Angin sepoi berhembus, menerbangkan anak rambut berwana merah dengan lembut, membelai kulit dengan rasa sejuk yang menenangkan, suasana yang tenang dan tentu saja nyaman.
"Mari bersatu, aku tak akan membuat dirimu berada dalam perkara yang sulit."
Perkataan itu di ucapkan Kagume, dia sedang berdiri di padang rumput hijau yang luas, di depannya seorang gadis sedang berdiri dengan memandang mata ratu tertinggi di dunia immortal.
"Tapi aku adalah manusia, aku manusia. Aku memang memiliki mimpi untuk menjadi ciptaan luar biasa seperti kalian, ciptaan yang hanya ada di negeri dongeng."
Jawaban itu dengan mulus meluncur dari bibir Elkira, dia merasa tak bisa melepas hidupnya sebagai manusia. Walaupun dia mempunyai seorang ibu yang menyakitinya, seorang ibu yang meninggalkan dia, kakak, dan ayahnya dalam kesakitan. Tapi sekali lagi, dia masih mempunyai banyak hal yang bisa dia pertahankan. Dia masih punya sahabat yang sangat sayang padanya, Ayah yang sangat mencintainya, kakak yang selalu ada untuk dirinya. Belum lagi, dia punya teman-teman yang dia sayangi. Walau dia terkesan tak peduli pada teman sekolahnya, dia memiliki hati yang besar untuk terus menjadikan mereka sebagai daftar alasan untuk bertahan.
Dia juga punya orang yang perduli padanya.
Ryota yang adalah pria menyebalkan, tapi dia baik dalam hal membuat dirinya (Elkira) merasa lebih baik. Cukup dia ingat, Ryota pernah merawat kakaknya saat mereka melakukan konser di Amerika. Pria itu bahkan rela mendorong kursi roda kakaknya. Walau itu hal kecil, tapi itu tetap sebuah kebaikan.
Dia juga memikirkan Hatsu, pria itu walau menyebalkan tapi juga sangat perhatian padanya. Menjemputnya di tengah hujan lebat, saat kakak dan ayahnya sedang tak bisa mengendalikan kesedihan mereka yang di tinggal oleh manusia yang dia sebut sebagai 'Ibu'
Zinan, dia perhatian. Sering memberi Elkira setumpuk boneka dan buku yang sangat dia sukai. Zinan juga pernah menemani dia untuk menemui kakaknya yang sedang sibuk. untuk apa? Mereka memberi kejutan ulang tahun kakaknya. Dan tentu bersama ayahnya beserta semua member Historia.
Danieru, dia adalah sosok seorang kakak yang sempurna, dia selalu menjadi pelabuhan terakhir untuk dirinya, dia bahkan akan menangis di depan pria itu. Sangat berbeda jika dia bersama Ritsuki yang adalah saudara sekandung.
Ryuga, sahabatnya. Adalah sosok yang menemani dirinya sedari kecil, menjadi pelindung yang selalu setia padanya, walau dia gadis menyebalkan, kasar, di sertai dengan Fantasy tak terhingga. Pria itu tak pernah meninggalkan dirinya.
Jika dia menerima jiwa Kagume bersatu dengan raga dan jiwanya. Apa dia bisa? Apa dia siap kehilangan semua yang ada di hidupnya.
Masih diam dengan seribu bahasa, Elkira larut dalam emosi yang menjadi tombak bagi keputusan selanjutnya. Gadis itu menarik napasnya panjang, terasa berat, terasa sangat tak nyaman.
"Kenapa harus aku? Kenapa harus ini yang di tulis dalam buku kehidupan."
Ucapan itu terucap dengan nada berat, Elkira memandang Kagume, bulir air mata tak bisa dia bendung lagi saat ini.
"Karena, aku adalah dirimu di masalalu, dan kamu adalah diriku di masa depan"
Jawab Kagume, dia merasa semua memang salah. Ini salah sejak awal, dia benci harus membuat hidup dan jiwanya di masa depan menjadi berantakan.
"Aku, aku tak ingin kehilangan semua yang aku miliki, aku punya seorang ayah, aku punya kakak, aku punya banyak teman. Dan aku, aku punya ibu. Ibu yang sesungguhnya masih ada di dalam relung hati paling dalam. Aku-"
Perkataan Elkira terhenti, Kagume maju. Lalu memeluk erat Elkira.
"Aku berjanji, Aku akan melindungi semua yang ingin kau lindungi. kita adalah satu, Apa yang menjadi milikku adalah juga milikmu, dan apa yang menjadi milikmu adalah milikku juga. Elkira, kita sama. Hanya kita adalah dua jiwa yang hidup dalam masa yang tak sama."
Kagume memeluk erat Elkira, dia merasakan jika gadis di dalam dekapannya juga menangis. Mereka sama-sama larut dalam satu kesedihan.
"Kakak, kenapa kakak berubah? Siapa yang kau sebut Alvian? Kenapa, kau memanggil kakak dengan nama Alvian?"
"Kakak, haruskah aku memanggilnya begitu? Maksudku ya Kakak adalah Reinkarnasi dari Alvian sang raja vampire, jiwa mereka berbeda. Alvian, dia telah musnah dan jiwanya di penjara. Tak ada syarat untuk dia bebas kembali. Raga itu, sekarang adalah milik kakak, kakak kita"
"Jadi, jadi apa yang dia lakukan? Kenapa dia kembali?"
"Dia lari dari penjara abadi di dasar neraka terdalam. Dia ingin kembali dan membuat semua yang telah terjadi di masalalu terulang kembali"
Elkira melepas pelukan Kagume, memandang mata dengan iris keemasan yang di miliki oleh wanita di hadapannya.
"Berarti, kakak dalam bahaya!"
"Maka dari itu, mari bersatu. kita akan melindungi semuanya bersama."
Elkira menatap Kagume, menatap wanita yang juga adalah dirinya sendiri. Entahlah, dia hanya ingin mencari kebohongan di sana, namun tak di temukan.
__
Saat ini, di sebelah paling utara dunia immortal, sebelah utara terjauh dari kerajaan Dramiki yang berdiri dengan kokoh di tengah dunia tersebut.
Hayuya, seorang ratu dari klan elf. Memiliki senyum menawan, mata indah yang bisa menghipnotis siapa saja untuk menyelami hatinya. Hayuya adalah seorang snow elf terakhir yang masih hidup. Keluarganya pernah di hancurkan oleh klan werewolf. Peperangan yang dulu menelan nyawa kedua orang yang paling dia hargai. Peperangan yang terjadi karena lamaran dari Putra Mahkota di tolak oleh keluarganya.
"Jadi, bagaimana dengan keputusan anda Yang Mulia Ratu?" tanya seorang pria yang menjadi penasehat di kerajaan Froz.
"Aku hanya bisa mengambil jalan tengah selama ini Estes. Tapi entah untuk saat ini." Ratu Hayuya, memainkan jemari tangannya. Dia tak tahu harus melakukan apa di saat seperti sekarang, para pemimpin Klan sudah berkumpul untuk merencanakan sesuatu yang dia tahu akan membuat dunia yang baru saja kembali hidup menjadi hancur.
"Anda, cukup bijak selama ini Yang Mulia. Anda saat ini hanya harus memilah mana yang akan anda dukung. Sang Lord, atau para raja dan ratu dari semua klan," ucap Estes bijak. Dia cukup mengerti, jika ratu yang dia jaga selama ini banyak terluka, semua kesakitan itu cukup membuat ratu Hayuya mengerti arti dari rasa kehilang, pengkhianatan dan lainnya.
Peperangan yang membunuh orang tua sang ratu, peperangan yang membuat semua klan elf harus berduka saat itu. Hayuya beruntung, karena Lord bisa mengendalikan situasi.
Dia punya banyak hutang budi pada Lord yang memimpin kaum immortal. Tapi sekali lagi, dia bersikap netral di saat orang yang menyelamatkan dirinya dan kerajaan Froz memerlukan dukungan. Dia malah berkurung dalam cangkang emas yang tak lain adalah bersikap netral. Dia melakukan semua itu, jelas untuk melindungi semua bangsa elf yang berasal dari ras apapun.
"Apa kau tahu? Di mana Lord saat ini Estes?" tanya Hayuya, berita tentang Lord yang melakukan perjalan jauh jelas sudah menggemparkan seisi dunia bawah. Bahkan pria yang mereka sebut sebagai Lord menggunakan semua kemampuannya untuk membentengi istana Dramiki dengan sihir terkuat. Sihir tergelap di dunia immortal. Dan dia cukup tahu siapa yang membantu Lord untuk membuat benteng sekuat itu.
"Ludino, saat dia datang. Terlihat sangat panik yang mulia, entah ini benar atau salah, saya mengira mereka pergi kedunia tengah," jelas Estes.
"Dunia tengah?" Hayuya menaikan sebelah alisnya. Matanya menatap Estes, meminta penjelasan lebih jauh lagi.
"Yang mulia, saya mengira yang mulia Queen berada di dunia tengah. Dunia yang konon adalah dunia paling netral di antara tiga dunia. Di sana hanya ada satu orang terkuat, dan itu adalah raja bumi," jelas Estes. Pria itu kembali menjelaskan, jika di dunia manusia tak akan ada kekuatan seperti dunia langit, ataupun dunia bawah.
Hayuya mengangguk, dia cukup mengerti. Perjalanan sang Lord pastinya adalah untuk mencari ratu tertinggi dunia immortal.
"Bersiaplah, kau akan pergi bersamaku ke dunia manusia. Siapkan sihir terkuat, dan gunakan anugerah dari sang dewi bulan yang tak lain adalah ibumu Estes." ucap Hayuya.
Ya, Estes adalah putra dewi bulan, dewi yang lama menghilang dari dunia langit dan hidup entah di mana. Dewi yang melawan takdir, dan menikah dengan klan elf berdarah murni.
"Saya menerima titah anda yang mulia ..." ucap Estes sambil bersujud penuh hormat.
"Berdirilah, dan segera lakukan tugasmu Estes" ucap Hayuya lagi.
Estes berdiri tegak, pria itu mundur tiga langkah, lalu membungkuk hormat pada ratu Hayuya. Setelah itu, Estes membalik tubuhnya dan berjalan keluar.
Setelah Estes menghilang, Hayuya kembali duduk. Dia memikirkan bagaimana dia bisa melindungi banyak ras dari klan yang dia pimpin.
__
Raiyu, saat ini pria yang tak lain adalah anak dari dewa matahari sedang menahan amarahnya, keputusan ayahnya beberapa jam lalu, jelas membuat dirinya merasa semakin terkekang.
Bagaimana dia bisa menikahi, seorang wanita yang tak dia inginkan. dia masih tetap menginginkan Kagume.
Seorang wanita datang, dia melihat jelas jika Raiyu sedang dalam keadaan kacau. Pria itu tak pernah berubah.
Selalu terlihat menawan dalam keadaan apapun.
"Raiyu!" panggil wanita itu.
Raiyu mengalihkan pandangannya pada wanita yang memanggil namanya. Mata tajamnya memandang tanpa minat pada wanita di depan matanya.
"Ada apa?" tanya Raiyu sambil membuang wajahnya ke arah lain.
"Mengenai perjodohan kita, ak-" perkataan wanita itu terhenti, saat Raiyu menatap dirinya tajam.
"Freya, sang dewi perang. Apa yang kau harapkan dengan menerima usul dari para dewa tanpa memikirkan semuanya dengan baik?" ucapan terpanjang yang di ucapkan Raiyu saat ini.
Freya yang mendengar ucapan pria itu maju dan menghampiri Raiyu.
"Aku tahu, kau masih mencintai sang ratu dari dunia bawah. Tapi sadarkan dirimu Raiyu, kita adalah kalangan atas, kita kalangan terhormat!" Freya sudah kepalang, dia sudah memendam perasaannya pada Raiyu sejak lama.
"Ya, sekarang kita hanya sampah! Bahkan portal tipis saja tak bisa kita tembus" ucap Raiyu lagi.
Freya menatap kearah lain, dia cukup bersyukur jika mereka tak bisa menembus portal yang membatasi tiga dunia. Itu akan membuat Raiyu terkurung besama dengannya di dunia atas. Dia tak perlu khawatir, Pernikahan mereka akan tetap terjadi. Pernikahan yang menjadi kehendak dewa langit.
Freya tersenyum remeh. Wanita itu kembali memandang Raiyu.
"Pernikahan tak akan bisa di batalkan Raiyu, dewa langit sudah memberi kehendak. Bahkan ada malaikat yang memimpin rapat para dewa tentang pernikahan kita." ucapan Freya jelas membuat Raiyu sadar. Mau atau tidak, dia akan tetap menikah dengan Freya, wanita itu memenangkan permainan hidup yang di rangkai dengan bebas oleh sang pencipta.
"Terserah! Kau mungkin memiliki ragaku, tapi tidak hatiku." setelah mengatakan itu Raiyu pergi. Dia tak akan mau bertemu dengan Freya untuk sekarang. Dia harus menyiapkan dirinya untuk menata rencana, dan tentu menyiapkan diri hidup bersama wanita yang tak dia cintai.
__
Sepasang mata yang tadinya tertutup, kini terbuka dengan lebar. Pemandangan pertama yang di lihatnya adalah langit-langit kamar. Ya ini ada di rumahnya, ada di dalam kamar tidurnya.
"Kau sudah sadar?" pertanyaan itu jelas membuatnya kaget. Siapa yang bertanya? Hanya itu yang ada dalam benaknya.
Dia mengalihkan pandangannya. Di lihatnya seorang pria asing yang kini memandang kearahnya, pria itu memegang kartu tarot berwarna hitam dengan lambang aneh yang tak dia mengerti.
"Siapa kau?" tanya-nya pada pria di hadapannya.
"Aku Ludino, panglima perang kerjaan Dramiki," jawab Ludino sambil memandang pria di depannya.
"Kalian gila, aku bahkan tak tahu di mana kerajaan itu," jawaban yang sangat jelas, dia jelas tak tahu apa itu kerajaan Dramiki, di mana letak kerajaan itu, bahkan Bagaimana bentuknya.
"Aku akan menjelaskan sesuatu dan lain hal padamu tuan," ucap Ludino sambil memegang dua kartu tarot yang sekaligus adalah kertas sihir hitam miliknya.