubuh Aska keluar dari kamarnya sebelum kemudian gadis itu menutup pintunya dengan cukup keras. Meninggalkan Aska yang terdiam di depan pintu kamarnya. "Rasya! Rasya buka pintunya! Kok dikunci, Aska mau masuk juga!" "Pergi kamu!" "Aska gak mau pergi! Aska mau sama Rasya!" "Aku bukan Rasya! Sialan!" umpat Sia dengan lirih di dalam kamarnya. Gadis itu benar-benar merasa kesal dan muak dengan keluarga Aska yang selalu me