Bab 2. Kembalinya Mantan Istri

1172 Kata
Sudah enam bulan Satya bercerai dengan Berlian. Satu Minggu setelah perceraian mereka, Satya langsung menikah dengan Chika, selingkuhannya dulu. Anak di dalam kandungan Chika pun kini sudah lahir. Sekarang Satya sedang menghadiri sebuah acara di dalam sebuah ballroom hotel mewah. Di sana, banyak sekali para pengusaha besar. Salah satu CEO terkenal yang akan hadir adalah CEO dari Glory Garment. Satya datang ke acara ini, karena ia harus bertemu dengan CEO Glory Garment yang mendadak mencabut sahamnya dari perusahaan milik Satya. Jujur saja, perusahaannya mengalami kemunduran pesat begitu pimpinan itu menarik sahamnya dari perusahaan Satya. Jadi, Satya harus berbicara dengannya. "Lihatlah! Pimpinan Glory Garment sudah muncul!" seru salah seorang tamu undangan yang ada di dekat Satya. Satya menolehkan kepala ke arah yang ditunjuk tamu undangan tersebut. Seorang perempuan cantik berbalut gaun mewah naik ke atas podium. Tubuhnya yang tegap membuatnya terlihat amat seksi. Melihatnya, jantung Satya seolah langsung naik ke atas leher. Dadanya bergemuruh kencang. Benarkah dia perempuan yang enam bulan lalu selalu menemaninya di atas ranjang? "Ber ... Berlian?" gumam Satya dalam hati memperhatikan perempuan berpenampilan elegan di atas panggung itu. Meski sudah setengah tahun bercerai, tapi Satya tidak akan salah mengenali wajah istrinya yang sekarang sudah menjadi mantan. Enam bulan lalu, Berlian masih satu ranjang dengannya. Hanya berbalut daster biasa dan selalu terlihat lusuh. Namun, sekarang nampak amat berbeda. Berlian berada di atas podium megah, menerima penghargaan atas nama perusahaan ternama. Memukau semua pasang mata yang ada di dalam gedung itu. "Ke ... kenapa bisa begini? Apa yang terjadi dengannya?" gumam Satya pelan berbicara sendiri. "Hadirin semuanya!" Suara pembawa acara dengan menggunakan mikrofon. Membuat semua orang fokus ke arah panggung dan melihat sang MC berbicara. "Inilah tamu kehormatan yang sangat istimewa pada acara hari ini. Nona Berlian Ambarwati, CEO dari Glory Garment Industry!" ujar pembawa acara memperkenalkan Berlian. Satya langsung berubah membatu mendengarnya. Matanya melebar dan lidahnya mendadak kaku. Semua hadirin pun bertepuk tangan menyambut pimpinan perusahaan besar yang memang selama ini misterius dan tidak banyak dikenal. "Jadi dia pemimpin perusahaan top nomor satu di kota ini?" "Ya! Ternyata seorang perempuan." "Perhatikanlah! Dia benar-benar sangat cantik." Kalimat-kalimat yang terucap dari para penonton sangat jelas masuk ke telinga Satya. Satya masih berdiri kaku dan seolah semua tubuhnya tidak bisa bergerak. Benarkah ini sebuah kenyataan yang didapatkannya?! Berlian tersenyum manis sembari membungkukkan badan membawa buket bunga dari penghargaan yang diberikan padanya itu. Ia menebar pesona pada semua pria matang yang menghadiri acara di sana. Satya hanya mengkerutkan kening bercucuran keringat melihat mantan istrinya berdiri anggun di atas panggung itu. Setelah selesai membungkuk menyapa hadirin, Berlian kembali menegakkan tubuhnya. Satya masih memperhatikannya dengan tatapan kebingungan seperti orang bodoh. Ia benar-benar membeku melihat kenyataan mengejutkan yang terjadi di depannya. Saat itu, tiba-tiba tatapan mata Berlian langsung menuju ke arah Satya. Seolah-olah Berlian memang sudah tahu Satya berdiri di sana. Membuat jantung Satya terasa tertembak sesuatu yang menyakitkan. Satya masih ragu apakah Berlian sedang menatapnya? Namun, sepertinya tatapan Berlian benar-benar lurus ke arahnya. Sekian detik kemudian, Berlian tersenyum menyeringai nampak puas memandang mantan suaminya. Inilah yang Berlian tunggu-tunggu. Setelah sekian lama, akhirnya Berlian bisa tersenyum menyeringai dengan puas pada Satya seperti itu. Satya pun membulatkan pupil mata melihatnya dan kakinya berubah lemas. "Dia benar-benar melihatku? Ke ... kenapa dengannya? Apa dia sengaja melakukannya padaku?" tanya Satya dalam hati. *** Berlian baru saja keluar dari gedung tempat acara yang ia hadiri. Satya yang tengah menunggunya sama dua jam lebih itu, segera terhenyak melihatnya. Satya sengaja menantikan keluarnya Berlian supaya bisa menemuinya. Dari arah agak kejauhan, Satya terpesona melihat mantan istrinya berjalan. Suara ketukan sepatu high heels yang Berlian pakai terdengar amat nyaring. Bahkan, cara berjalan Berlian sekarang sangat anggun. Satya segera berlari mendekat. Berlian menyadari Satya dari arah kejauhan berjalan menuju ke arahnya. Sehingga ia menghentikan langkah anggunnya dan memasang badan. Bahkan ia juga sudah memperkirakan adegan ini akan datang malam ini. "Ber ... Berlian? Kamu Berlian, kan?" tanya Satya saat sudah berdiri di depan Berlian. "Apa kabar, Mas Satya?" jawab Berlian dengan suara yang terdengar dalam. Begitu mendengar suara Berlian, Satya kembali merasa jantungnya terhantam sesuatu benda keras. Amat terasa. "Ka ... kamu benar-benar Berlian?! Mantan istriku?" tanya Satya yang terheran-heran. "Apa kamu tidak mengenali wajah dan namaku? Bukankah tadi sudah disebutkan pembawa acara di atas panggung?" "Bagaimana bisa kamu jadi seperti ini sekarang?" "Sekarang? Dari dulu aku memang seperti ini. Kamu saja yang tidak tahu," jawab Berlian dengan senyum menyeringai puas. "Apa yang sudah terjadi padamu? Apa kamu menikah dengan orang kaya dan merampas semua hartanya?!" Berlian mendengkus pelan. "Tenang saja. Sejak bercerai denganmu, aku masih sendiri. Aku masih belum butuh orang kaya untuk membuatku kaya. Karena aku sendiri sudah kaya. Bukankah kamu juga sudah mendengarnya? Pemilik Glory Garment yang selama ini hanya seseorang misterius itu adalah aku?" "Pimpinan Glory Garment Sudah lama menjadi investor saham di perusahaanku. Tapi bagaimana bisa kamu yang menjadi CEO utama di sana?!" "Kalau begitu bukankah sudah jelas? Akulah yang selama ini membantumu," jawab Berlian. Tentu saja Satya terhenyak kaku mendengarnya. Ia membulatkan pupil mata keheranan. "Berlian, aku benar-benar bingung dengan ini semua!" "Tidak perlu bingung lagi. Aku tidak akan menjelaskan apa pun padamu. Mulai saat ini, bantuan saham dari Glory Garment ke perusahaanmu juga sudah aku hentikan. Aku sudah membuangmu dari hidupku. Enyahlah dari pandanganku!" Setelah itu Berlian melanjutkan jalan ke area parkiran. Meninggalkan mantan suaminya yang masih shock dan kebingungan setengah mati. Satya segera menyusulnya kembali. "Berlian! Tunggu dulu!" Satya menghadang jalan mantan istrinya. Membuat Berlian berhenti dan kembali menatapnya tajam. "Minggir! Aku tidak punya waktu untuk pengusaha kecil sepertimu," ujar Belian. Setelah itu ia mengabaikan Satya dan akan pergi meninggalkannya. "Tapi paling tidak jelaskan dulu—" "Berlian!" Tiba-tiba dari arah yang tidak jauh terdengar suara seorang laki-laki memanggil Berlian. Mengalihkan fokus percakapan antara Berlian dan Satya. Seorang laki-laki tampan berjalan mendekati mereka. Ia melepas jas yang tengah ia pakai sembari terus melangkah menuju Berlian. "Agam? Kapan kamu datang?" tanya Berlian pada Agam yang sudah mendekat. "Sejak lima belas menit yang lalu," jawab Agam. "Kamu sudah keluar rupanya? Kenapa kamu tidak mengangkat panggilanku?" Agam balik bertanya sembari memakaikan jas miliknya pada Berlian. Satya melihatnya. Ia mengkerutkan kening memperhatikan seorang laki-laki tampan yang memakaikan jas dengan mudahnya pada mantan istrinya itu. Membuatnya bingung dan heran. "Maaf. Di dalam aku tidak berhenti disapa dan diajak bicara dengan para investor," jawab Berlian pada Agam. "Kalau begitu, kita pulang sekarang. Aku akan mengantarmu," ajak Agam. Berlian hanya menganggukkan kepala dua kali pelan. Setelah itu, mereka berdua berjalan meninggalkan Satya. Satya pun merasa terabaikan dan segera berjalan kembali untuk memanggil Berlian. "Tunggu, Ber! Aku—" "Cukup!" Tangan Agam menangkis badan Satya yang akan mendekat. Mencegah Satya berbicara lagi pada Berlian. Membuat Satya terhenyak merasakannya. "Aku tidak kenal siapa kau? Tapi jangan ganggu Berlian lagi. Sudah waktunya dia istirahat!" ujar Agam tegas. "Siapa kau?! Berlian adalah—" "Aku bisa memanggilkan satpam kalau kau bersikeras!" potong Agam mengancam Satya. Membuat Satya terdiam. Setelah itu Agam merangkul bahu Berlian. Membawa Berlian pergi menjauhi Satya. Satya yang melihatnya pun semakin mengernyitkan wajah. Ia penasaran setengah mati, siapa laki-laki yang berani memegangi mantan istrinya itu?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN