Susunan Rencana dengan Resiko yang Tinggi

1478 Kata
Yuna berada di apartemen milik Ab cukup lama, dan bahkan hari sudah semakin larut namun Yuna enggan untuk pulang dan mengatakan jika ia tetap harus mencari rencana itu karena waktu dari kematian orang yang ingin mereka selamatkan adalah dua hari dari hari ini, yang tentu saja membuat Ab menjadi tidak bisa berbuat apa pun selain mempersilakan Yuna untuk tetap tinggal di sana. Yuna terdiam dan tetap memikirkan bagaimana cara agar bisa mengalihkan perhatian orang-orang yang ada di dalam gedung NIMI Company, namun ia tidak memiliki ide yang bagus untuk membuat peralihan. “Jika aku berpura-pura melahirkan di sana, apakah mereka semua akan teralihkan Ab?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna kepada Ab yang kala itu tengah menatap papan hologram yang tengah menggambarkan denah dari NIMI Company pun kini segera menoleh menatap Yuna yang baru saja bertanya, yang kemudian membuat Ab pun terkekeh mendengarnya dan berucap, “Kau hanya akan mendapatkan perhatian dari satuan pengaman yang sedang bertugas, Yuna!” jelas Ab kembali menoleh menatap layar tersebut dan bahkan kini ia meraih roti yang sebelumnya sudah disediakan olehnya untuk kemudian ia santap. “Oh!” pekikan Yuna yang cukup kencang kala itu pun membuat Ab yang tengah menyantap roti di sana kini menolehkan pandangannya dengan cepat ke arah Yuna yang baru saja memekik dengan senang. “Yeah, apakah kau mendapatkan ide?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab kepada Yuna pun membuat Yuna yang baru saja memekik kini memasangkan wajah sedihnya seraya menggelengkan kepala dengan cepat dan berucap, “Ah! Aku merasa lapar … semua hal ini membuat otak ku akan meledak!” ucap Yuna melenggang menuju dapur milik Ab, yang tentu saja membuat Ab yang mendengarnya seketika mendapatkan sebuah ide yang luar biasa. “Yuna!!” panggilan kencang dan mendadak dari Ab kala itu membuat Yuna terkejut dan menolehkan pandangannya ke arah Ab yang baru saja memanggilnya dengan sangat kencang. “Yeah?!” tanya Yuna menanggapinya, “Aku baru saja mendapatkan ide gila yang aku yakin pasti bisa mengalihkan semua perhatian mereka yang ada di dalam NIMI Company!” ucap Ab kepada Yuna yang kini mengerutkan dahinya mendengar hal itu, “Kau mendapatkan idenya? Apa itu?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menghembuskan napasnya dna berjalan mendekati Yuna untuk kemudian berbisik dengan pelan kepadanya yang kini membelalakan kedua matanya dan menoleh menatap Ab yang menganggukkan kepala karenanya. “Dari mana munculnya ide gila itu, huh?” tanya Yuna dengan nada yang kaget kepada Ab yang kembali berjalan dan bertindak seolah tidak terjadi apapun, “Dari ucapanmu beberapa saat yang lalu!” jelas Ab menimpali pertanyaan yang di lontarkan oleh Yuna kepadanya, yang kini membuat Yuna mengerutkan dahinya dan berpikir untuk kemudian menganggukkan kepala setelah mengingat kata apa yang memancing ide gila itu hadir. “Bagaimana, apakah ide ku ini bisa kita pakai untuk menjalankan misinya, Yuna?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab kala itu, membuat Yuna kembali berpikir, “Ini adalah ide yang sangat gila … pasti banyak konsekuensinya kan, Ab?” tanya Yuna kembali kepada Ab yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Tapi ini adalah satu-satunya cara agar setidaknya perhatian mereka teralihkan bukan?” jelas Ab kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Ab yang satu itu. “Ya … itu benar, tapi … bukankah itu memiliki risiko yang sangat besar?” tanya Yuna lagi, dan hal itu membuat Ab menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Semua rencana pasti memiliki risiko yang besar bukan? Bukankah kau meminta bantuan padaku? Selama ada aku … aku akan memastikan jika kau akan baik-baik saja dan risiko itu akan terjadi sangat kecil!” jelas Ab menjamin hal itu kepada Yuna yang kini terlihat sangat kwahatir dengan rencana yang akan mereka jalani saat ini, namun karena ia juga menginginkan sang kakek untuk bahagia, pada akhirnya Yuna pun mengangguk menyetujui hal itu dan membuat Ab tersenyum kepadanya. “Baiklah … selanjutnya kita harus menyusun semua rencana dan step yang harus kita lakukan, agar setidaknya kita tidak terjebak dalam rencana kita sendiri!” jelas Ab kepada Yuna yang kini berjalan mengambil makanan yang baru saja ia pilih di dalam mesin pemasak, dan kemudian Yuna mengangguk dan berjalan mendekati meja itu dan mulai menyantap makanannya seraya bertanya, “Apa hal yang pertama kita butuhkan dalam rencana ini, Ab?” tanya Yuna kembali kepada Ab yang kini menolehkan pandangannya lagi ke arah hologram peta dan kemudian berucap.   “Aku membutuhkan tempat yang aman yang setidaknya bisa kita gunakan untuk melarikan diri jika situasinya memburuk. Apakah kau mengetahui titik buta dari cctv di perusahaan itu, Yuna?” tanya Ab kepada Yuna yang kini menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, “Aku tidak tahu tentang itu, Ab!” jawab Yuna kepada Ab yang kini menghembuskan napasnya dan kini pandangannya tertuju ke arah jam dinding dan kembali menatap layar hologram itu. “Hh …” Ab menghembuskan napasnya dengan panjang, ia berusaha untuk mencari cara agar ia bisa mendapatkan setidaknya peta dari cctv di dalam dan disekitar wilayah dari NIMI Company. “Eum … sebentar, aku akan menelfon seseorang!” ucap Yuna yang membuat Ab kini menolehkan pandangannta ke arah Yuna yang beranjak dari duduknya, “Siapa?” tanya Ab merasa sangat penasaran, dan membuat Yuna kini tersenyum dan kemudian berucap, “AKu akan bertanya kepada temanku mengenai peta dari cctv di sana!” jelas Yuna kepada Ab yang langsung saja membuat Ab menahan lengan Yuna yang hendak pergi dari ruangan itu, “Tidak … tidak ! tindakanmu itu akan membuat mereka secara otomatis mengetahui pelakunya, dan aku akan di penjara meski wajah mu berbeda dengan pelaku, karena mereka pasti akan menyangka jika kau ada hubungannya dengan mereka!” jelas Ab panjang lebar kepada Yuna yang kini menghembuskan napasnya mendengar hal itu. “Lalu, bagaimana?? apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan itu?” tanya Yuna yang membuat Ab segera mendudukan kembali Yuna di sofa itu seraya berucap, “Biarkan aku yang mencari cara untuk mendapatkannya, kau hanya perlu diam dan menyusun Gosk itu supaya setidaknya kita tidak terlihat seperti orang-orang yang ada di tahun ini!” ucap Ab memerintah Yuna yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu, “Huh? Jadi … maksudmu?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menatapnya dengan serius seraya berucap, “Kita akan membuat kasus ini seperti orang dari masa lalu lah yang melakukan tindakan ini!” jelas Ab kepada Yuna yang terkejut ketika mendapati jika Ab dapat berpikir hingga sejauh itu untuk hal seperti ini. Dianggukannya kepada Yuna ketika ia akhirnya mengerti dengan apa yang direncanakan oleh Ab dan sampai mana pandangan Ab terhadap rencana yang satu ini, rencana dengan risiko tinggi namun persiapan yang matang, membuat Yuna tidak merasa takut jika mereka gagal. Pandangan Yuna kini menatap ke arah Ab yang kembali menatap ke arah layar hologram itu, dan diam-diam Yuna tersenyum karena Ab mau membantu dirinya dan juga Marta hingga sejauh ini dengan risiko tinggi yang sama sekali tidak ia pedulikan, dan itu membuatnya merasa jika Yuna akan berhutang budi sangat besar kepada Ab dan juga Marta lebih besar dari yang mereka lakukan saat ini. Yuna pun meregangkan tubuhnya ketika merasa jika tubuhnya sudah pegal dan ia pun bersandar seraya memikirkan bagaimana paras wajah yang harus ia pasang kepada Gosk yang akan mereka pakai nantinya, agar setidaknya mereka tidak akan terkenali di data kependudukan yang ada di pemerintahan. Ia terus memikirkan bentuk wajah sampai tiba pada saatnya ia pun tertidur secara tidak sadar, dan membuat Ab yang kini hendak memintanya membantu untuk mencari data kini terdiam menatap Yuna yang sudah terlelap di atas sofa itu, dan membuat Ab kini terkekeh melihatnya seperti itu. … Mentari menyingsing di pagi hari, Yuna pun mengerutkan dahinya ketika ia merasa bahwa sinar dari mentari mengganggu indra penglihatannya, dan ia pun meregangkan tubuhnya dan terbangun dari kasur yang ia tiduri saat itu, namun ia mengerutkan dahinya dan merasa jika ini bukanlah kamar miliknya. Untuk beberapa saat ia terdiam, dan ketika ia sadar jika ia tertidur semalam, membuatnya segera beranjak keluar dari kamar tersebut dan menatap ke arah Ab yang kini terlelap di atas sofa panjang itu, dan benar saja … ternyata ia masih berada di apartemen milik temannya yang satu itu. “Hh …” Yuna menghela napasnya ketika ia menyadari kebodohannya yang bisa begitu saja tertidur di saat dirinya sedang berpikir. Yuna menggelengkan kepalanya dan berjalan untuk mendekati box yang tersimpan di meja dekat sofa tempat Ab tertidur saat itu. Pandangan Yuna kini menoleh menatap isis dari box tersebut dan menyadari jika Gosk yang seharusnya di rancang terlebih dahulu pun sudah selesai, dan membuatnya merasa menyesal karena membuat Ab yang melakukannya sendirian di sana. “Dia pasti sangat lelah, ah … bagaimana bisa aku melakukan hal ini?!” gumam Yuna dengan pelan, dan karena tak tahu harus berbuat apa, Yuna pun akhirnya berjalan menuju dapur dan memasak untuk Ab, setidaknya ia harus melakukan hal itu karena tidak membantunya bekerja untuk rencana mereka besok. ...  To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN