“Aku kembali, Yun.” Yuni tak percaya menatap pria yang kini sedang duduk memangkunya itu. “Jadi, kamu … Akang itu Lele?” Gema mengangguk yakin. Kini telapak tangannya mengusap lembut punggung sang istri yang sudah tampak resah dengan napas memburu. Yuni tak tahu harus bereaksi seperti apa. Tangannya reflek menyentuh kedua pipi Gema sementara pria itu dengan lembutnya mencium telapak tangan Yuni bergantian. “Aku pulang, Yuni.” “Tapi kenpa? Kenapa? Kenapa kamu … malah–“ Gema langsung merangkul bahu perempuan itu dan membawanya ke dalam dekapan. Yuni jatuh menangis sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya dalam pelukan Gema. Tidak ada ucapan yang keluar lagi setelahnya. Gema membiarkan perempuan itu menumpahkan tangis dan perasaanya lebih dulu sebelum ia benar-benar menjela