Berlian masih berdiri kaku di ambang pintu melihat mantan suaminya berdiri di hadapannya. Jantungnya yang tadi berdebar karena rasa bahagia, kini menjadi rasa takut dan setengah panik. "Ber?" panggil Satya dengan suara lesu. "Kenapa kamu bisa ada di sini, Mas? Bagaimana kamu bisa tahu alamatku?" "Sekarang banyak yang sedang membicarakanmu, Ber. Dengan sedikit informasi, aku bisa langsung tahu tempat tinggalmu." Satya satu langkah lebih maju mendekat ke arah Berlian. Berlian yang antisipasi itu segera berusaha menutup pintunya kembali. Namun, Satya mencegahnya dengan memegangi pintunya sehingga Berlian tidak bisa menutup pintunya. "Ber! Aku mau bicara denganmu. Tolonglah aku ...." "Pergi kamu, Mas! Aku tidak sudi melihat wajahmu lagi!" Berlian berusaha terus menutup pintunya tap