MSH 36 - Merasa Bersalah

1901 Kata

Yuni turun dari mobil. Gema meraih lengan perempuan itu dan menariknya mendekat agar lebih mudah memberikan kecupan sayang di keningnya. Mata perempuan itu terpejam seraya menikmati momen dalam yang meresap hingga ke relung jiwanya. “Nanti Akang jemput sebelum magrib, ya?’ Yuni mengangguk seraya membalas dengan mengecup pipi yang kemudian mendarat di bibir Gema karena pria itu sengaja menoleh. “Akang, ih!” Gema tertawa puas. Sebuah usakkan sayang di puncak kepala perempuan itu pun mendarat dengan gemasnya. “Akang! Berantakan ih rambut aku-nya.” “Tapi Akang suka. Kamu kalau berantakan seksi,” lirihnya membuat rona di wajah Yuni tak bisa disembunyikan. Apalagi saat perempuan itu mengingat lagi betapa ganas dirinya beberapa jam yang lalu pada sang suami. Jantungnya tiba-tiba saja meng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN