32. Peredam Amarah

1918 Kata

“Ketemuan di kampus aja Guntur. Ini aku udah lagi jalan ke kampus,” ucap Kanaya untuk menyahut suara di balik telepon. Kanaya sudah bersiap mengenakan dress sederhana. Rambut panjangnya diikat kuda. Menambah kadar kecantikan dalam diri Kanaya. “Iya nggak usah dijemput. Aku udah di jalan,” lanjutnya. Setelahnya panggilan itu terputus dan Kanaya langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang yang menggantung di bahu kirinya. Berjalan mengambil flat shoes dan memakainya. Mengabaikan Abimanyu yang masih dengan dandanan santainya. Mengenakan kaos, celana pendek, dan belum mandi. Abimanyu sedang sibuk mengelap kaca apartemen karena ia lagi-lagi kesiangan. Wajahnya cemberut karena begitu ia suka rela menjadi pembantu hari ini, Kanaya justru seenaknya berdandan cantik dan hendak meninggalk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN