Perbicaraan antara Ab dan Yuna

1354 Kata
Sore hari pun tiba, Yuna yang sudah selesai bersiap kala itu pun segera berangkat dari rumahnya menuju cafe tempat di mana ia dan juga Ab berjanjian sebelumnya. Sepanjang perjalanan Yuna bahkan bersenandung riang, ia juga tidak lupa membawa sebuah box berisikan data dan yang lainnya yang setidaknya bisa ia bawa untuk menjelaskan permasalahan yang ia hadapi kepada Ab secara mendetail agar setidaknya temannya yang satu itu paham dan memiliki jalan keluar untuk membantu dirinya saat itu. Membutuhkan waktu satu jam dari rumah Yuna menuju ke cafe tersebut, dan ia merasa jika Ab tidak akan tiba satu jam sebelumnya, karena ia tahu jika Ab masih berbincang bersama kekasihnya itu dan itu membuat Yuna bersantai sedikit. Namun, pada kenyataannya ketika Yuna sampai di cafe tempat di mana mereka berjanji, pandangan Yuna kini mnedapati Ab tengah terduduk dengan santai sambil menyeruput coffee dengan tenang, yang tentu saja membuat Yuna merasa bingung mengenai sejak kapan dia berada di sana. Yuna mengira jika Ab pasti datang tidak lama sebelum ia datang, namun ketika mendapati jika Ab sesekali melihat ke arah jam tangannya dan kemudian menghembuskan napasnya yang membuat Yuna tahun jika Ab pasti sudah berada di sana cukup lama. Tentu saja hal itu membuat Yuna segera keluar dari mobilnya untuk bertemu dengan Ab agar setidaknya teman yang satu itu tidak menunggu lama di sana. … Yuna berjalan menghampiri Ab yang kini menoleh menatap kedatangannya dan kemudian tersenyum dengan senang. “Apakah kau lama menungguku, Ab?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna kepada Ab pada saat itu membuat Ab menggelengkan kepalanya dan mempersilakan Yuna untuk duduk di hadapannya, meski pun ia berucap seperti itu namun Yuna tahu jika pasti ia menunggu lama. Namun karena tidak ingin membuat perdebatan yang lainnya membuat Yuna pun segera duduk di hadapan Ab seraya meletakan box yang ia bawa di samping kursinya, yang membuat Ab pun menoleh menatap box tersebut untuk akhirnya menoleh menatap Yuna dan kemudian bertanya. “Ada apa sebenarnya?” tanya Ab kepada Yuna yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Aku memiliki masalah di sini, Ab …” ucap Yuna kepada Ab yang kini menatap Yuna dengan sangat serius dan menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dari Yuna saat ini yang ada di hadapannya. “Cerita kan semuanya, aku akan mendengar dan membantu mu sebisa ku, Yuna!” ucap Ab meminta kepada Yuna yang kala itu terlihat ragu untuk bercerita, dan setelah mendengar ucapan dari Ab saat itu, pada akhirnya Yuna pun menceritakan semua hal yang ia rencanakan. “Jadi … sebenarnya, aku dan juga Marta sedang merencanakan misi penyelamatan, Ab!” ucap Yuna kepada Ab yang kini mengerutkan dahinya, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Yuna kepadanya. “Misi penyelamatan?” tanya Ab dengan sangat-sangat bingung, karena pasalnya yang ia tahu Yuna bukanlah seorang polisi yang perlu melakukan semacam misi penyelamatan, namun dari raut wajah serta anggukan kepala yang dilakukan oleh Yuna saat ini membuat Ab yakin jika ia tidak sedang bercanda, yang membuat Ab pun kini menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Yeah … aku dan marta merencanakan misi penyelamatan untuk sepupu dari kakekku yang meninggal sudah sejak lama.” jelas Yuna kepada Ab yang kini membelalakan matanya seolah terkejut dengan penuturan dari Yuna saat itu. “K … kau apa?!” tanya Ab lagi dengan penuh keterkejutannya, dan hal itu membuat Yuna menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu seraya kembali menjelaskan, “Ya … aku dan Marta sudah menjalankan misi ini dan aku membutuhkan mu untuk membantu ku membuat sebuah pengalihan, agar setidaknya Marta tidak tertangkap di sana!” sambung Yuna kepada Ab yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya, “Apa?? bagaimana cara mu dan Marta melakukannya??” tanya Ab kepada Yuna yang kini menoleh menatap box dan kemudian meraih sebuah brosur dan memperlihatkan brosur itu kepada Ab yang kini mengerutkan dahinya dan meraih brosur tersebut. “Rekreasi pengembara waktu?” ucap Ab membaca brosur tersebut dan membuat Yuna menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan Ab mengerenyitkan dahinya mendengar hal itu. “Jadi … kau dan Marta merencanakan untuk kembali ke masa lalu untuk me …- Ucapan Ab terhenti ketika Yuna dengan segera membekap mulutnya dan berucap, “Sshh … jangan berbicara dengan keras Ab, aku takut ada yang mendengar dan melaporkannya!” bisik Yuna kepada Ab yang kini menghembuskan napasnya dan mengangguk kemudian berucap, “menyelamatkan seseorang di masa lalu?” tanya Ab lagi dan kali ini dengan suara yang pelan, yang membuat Yuna menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Marta sudah ada di sana dan siap menolongnya, dan aku berperan untuk membuat peralihan agar setidaknya para pengawas sedikit teralihkan dari Marta nantinya!” ucap Yuna menjelaskan kepada Ab yang kini tertegun mendengarnya, “Apa saja yang kau bawa di dalam box itu, Yuna?” tanya Ab kepada Yuna, pandangannya kini menoleh menatap box yang tergeletak tepat di samping Yuna saat ini, yang membuat Yuna pun menolehkan pandangannya kepada Box tersebut dan kemudian menoleh menatap Ab seraya berucap, “Barang-barang yang mungkin saja bisa berguna untuk kita jadikan peralihan, Ab!” ucap Yuna menjawab pertanyaan dari Ab yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi pernjelasan dari Yuna saat ini, yang kemudian membuat Ab pun berdiri dari tempatnya seraya berucap, “Kalau begitu akan lebih baik jika kita membicarakan ini di apartemenku, karena di sini akan menjadi hal yang taboo!” ucap Ab mengajak Yuna yang mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Apakah tidak akan apa-apa jika kita berbicara di apartemenmu, Ab?” tanya Yuna kepada Ab yang kini mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan dari Yuna saat itu, “kenapa kau bertanya seperti itu, Yuna?” tanya Ab kepada Yuna yang kini mengedikkan kedua bahunya seraya berucap, “Hanya saja … aku takut maria cemburu padaku!” jelas Yuna kepada Ab yang tertawa menanggapi pernyataan dari Yuna saat itu, “Untuk apa dia cemburu padamu? Dia tahu sendiri jika kau adalah sahabat baik ku, dan lagi kau lah yang mengenalkanku padanya bukan?” jelas Ab lagi kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya, “Ayo!” ajak Ab yang kemudian Ab pun beranjak dari duduknya untuk membawa box itu dan pergi bersama menggunakan mobil Yuna menuju apartemen pribadi Ab. … Sesampainya Ab dan Yuna di apartemen milik Ab. “Duduk lah … aku akan ambil kan minum dan kita akan berbincang mengenai semuanya!” ucap Ab kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Ab yang baru saja meletakkan box yang ia bawa ke atas meja sana, dan kemudian membuat Yuna pun terduduk di sofa dan menoleh menatap ke arah sekitar apartemennya. “Jadi … apakah kau sudah menyusun rencana seperti apa untuk mengalihkan perhatian para pengawas itu, Yuna?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab saat itu, membuat Yuna yang tengah menatap ke arah vas bunga indah itu membuatnya kembali menoleh menatap Ab dan kemudian menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu. “Belum … aku belum mengetahui harus seperti apa dan bagaimana, itu lah sebabnya aku meminta bantuan kepadamu, Ab!” jawab Yuna kepada Ab yang kini kembali menganggukkan kepalanya seraya terduduk di sofa samping tempat Yuna terduduk saat ini. Pandangan Ab saat ini menoleh menatap box tersebut, yang kemudian membuatnya segera membuka dan mengeluarkan seluruh isi yang ada di dalam box itu. Terdapat banyak sekali barang di dalamnya, di antaranya adalah dua Gosk, dua VD, beberapa setelan yang sudah sangat lama yang didapati oleh Yuna dari toko milik Daniel serta topi dan juga ransel, serta sebuah map mengenai bangunan dari NIMI Company yang Yuna dapatkan dari teman yang bekerja di perusahaan tersebut, yang tentu saja membuat Ab mengerutkan dahinya menatap itu semua. “Hufht … sepertinya ini akan menjadi hari yang sangat memusingkan, karena kita harus mencari cara untuk mengalihkan perhatian mereka, benarkan Yuna?” tanya Ab kepada Yuna yang kini menoleh menatapnya dan mengangguk menanggapinya. “Baiklah kalau begitu kita cari cara untuk dapat mengalihkan perhatian mereka semua dan setelahnya kita susun rencana untuk menjalankannya!” ucap Ab kepada Yuna yang tersenyum dan menganggukkan kepalanya lagi seraya berucap, “Terima kasih atas semuanya, Ab!” ucap Yuna kepada Ab yang kini menoleh menatapnya dan kemudian berkata, “Aku belum melakukan apa-apa Yuna, santai saja denganku!” ucap Ab kepada Yuna yang tertawa menanggapinya. … To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN