Hari itu jalanan terlihat begitu lenggang. Waktu telah menunjukkan angka sebelas malam ketika satu mobil sport membelah jalanan kota dengan begitu cepat, jauh melewati batas kecepatan pengendara normal. Seorang pria tampan dengan raut wajah yang sudah mengeras menahan amarah tengah mengendarai mobil tersebut dalam diam. Kedua tangannya mencengkeram kuat setir mobil sebagai pelampiasan amarahnya. Mobil itu berlalu menuju sebuah tempat yang sudah sangat dikenalinya. Apartemen milik Rian, sahabatnya. Namun bukan pria itu yang ingin ditemuinya, melainkan seorang gadis yang selama ini telah menjadi pelita dalam hidupnya, Rasya. Setengah jam yang lalu dirinya mendapat sebuah notifikasi dari bawahannya yang memang sudah beberapa hari ini mendapat tugas untuk mengawasi tunangannya itu atas perin