Aku masih berpikir yang Sea dan suaminya katakan mengenai ketertarikan Pak Dzaki padaku sesuatu yang berlebihan. Aku merasa diriku bukan gadis yang punya fisik menarik, hingga mudah menarik perhatian seorang sepertinya. Jika pun benar, apa yang dia lihat dariku? Pertemuan tidak sengaja saat kami di Bali pun rasa-rasanya biasa saja, obrolan kami baik, menyambung. Apa mungkin karena pembawaan Pak Dzaki yang serius, tatapannya yang justru seringnya membuat orang tunduk sampai sungkan itulah yang buatku tidak merasakan ada maksud ketertarikan padaku secara khusus? Tiba-tiba melalui Sea, aku kembali bertemu dengannya. Sebelumnya pertemuan itu aku batalkan tanpa memberi kepastian ganti harinya karena aku fokus pada keadaan Ibu Anggita. Sea menarikku menemuinya, bukan di balkon melainkan ruang