Amazing Past

1080 Kata
“Kenapa kau tidak mengatakan jika kau kenalan temannya?” tanya Yuna kepada Marta, yang kini membuat Marta menghembuskan napasnya dan kemudian berucap, “Yeah … kau bisa mengatakan itu, tapi bagaimana jika dirinya kembali bertanya nama dari temannya itu? Apakah aku harus mengatakan jika aku adalah pengembara waktu? Yang benar saja Yuna!” ucap Marta merasa kesal dengan saran yang diberikan oleh Yuna kepada dirinya, karena ia merasa jika saran itu sama sekali tidak membantu dirinya saat ini. “Oke … oke … baiklah, Aku akan pergi ke tempat Daniel sekarang, tunggu lah dan kau akan bergerak setelah semuanya menjadi jelas, kau mengerti Marta?” ucap Yuna kepada Marta, yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Baiklah, aku akan menunggu waktu itu tiba, lalu … sekarang apa yang harus aku lakukan di sini, Yuna?” tanya Marta kepada Yuna, yang membuat Yuna pun mengedikkan kedua bahunya seraya berucap, “Aku tidak tahu … tapi aku sarankan, kau berjalan-jalan dan nikmati liburanmu di sana, Marta!” ucap Yuna kepada Marta yang kini membuat Marta menghembuskan napasnya dengan pelan dan kemudian menggelengkan kepalanya. “Aku tidak yakin jika ini adalah liburanku!” ucap Marta kepada Yuna yang kini tertawa menanggapinya, “Oh Ayolah … aku yakin kau akan bersemangat jika kau melihat sesuatu yang menarik di sana!” ucap Yuna kembali memberikan semangat kepada Marta, yang pada akhirnya Marta pun menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Baiklah, aku akan berjalan-jalan sesuai dengan apa yang kau katakan kepada ku, Yuna!” balas Marta kepada Yuna sebelum akhirnya sambungan mereka pun ditutup oleh Marta. “Hh,…” Marta menghembus kan nafas nya, dan menoleh kan padangan nya ke kanan dan ke kiri untuk melihat sekitar tempat dimana dirinya berada. “Baiklah, sepertinya aku harus meinkmati liburan ku seperti apa yang di ucapkan Yuna kepada ku.” gumam Marta kepada dirinya sendiri. Marta pun pada akhirnya berjalan-jalan di sekitaran taman dekat kediaman dari Daniel, karena tidak ada tempat yang akan dituju olehnya selain Daniel dan juga apartemen dari Woojin. Sepanjang perjalanan Marta mengedarkan pandangan nya ke kanan dan ke kiri ia melihat banyak berbagai macam hewan yang tak pernah ia jumpai sebelum nya. “Wow! Aku tidak pernah melihat tupai  sebelum nya secara nyata!” seru Mark A.K.A Marta yang tentu saja banyak orang menoleh menatap nya dengan bingung, seolah Mark adalah orang aneh yang belum pernah mereka temu sebelumnya. Meskipun seperti itu, Mark  seolah tidak peduli atau lebih tepat nya Mark memang tidak mengetahui jika seluruh mata saat ini menoleh ke arah nya, “Owh! Sepertinya aku harus mengabadikan momen ini!” pekik Mark teringat jika dirinya juga harus mengabadikan momen ketika dirinya menjadi sang pengembara waktu. Dengam menggunakan Prothou, yang dipancarkan kepada buku catatan yang ia genggam saat ini secara fleksible buku itu berubah menjadi kamera oleh siapapun, yang membuat Mark tersenyum dengan senang. ‘buku catatan ini benar benar menyembunyikan Prothou ku! Sehingga aku dapat leluasa menggunakan nya,aku berterima kasih kepada Yona dan juga temannya, aku akan memberikannya donat di hari esok.’ gumam Mark di dalam hatinya. Mark pun kembali berjalan menghintari taman itu dengan begitu antusias. Banyak hal yang di abadikan oleh Mark, diantaranya semut yang berbaris di batang pohon, katak yang berbunyi di pinggir danau, burung yang berkicau di atas pepohonan serta ;ebah yang melayang-layang di ladang bunga. Sepanjang perjalanan yang ia hintari di lapangan, selama itu pun ia tidak pernah berhenti tersenyum, seolah dirinya  tidak pernah menemukan hal yang luar biasa yang tidak pernah ia temukan sebelumnya. “aku akan memperlihatkan gambar ini kepada Yuna aku yakin dirinya akan sangat senang!” gumam Mark dengan pelan, ketika dia berjalan langkah nya pun terhenti saat ia merasakan perut nya keroncongan. “Hahhh sepertinya aku harus bekerja agar bis amendapatkan makanan hari ini …” lirih Mark dan akhirnya Mark pun memutuskan untuk mencari pekerjaan. … (di waktu yang, di tempat yang berbeda dimana Woojin sekolah saat ini.) Di dalam ruang kelas dimana ketika sang guru tengah menerangkan mata pelajaran,Woojin yang kala itu duduk di bangku paling akhir samping jendela, tengah menoleh menatap ke arah luar jendela seraya terdiam. ‘aku merasa khawatir dengan Mark,apakah dia sudah melaporkan kehilangan dompet dan ponselnya kepada polisi? Bagaimana jika dia tersesat?’ itulah ke khawatiran yang di pikirkan oleh Woojin sepanjang pelajaran berlangsung, yang tentu saja karena hal itu membuat fokus Woojin di sekolahnya tidak sepenuhnya ia gunakan untuk belajar. … Waktu berganti dari pagi ke siang hingga malam. Woojin yang baru saja menyelesaikan sekolah dan juga lesnya, kini memutuskan untuk segera pulang ke rumah, karena ia berpikir jika Mark pasti akan merasa kelaparan setelah mengingat jika kunci apartemen di bawa olehnya dan Woojin pun baru menyadari jika Mark tidak membawa sepeser pun uang untuk pergi ke kantor polisi. ‘Wah … bagaimana bisa aku yang ingin menolong seseorang malah memperburuk keadaanya hanya karena lupa jika sebenarnya ia tidak memiliki uang sama sekali??’ itulah kata yang ada di dalam pikiran Woojin saat ini, yang membuatnya berlari dengan cepat untuk memasuki apartemen dan menuju lantai miliknya. Tap … tap … tap … “Hh .. hhh … hhh!” “...” Woojin kini terdiam di tempatnya, setelah ia berlari cukup kencang dan kemudian mendapati jika Mark kini tengah berdiri menunggu Woojin dengan banyak sekali plastik makanan dan bahan makanan lainnya, yang tentu saja membuat Woojin terkejut dan bertanya-tanya dari mana ia mendapatkan makanan sebanyak itu. “Da … dari mana kau mendapatkan uang? Apakah dompetmu sudah ketemu?” tanya Woojin kepada Mark, yang kini berucap, “Huh?? ah … tidak … dompetku belum ketemu! Aku dapat ini karena aku membantu nenek menyebrang jalan dan dia memberiku uang!” jelas Mark kepada Woojin yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal itu, “Dia memberi uang sebanyak ini?!” tanya Woojin lagi, yang tentu saja membuat Mark segera menggelengkan kepala dan kemudian berucap, “Aku membeli lotre, dan aku mendapatkan satu juta! Jadi … aku gunakan uang itu untuk membeli makanan dan juga ponsel!” ucap Mark kepada Woojin yang terkejut bukan main, ia tidak pernah menyangka jika Mark bisa seberuntung itu. “Jadi … kau membeli lotre, ketika kau mendapatkan uang?” tanya Woojin kepada Mark, yang kini menganggukkan kepalanya seraya berucap, “AKu harus melipatgandakannya bukan?” ucap Mark menanggapi Woojin yang kini terkekeh dan menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya ia pun berjalan mendekati pintu apartemen miliknya dan kemudian membuka pintu itu seraya membantu Mark membawa bahan-bahan masakan dan juga beberapa makanan yang sudah jadi untuk masuk ke dalam apartemen tersebut. …  To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN