S.o.S

1093 Kata
Pagi itu, Mark mendapatkan buku catatan, yang pada akhirnya membuat dirinya pun bisa mempergunakan buku catatan itu sebagai Prothou yang akan membantunya agar tidak terlihat mencurigakan di sana. Pandangan Mark kini menoleh ke arah kanan dan juga kiri, yang kemudian dirinya pun melipat kemeja panjangnya agar ia bisa menggunakan prothou yang kini Mark pun men-setting Prothou tersebut agar tampat pada buku catatan yang digenggam oleh lengan kanannya saat itu, dan itu sangat simpel baginya. Sebuah senyuman senang pun terulas di bibir Mark, yang kini dirinya pun mulai menggunakan Prothou miliknya secara leluasa dan tanpa dicurigai. Mark mencari data dan peta tempat tinggal dari Daniel, dan pada akhirnya dirinya pun menemukan tempat tinggal dari Daniel, dan lokasi yang Mark tempuh cukup jauh dari rumah Woojin, yang tentu saja membuat dia merasa jika ini akan memakan dan membutuhkan waktu yang sangat lama. “Wah … sepertinya aku harus membereskan satu hambatan kecil ini, dan aku akan melanjutkan urusan utamaku di sini!” gumam Mark kepada dirinya sendiri, yang kemudian ia pun menganggukkan kepalanya dan berjalan untuk mendekati kediaman dari Daniel. Mark melangkah mendekati pintu dari rumah tersebut, dan baru saja dirinya hendak menginjakkan kakinya di teras rumah, seorang lelaki culun keluar dari sana dan berteriak, “AKu pergi bekerja, Ayah!” itu lah yang diucapkan oleh lelaki tersebut, yang tentu saja mengejutkan Mark yang kini terdiam di tempatnya, dan begitu pun dengan lelaki culun yang baru saja melangkah untuk berangkat kerja, dirinya kini terlonjak kaget ketika melihat seorang lelaki yang tidak ia kenali kini berada tepat di hadapannya saat ini. “WAAA!!! OMG!!” pekiknya terkejut kepada Mark yang kini memperlihatkan gigi-gigi rapinya karena ia merasa tidak enak karena telah mengejutkan lelaki culun itu. “Eum, maafkan aku!” ucap Mark kepada lelaki itu yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap, “Siapa kau? Ada yang bisa saya bantu?” tanya lelaki itu kepada Mark yang kini menghembuskan napasnya sebelumk akhirnya bertanya, “Eum … apakah kau Daniel?” tanya Mark kepada lelaki culun itu yang kini mengerutkan darinya mendengar pertanyaan yang terlontar dari Mark saat itu, “Eu … Maaf, tapi aku tidak mengenal orang yang bernama Daniel, sepertinya anda salah alamat!” ucap lelaki culun itu kepada Mark yang kini mengerutkan dahinya dan kembali melihat alamat rumah tersebut seraya berucap, “Tapi … alamat yang tertera di dalam catatanku adalah alamat ini!” ucap Mark kepada lelaki culun itu yang kini menoleh menatap alamat yang tertera di dalam buku catatan Mark, yang membuat dirinya menganggukkan kepala seraya berucap, “Yeah … alamat itu memang di sini! Tapi aku tidak mengenal ada nama Daniel dikeluargaku!” jelas lelaki culun itu, yang tentu saja membuat Mark menjadi kebingungan dan tidka habis pikir dengan lelaki culun itu, ‘Apa-Apaan dia?? bukankah dia sendiri yang mengatakan jika ia lebih keren dan pintar … tapi ternyata dia di masa muda adalah orang yang bodoh!’ gumam Mark aka Marta di dalam hatinya, namun detik kemudian Mark mengingat jika nama Daniel bukanlah namanya yang asli, melainkan nama yang dirinya sendiri karang agar ia bisa terlihat lebih keren dan lebih muda di masa depan sana, yang kemudian membuat Mark pun terkekeh  mengingatnya dn merutuki kebodohannya sendiri, “Pabo!” gumam mark kepada dirinya sendiri, dan hal itu mengejutkan lelaki culun itu, yang kini bertanya, “Kau mengatakannya kepadaku?!” tanya lelaki culun itu, namun cengan cepat Mark menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu dan kemudian berucap, “Oh! Tidak … tidak! Bukan dirimu! Aku hanya merutuki diriku sendiri … aku melupakan sesuatu, jika aku seharusnya bertemu dengan lelaki yang bernama Rama! Apakah ada orang yang bernama Rama di dalam rumah ini??” tanya Mark Kepada lelaki culun itu yang kini mengerutkan dahinya dan mengedikkan kepalanya seraya berucap, “Rama?? Saya Rama, ada apa ?” tanya Rama Aka Daniel yang dikenal oleh Mark, yang tentu saja membuat Mark kini menghembuskan napasnya dan kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. ‘Aku rasa ini tidak semudah ide yang diberikan oleh Yuna!’ gumam Mark kepada dirinya sendiri yang kemudian membuat Mark pun berucap, “Aku … aku diperintahkan seseorang untuk membantumu, Rama!” ucap Mark kepada Rama yang kini mengerutkan dahinya menanggapi hal tersebut, “Huh?” tanya Rama kepada Mark, yang membuat Mark merasa sangat kebingungan dan kemudian berucap, “Yang jelas aku akan mendatangimu lagi dan membantumu! Aku akankembali besok, dan kita akan bertemu lagi Rama … Bye! Oh ya … namaku Mark! Kau harus tahu itu!!” ucap Mark seraya pergi dari hadapan Rama ketika dirinya benar-benar sudah tidak memiliki ide ketika ia akan berbicara dengan Rama pada saat itu. Ia kebingungan sehingga membutuhkan Hint, itulah sebabnya ia pergi dari hadapan Rama, ia berniat untuk menelfon Yuna dan Juga berdiskusi kembali dengan Daniel mengenai masa lalunya, agar setidaknya Marta tahu ke mana dan bagaimana cara menangani Rama di masa dua ribu lima belas. Mark berjalan dengan cepat menuju jalanan yang sepi, untuk kemudian ia segera menghubungi Yuna karena ia sudah berada di dalam ide yang buntu, dan membutuhkan bantuan saat ini. Mark membuka buku catatannya dan menghubungkannya dengan Yuna, tidak lupa ia berjalan ke sebuah spot yang sepi untuk kemudian terduduk di sebuah dinding pendek di sekitarnya. Piiip! Pandangan Mark kini menoleh menatap Yuna yang baru saja mengankat hologramnya dan kemudian tersenyum dengan senang ketika Yuna mendapatkan panggilan dari Mark hari itu. “Hei! Kemana saja kau?!” itu lah protesan yang diterima oleh Marta dari Yuna yang kini membuat Marta mengerutkan dahinya dan menggeleng dengan cepat seraya berucap, “Yuna! Ini bukan waktunya untuk membahas hal yang sudha terlewat, saat ini aku membutuhkan bantuanmu!” ucap Marta kepada Yuna yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berkata, “Ada apa denganmu Marta? Kau terlihat kebingungan saat ini?” jelas Yuna kepada Marta yang segera menganggukkan kepalanya dan kemudian berucap, “Tentu! Aku akan bingung karena aku tidak tahu harus melakukan apa kepada Daniel! Aku butuh bantuanmu Yuna!” ucap Marta kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dna kemudian berucap, “Oke … apakah kau sudah menemui Daniel?” tanya Yuna, yang membuat Marta menganggukkan kepalanya, kemudian ia tersenyum seolah sedang seru membaca, karena di saat itu ada dua pasangan yang melewati jalanan tersebut dan menatapnya dengan aneh, namun Marta yang kala itu bertindak sebagai Mark tidak peduli dan berakting hingga keduanya pergi dan jalanan itu kembali sepi. “Ya! Aku sudah menemukannya dan aku pergi setelah bertemu dengannya, tanpa menjelaskan apapun selain mengatakan bahwa aku akan membantunya!” ucap Marta, yang kemudian membuat Yuna mengerutkan dahinya dan menggelengkan kepalanya, seolah menilai jika Marta memang membutuhkan bantuannya saat ini. …  To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN