Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Pukul delapan malam. Kanaya sedang sibuk memasak untuk makan malam. Sedikit terlambat karena Kanaya harus menyelesaikan tugas kuliahnya terlebih dahulu. Jika saja Abimanyu tidak heboh mengetuk pintu kamarnya berulang-ulang sembari merengek kelaparan, mungkin Kanaya belum akan keluar kamar. Memilih menyelesaikan tugasnya untuk minggu depan. Kenyataan yang terlihat sangat kontras. Kanaya yang begitu rajin, sampai sudah mempersiapkan tugas untuk minggu depan. Sementara Abimanyu yang tidak memiliki semangat untuk sekadar membuka buku. “Lo ngerjain apaan sih, serius banget?” Pertanyaan pertama yang menyambut begitu Abimanyu memasuki kamarnya dan mendapati buku-buku Kanaya yang berserakan. “Tugas Bu Latri,” jawab Kanaya santai. Membereskan buku-bukunya untuk segera ke dapur dan membuatkan mak