Zera memandang ponselnya cukup lama setelah memutar video itu beberapa kali. Ia terdiam, meresapi perasaan yang mulai timbul tiap kali melihat Shakira bekerja. Seperti ada keinginan kuat untuk selalu memperhatikan dan dekat dengannya. Tapi bersamaan dengan itu, Zera juga merasa sesuatu yang tak semestinya mulai tumbuh dalam hatinya. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya. "Aku harus menjaga jarak dulu dengan Shakira," gumamnya pelan, seolah berbicara kepada dirinya sendiri. "Meski mungkin aku ingin melihatnya lebih sering... Jangan sampai dia tahu itu rumah makan milikku." Zera mengepalkan tangan, meyakinkan dirinya bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Jika terlalu terlibat, ia khawatir malah akan membebani Shakira atau membuatnya merasa tak nyaman. "Lebih baik seper