Fahri kemudian memutari mobil dan menggendong Arsya. Entah bagaimana tanggapan Mami nanti ketika kami membawa Arsya bersama. Setelah lift, kami pun sampai di depan kamar Leon. Arsya yang tak tahu apa-apa, langsung memanggil Mami dengan sebutan nenek. "Kenapa kamu membawa dia?" tanya Mami pada Fahri karena melihatnya menggendong Arsya. "Mi, kita bicarakan nanti, ya." "Kamu nggak menghargai perasaan Mami?" "Bukan gitu, Mi." "Pa, Nenek kenapa?" tanya Arsya. "Hm, Nenek nggak apa-apa, Sayang," jawab Fahri. Luvina ingin menenangkan Mami, dengan membawanya agak menjauh dari Arsya dan mengelus punggung Mami. "Mi, maafkan saya ... tapi, saya ingin merawat dan membesarkan Arsya," kata Luvina hati-hati. "Apa? Kalian memutuskan itu semua, tanpa mengatakannya dahulu sama Mami? Kalian nganggap