***
Selamat membaca.
***
Aku akan menjadi tempatmu pulang saat seluruh dunia menutup pintu untukmu, menjadikanmu satu-satunya hal teristemewa saat seluruh dunia menggangapmu sampah, aku akan menjadi satu manusia yang akan mencintaimu, saat manusia lainnya membencimu.
***
Tempat pacuan kuda terlihat cukup ramai kali ini, lebih-lebih hari ini memang jadwalnya untuk berlatih pacuan kuda.
Shayna mengikat rambutnya sebelum memasang helm berwarna hitam, salah satu peralatan yang wajib dikenakan saat memacu kuda, tinggal satu lagi, kacamata, kacamata yang kali ini Shayna gunakan adalah kacamata baru, pembelian Dikta kala itu. Yah, kala ulang tahun Shayna kemarin, Dikta memberikan hadiah, kacamata untuk Shayna melakukan latihan pacuan kuda.
Saat Shayna keluar dari ruangan dan berniat menghampiri kudanya, ia memandang sekitar, di sisi lapangan yang di pagar itu ada Reevin juga Banjar, Shayna memandang aneh dua orang itu, pasalnya mereka melempar senyum kearah Shayna, yang hal itu sudah sama sekali tidak pernah terjadi lagi, apalagi setelah kejadian yang Shayna yang dicelakai oleh Sadira, tapi memang sejak itu dua orang itu, memang mencoba untuk membaiki Shanya, tapi Shayna memilih untuk tidak terlalu menanggapinya.
Shayna awalnya ingin langsung menaiki kudanya, tapi lagi-lagi pergerakan dari Banjar maupun Reevin mampu membuat fokus perempuan itu terpecah, dan malah memperhatikan dua orang yang amat berharga dihidupnya itu, tapi jujur sekarang Shayna mencoba membuang jauh-jauh dua orang itu dihidupnya, karena tanpa sadar dua orang itu malah berbahaya untuk dekat dengan Shayna, dua orang itu dalam bahaya kalau masih bersama dan berperilaku baik padanya.
Shayna tak pintar bersandiwara, saat ia tak menghiraukan teman-temannya pun Shayna sempat beberapa kali mencuri pandang kearah Reevin juga Banjar, karena bagaimana pun, ia sebenarnya cukup merindukan dua orang itu, cukup merindukan teman-temannya itu semua begitu menyakitkan saat Shayna menjauhi teman-temannya itu, saat Shayna mencoba untuk menjauhi orang-orang yang begitu ia sayangi, yang menjaganya sejak dahulu.
Setelah menarik napas dalam-dalam, akhrinya Shayna menunggangi kuda itu dengan semangat, hidupnya kini mulai tertata rapi, walau sebenarnya Shayna masih tetap tak bisa tidur, Shayna masih tetap tak bisa benar-benar menjalani hidupnya, Shanya masih saja tidak bisa baik-baik saja tanpa mereka itu.
Shayna memilih untuk melanjutkan kegiatannya, perempuan itu mencoba untuk memfokuskan tatapannya pada rintangan yang ada, Shayna memilih tidak mengikat rambutnya, uraian rambutnya menambah kecantikan perempuan itu.
Reevin tergeleng, melihat bagaimana perempuan itu, melihat bagaimana aksi yang ditunjukan oleh perempuan itu, melihat bagaimana kelincahan perempuan itu, rasanya, sungguh dirinya merasa rugi kalau kembali harus kehilangan Shayna, Shayna begitu menggemaskan, dan jangan lupakan bahwa Shayna adalah cinta pertamanya. “Cewek gue, Njar, ganteng banget buset,” lirih Reevin tanpa sadar, matanya begitu berbinar melihat bagaimana Shayna, melihat rambut perempuan itu yang menjulur dengan indah, melihat bagaimana perempuan itu mengendalikan kudanya, dia, dia sangat cantik, begitu cantik.
Banjar menyenggol tangan laki-laki yang berada di sebelahnya itu, berharap bahwa Reevin meyadari apa yang ia katakan adalah hal yang salah, “sudah mantan ey, sadar, sadar,” ejek Banjar dengan kekehan, ya dirinya tahu bahwa Reevin masih menginginkan perempuan itu, tapi Reevin juga harus menyadari bawha Shayna adalah mantannya, bukan kekasihnya.
Reevin menghela napasnya, “males banget diingentin,” katanya. Ia dan Banjar tidak dengan tanpa tujuan ke sini, Reevin berniat untuk mengajak Shaya pulang bersama, lebih tepatnya ini semua adalah ide bundanya, Reevin adalah anak yang begitu terbuka dengan orangtuanya, walau orangtuanya masih tidak begitu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Intinya benar apa yang dikatakan oleh Banjar waktu itu kepada Reevin, orangtua Reevin dan orangtua Shayna sempat terlibat suatu masalah dimasa lalu, dan itu mungkin membuat orangtua Shayna yang tidak setuju dengan hubungan mereka saat ini, apalagi hal itu terlihat dengan jelas saat Reevin mengenalkan orangtuanya kepada orangtua Shayna malam itu.
Saat hubungan Reevin dan Shayna yang diputuskan mendadak oleh perempuan itu, Reevin jelas langsung menceritakan hal yang membuatnya patah hati itu kepada bundanya, apalagi setelah itu tak lama kejadian saat Sadira terbukti melakukan hal yang membuat Shayna tidak sadarkan diri membuat Avita – Ibu sambungnya langsung turun tangan.
Bagi Avita, awalnya mungkin hal ini adalah cinta monyet biasa, tapi, menilik dari pertama kali dirinya dan suaminya mengetahui bahwa kekasih dari Reevin adalah anak dari Aldino dan Sylena jelas membuat Avita mengeti bahwa ini bukan kisah cinta biasa saja, Reevin dan Shayna pasti terhalang oleh restu orangtua Shayna, apalagi hal yang buruk terjadi saat ia dan Sandy belum menikah kala itu (kalau mau tahu lebih lanjut silahkan baca cerita Who?)
Dahulu, suaminya, Sandy Adiatma menyukai Sylena Hermawan – Ibu dari Shayna, dan saat itu Avita yang baru melakukan pendekatan dengan Sandy sejujurnya salah paham, ia memilih untuk mempercayai apa yang ia lihat kala itu, kala itu ada kejadian dimana Sandy yang pergi bersama dengan Sylena, saat itu Avita yang baru menjadi tuanngan Sandy memilih untuk mundur dari statusnya, mengingat bawha Sylena adalah perempuan yang sejak dahulu diinginkan oleh Sandy kala itu kembali muncul dihubungannya dan Sandy.
Singkat ceritanta, Aldino – suami Sylena sekaligus ayahnya Shayna memilih untuk membatalakan kerja samanya dengan Sandy demi menjaga rumah tangganya dari Sandy, pun saat itu Sandy setuju dengan pilhan laki-laki itu karena Snady memilih untuk mengejar Avita.
Hari beerganti bulan, bulan bergnati tahun, Sandy tidak lagi berhubungan dengan Sylena dan Aldino, hingga pada akhrinya malam itu saat Reevin anak mereka mengatakan bahwa mereka diundang kecara ulang tahun kekasihnya, sebagai orang yang pernah muda dan pernah merasakan sesuatu yang menyakitkan diusia muda, Avita dan suaminya memang memutuskan untuk membolehkan anak-anaknya menjalin hubungan dengan lawan jenis, tapi tetap dalam pengawasan mereka.
Malam itu, Sandy dan Avita akhirnya mengetahui bahwa orangtua dari kekasihnya adalah Aldino dan Sylena, setelahnya, Avita bisa menebak bahwa jalan cerita dari anaknya pasti sangat-sangat tidak mulus, dan nyatanya seminggu setelah pertemuan mereka, Reevin mengatakan bahwa Shayna benar-benar berubah dan memutuskan hubungan mereka tanpa alasan yang jelas, yang membuat Avita jelas tidak kaget dengan hal itu, bahkan Avita mengira hubungan Reevin langsung berakhir pada besok harinya atau malam harinya.
Setelah melihat bagaimana anaknya itu dan Reevin juga mengatakan bahwa ia masih saja menginginkan Shayna dan ingin berjuang terhadap perempuan itu, akhirnya Avita memilih untuk membantu anaknya itu, dan inilah salah satu niatnya, mengajak anak perempuan itu bertemu dan mendengarkan langsung apa yang sebenarnya terjadi.
Shayna masih saja memutari arenanya, permepuan itu masih saja terbayang dengan kejadian tadi malam di rumahnya, disaat ia mendengar bahwa orangtuanya kembali bertengkar, ayahnya kembali mengungkit dengan apa yang terjadi dimasa lalu, membuat Shayna jelas semakin tidak bisa tidur, ia kembali, dan kembali memikirkan dengan apa yang dikatakan oleh orangtuanya, lebih tepatnya ayahnya, karena ibunya memilih untuk tidak membantah atau menyahuti apa yang dikatakan oleh ayahnya.
“Jangan sama dia.”
“Jangan biarkan Shayna bersama dengan anak dari laki-laki itu.”
“Keluarganya pembawa sial.”
“Meraka enggak tahu diri.”
“Meraka benar-benar kurang ajar.”
Plak
Suara tamparan di pipi ibunya dari ayahnya terdengar, membuar Shayna kembali memasukan tubuhnya ke dalam selimut, tubuhnya bergetar, merasa bahwa hal ini adalah kesalahannya, karena kalau tidak bertemu dengan menerima cinta dari Reevin, serta memperkenalkan Reevin kepada orangtuany, hidup Shayna pasti akan baik-baik saja, tidak akan pernah terjadi hal yang buruk seperti ini.
Kehidupan Shayna yang dahulu memang menyebalkan, dirinya begitu dijaga dan dikekang oleh orangtuanya, terutama ayahnya, tapi, hal itu akan menjadi lebih baik daripada begini, semenjak ulangtahun itu, semenjak dirinya mengenalkan orangtua Reevin, semua menjadi kacau, orangtuanya bertengkar, saling memecahkan apa yang ada disekitar, bahkan ayahnya yang memang cukup kejam sejak dahulu tidak segang saat memukul ibunya, dan Shayna sama sekali tidak bisa melakukan apa pun, Shayna tidak bisa melawan karena kalau Shayna melawan, ia juga akan terkena pukulan dari orangtuanya.
“Ya, dirinya adalah pembuat masalah, pembawa masalah.”
___