Rencana untuk Daniel, dari Daniel dan Yuna.

1111 Kata
Pip! Pandangan Marta yang kala itu tengah menatap langit-langit di kamarnya pun segera saja menoleh menatap ke arah Prothou miliknya yang kini berbunyi, menandakan bahwa seseorang baru saja menghubungi Marta, yang tentu saja membuat Marta pun dengan segera menoleh menatap lengannya dan menyadari jika panggilan itu adalah Yuna, yang tentu saja membuat Marta langsung mengangkat sambungan itu. “Yeah … Yuna?!” sebuah pertanyaan di lontarkan oleh Marta, dan pandangan Marta pun terkejut saat ini, karena pasalnya wajah yang ia lihat kala itu bukanlah Yuna, melainkan Daniel dan itu pun dalam kondisi Zoom in, yang tentu saja mengejutkan Marta saat itu. “Oh!” pekik Marta, yang langsung saja membuat Daniel berucap, “Oho … tenang … tenang … ini aku Daniel!” ucap Daniel menjelaskan kepada Marta jika ia adalah Daniel, dan hal itu membuat Marta menghembuskan napasnya dan kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dari Daniel, “Jadi … mana Yuna?” tanya Marta kepada Daniel yang kini tersenyum dan menolehkan pandangannya sebelum akhirnya Yuna datang atau lebih tepatnya memperlihatkan dirinya kepada Marta. “Marta!” panggil Yuna kepada Marta yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian tersenyum sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya menanggapi panggilan dari Yuna saat itu, “Jadi … apa yang akan kita lakukan? Eum … maksudku, apa yang harus aku lakukan saat aku bertemu dengan Daniel di sini? Apakah kalian sudah menyusun rencana yang bagus, agar setidaknya aku bisa membuat Daniel di masa ini tidak menatapku aneh, Daniel … Yuna?” ucap Marta bertanya kepada Yuna dan juga Daniel, yang kemudian membuat keduanya kini menganggukkan kepala menanggapi ucapan itu, sebelum akhirnya Daniel pun berucap, “Yeah … tentu! Aku memilikinya, katakan saja jika kau mendengar kalau Aku di masa itu sangat mengidolakan Serena! Dia tetanggaku di kanada, dan aku sangat-sangat ingin berpacaran dengannya, namun ia tidak pernah membalas semua pesan yang aku kirimkan kepadanya!” ucap Daniel mulai bercerita kepada Marta dan Yuna, yang tentu saja membuat Yuna merasa sangat malang kepada pria tua yang satu itu, yang kemudian membuat Yuna pun menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Baiklah … jadi, karena itu akan kita jadikan alasan, kau … Marta, kau katakan saja kepada Daniel, jika kau ingin membantunya untuk mendekatkanmu kepada Serena yang ada di Canada, katakan kepadanya kalau kau juga dari Kanada dan teman dari Serena, katakan padanya jika Serena memintamu bantuan untuk merubah penampilan dari Daniel, agar Serena lebih menyukainya dari yang sebelumnya, bagaimana … kau paham dengan apa yang aku maksud kan?” jelas Yuna panjag lebar kepada Marta yang kini mengerutkan dahinya dna menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk berpikir, dan kemudian ia pun menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan itu. “Baiklah … jadi intinya, kau ingin aku mengatakan bahwa aku adalah teman dari Serena yang dimintai pertolongan oleh Serena untuk mengubah style dari Daniel, karena Serena menyukai dirinya namun tidak dengan wajahnya, begitu?” ucap Marta menjelaskan kembali apa yang dimaksudkan oleh Yuna, yang membuat Yuna memperlihatkan gigi rapihnya kemudian menggelengkan kepalanya dengan pelan, “Apakah itu terkesan rude, menurutmu … Marta?” balas Yuna bertanya kepada Marta yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian menganggukkan kepala, “Bagaimana jika kau mengatakan bahwa kau adalah sahabat dari sepupuku Marley?? aku selalu menceritakan tentang Serena kepada Marley!” jelas Daniel kepada Marta dan Yuna, yang kemudian membuat MArta pun mengangguk dan berucap, “Jadi … aku akan mengatakan kepada Daniel, jika aku adalah sahabat dari Marley yang dimintai tolong olehnya untuk merubah Style Daniel, karena Marley tahu jika Style yang digunakan olehnya tidak akan pernah menarik perhatian dari Serena, begitu?” tanya Marta kepada Daniel dan juga Yuna yang kemudian membuat keduanya tersenyum dengan senang dan menganggukkan kepalanya, setuju dengan saran yang kedua, yang membuat Marta pun tersenyum dengan senang karena setidaknya ia bisa mencoba hal itu kepada Daniel di masa ini. “Aku berharap banyak kepadamu, Marta … terima kasih banyak!” ucap Daniel kepada Marta, dan Marta kini tersenyum dengan sangat senang, setelah dirinya melihat jika Daniel terlihat sangat bahagia meski pun bantuan belum datang kepadanya di masa dua ribu lima belas. “Yeah … aku juga berterima kasih kepadamu, Marta!” ucap Yuna, dan hal itu membuat Marta tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya Marta pun mengakhiri sambungan tersebut. “...” Marta terdiam menoleh menatap langit-langit kamar itu, dan akhirnya sebuah ketukan pun mengejutkan Marta, hingga dirinya segera mengaktifkan kembali Gosk dan VD miliknya sebelum akhirnya berucap, “Yeah?!” tanya Mark kepada seseorang yang ada di balik pintu itu, yang dirinya yakini itu adalah Woojin. “Hei, Mark-ssi! Bisa kah kau membantu ku untuk membereskan ruangan ini sebentar?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan dari luar sana, membuat Mark dengan segera berjalan untuk keluar dan memberikan bantuan kepada Woojin yang ternyata memintanya untuk membantu membereskan rumah. … Seperti yang sudah di rencanakan di malam sebelumnya, pagi itu Mark memutuskan untuk pergi kembali ke kediaman Daniel dan kali ini ia tidak berjalan jauh, melainkan menggunakan bus, karena sebelumnya ia menanyakan jurusan bus yang harus ia tuju kepada Woojin, ia berucap jika ia harus pergi kembali setidaknya menemui teman dari kakaknya yang ia kenal, dan tentu saja Woojin mempercayainya dan membelikan nomor bus yang harus ia naikki dari halte bus dekat apartemennya. “...” selama menunggu bus itu tiba, Mark terdiam menatap ke arah sekitaran halte, dan ia pun termenung seraya berpikir. ‘Apakah ini tempat di mana Woojin akan mengalami kecelakaan itu?’ itu lah gumaman yang ada di dalam hati dari Mark, yang tentu saja membuat fokus dari Mark tidak akan sepenuhnya berada di dunia nyata. Sehingga ia tidak akan sadar jika sedari tadi, ada dua orang wanita yang terus saja memanggil namanya, dan akhirnya Mark pun tersadar ketika sebuah tangan melambai tepat di hadapan wajahnya, yang tentu saja membuat Mark kini menoleh dengan cepat ke arah samping, dan kemudian menyadari jika itu adalah Yoona dan juga Soon-ah yang tersenyum ke arahnya. “Oppa! Kenapa kau melamun??” tanya Yoona, “Selamat pagi Oppa!” sapa Soon-ah, yang tentu saja membuat Mark kini tersenyum dan menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu, “Ah … kalian berdua!” ucap Mark kepada keduanya yang kini sama-sama tertawan dan kemudian terduduk di samping Mark, “Bagaimana kemarin? Apakah kau sudah berhasil melaporkan kehilanganmu?” tanya Soon-ah kepada Mark yang kini menoleh menatapnya dan kemudian menganggukkan kepala, “Hmm?? oh Yeah! Aku sudha mendapatkan kembali ponsel ku!” ucap Mark kepada keduanya yang kini tersenyum senang, “Uahh! Jadi bolehkah kami meminta nomormu, Oppa?” tanya Yoona dengan bersemangat, yang langsung saja diberikan anggukkan kepala dari Mark, yang membuat keduanya sangat senang. Yang pada akhirnya, keduanya pun mendapatkan nomro Mark dan Mark mendapatkan nomor dua anak SMU yang sepertinya sangat fans kepadanya saat itu. …  To be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN