Hal Kecil Berdampak Besar 2

1273 Kata
Pagi itu, Woojin, Donghyun dan juga Mark tengah menyantap roti dan beberapa menu yang telah disiapkan oleh Mark sebelumnya, yang tentu saja membuat Woojin sedikit penasaran mengenai dari mana dia bisa mendapatkan makanan seperti itu sebelumnya, namun untung saja Mark bisa mengatasinya dengan berucap bahwa ia membekal makanan itu sebelum dirinya ke korea, dan untung saja Woojin serta Donghyun tidak begitu menghiraukannya yang membuat posisi Mark sangat aman saat ini. “Hari ini Woojin akan pergi mengantar diriku pergi ke stasiun, bagaimana denganmu? Apakah kau ada acara hari ini?” sebuah pertanyaan yang sama yang di tanyakan oleh Donghyun saat itu, membuat Mark menolehkan pandangannya ke arah Donghyun dan kemudian menganggukkan kepala seraya berucap, “Hari ini aku akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kehilanganku!” ucap Mark kepada Donghyun yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal tersebut, namun pada kenyataannya Mark tidak pergi ke kantor polisi. … Mark berjalan keluar dari apartemen dan terduduk di halte bus, dirinya berusaha untuk mencari alamat kediaman dari Daniel dengan beralaskan alamat yang tersimpan di dalam prothou miliknya, namun ia kesulitan untuk melihat prothou miliknya, mengingat jika peraturan yang tercantum di dalam buku peraturan, yang membuatnya sedikit kebingungan karenanya. ‘Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana caraku untuk bisa melihat alamat milik Daniel?’ itulah pertanyaan yang di gumamkan oleh Mark di dalam hatinya, ia terlihat sangat kebingungan, napasnya juga berkali-kali ia hembuskan, berusaha untuk mendapatkan solusinya. Mark bahkan menolehkan pandangan ke kanan dan ke kiri untuk melihat apakah ada tempat yang sepi, yang memudahkannya untuk menggunakan prothou saat ini, karena saat ini di dalam halte bus itu, sangat lah ramai, yang tentu saja ia tidak bisa melakukannya. “Hei! Yoona, kau tahu … aku lupa menyimpan nomor telfon ssaem (Pak Guru)!” ucapan yang di lontarkan oleh seorang anak SMU saat itu, membuat pandangan Mark kini menoleh ke arah dua siswi yang tengah berbincang di sampingnya, dan membuat Mark pun mendengarkan pembicaraan mereka. “Mwoya (Apa) … bagaimana bisa kau lupa menyimpannya eoh? Tapi tenang saja … aku mencatatnya!” ucap siswi bernama Yoona itu seraya mengeluarkan sebuah buku catatan, yang membuat Mark mengerutkan dahinya, “Uah, Daebbak! (Hebat!) Aku ingin melihatnya!” ucap teman dari Yoona yang kini menganggukkan kepalanya dan memberikan catatan tersebut kepada temannya, dan peristiwa yang terjadi saat itu pun membuat Mark bisa memecahkan solusi dari permasalahannya saat ini. ‘Yeah … aku bisa menggunakan buku itu sebagai prothou ku!’ gumam Mark di dalam hatinya, yang membuat Mark kini tersenyum dan segera beranjak untuk menghampiri dua sisiwi yang tengah berbincang di sampingnya saat itu. “Eum … silryehamnida, Yoona-ssi gongchaek jom bul su isseulkkayo je deitoreul girokaryon gongchaegi piryohal got gatasoyo! (permisi, Yoona-ssi bolehkah aku mendapatkan buku catatan milikmu itu? Karena aku membutuhkannya untuk mencatat dataku!)” ucap Mark kepada kedua siswi itu, yang kini menatap Mark dengan sangat-sangat terkejut, dan hal itu tentu saja membuat Mark kebingungan, dan dirinya menjadi terkejut ketika mendengar kedua siswi itu memekik kegirangan melihat Mark yang baru saja menyapa mereka, “Heol! Daebbak, Nickun-Oppa! (Wah!! keren, Kak Nickun!)” ucap Yoona kepada salah satu temannya yang kini mengangguk dengan senang melihat Mark yang terkejut dengan ucapan mereka di sana, yang tentu saja membuat Mark segera menggelengkan kepalanya untuk menepis ucapan itu, “Aha … bukan … bukan … aku bukan Nickun! Namaku Mark!” ucap Mark kepada kedua siswi itu yang kini tidak pernah berhenti tersenyum kepadanya, dan menatap dirinya dengan sangat-sangat senang, “Apa yang anda butuhkan, Oppa?” tanya Yoona seraya tersenyum manis kepada Mark yang kini terkekeh mendengarnya dan kemudian menunjuk ke arah buku catatan yang tengah di genggam oleh dirinya, yang tentu saja membuat Yoona kini memperlihatkan buku yang di genggamnya itu kepada Mark yang kini tersenyum seraya menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Oppa ingin ini? Boleh saja … asal aku meminta nomor telfonmu!” ucap Yoona kepada Mark yang kini terkekeh, tidak percaya jika dirinya dimintai nomor telfon oleh seorang gadis SMU, namun karena tidak keberatan dengan itu Mark pun hendak mengucapkan nomor telfonnya di sana, namun seketika ia terdiam dan sebuah gambaran pun muncul begitu saja di dalam pikiran dari Mark. … (Gambaran yang tergambar di dalam pikiran Mark akan Marta saat ini) “Nomorku adalah 99263810!” ucap Mark kepada kedua siswi yang kini mengerutkan dari mereka setelah mendengar ucapan itu, “Eo?? apakah ini adalah benar nomormu, Mark-oppa?” tanya Yoona kepada Mark yang kini menganggukkan kepalanya, beberapa detik setelah itu seseorang pun memanggil namanya, yang membuat Mark menolehkan pandangan dan menatap dua lelaki bertubuh besar dengan seragam serba hitam yang berdiri di hadapannya saat ini. “Mark!” itulah panggilan dari salah satu dari kedua lelaki itu, yang membuat Mark menoleh dan terkejut ketika ia melihat jika lelaki berbaju hitam itu merupakan polisi pengembara waktu, karena ia tahu lambang dari NIMI Company, dan itu adalah Jam Antik yang memiliki corak khas di sana. “Ikut dengan kami!” ucap salah satu dari keduanya, yang tentu saja mengejutkan Mark ketika dirinya kini diseret untuk menjauh dari kerumunan itu, yang tentu saja membuat Mark aka Marta pada akhirnya di diskualifikasi karena telah melanggar satu aturan penting, yaitu tidak boleh memberikan nomor atau alamat rumah yang sebenarnya kepada orang-orang yang ada di masa lalu, meski mereka tidak akan mengerti dengan apa yang diucapkan saat itu. Dan itu tercantum di dalam larangan serius. … Itu lah yang ada di dalam pikiran dari Marta aka Mark yang melamun karenanya, yang tentu saja membuat Yoona terus saja memanggil nama Mark berulang kali di sana, “Mark … Mark-Oppa!!” panggilnya yang membuat Mark pun segera menggelengkan kepala dan tersadar dari sana, untuk akhirnya menghembuskan napasnya seraya berucap, “Ah … Mian, handphone dan dompetku hilang, jadi aku tidak memegang ponsel saat ini!” ucap Mark kepada Yoona dan temannya yang kini terlihat sangat kecewa karenanya, namun Mark sangat ingin mendapatkan catatan itu, yang pada akhirnya membuat Mark pun berucap, “Bagaimana jika kita berpoto? Aku juga setiap pagi akan selalu berada di halte ini, karena rumah temanku tidak jauh dari sini!” ucap Mark kepada Yoona dan temannya, yang tentu saja membuat mereka menganggukkan kepala dengan semangat karena setidaknya mereka tahu tempat tinggal dan mereka juga mendapatkan photo dari Mark. “Ne! Kita berphoto sekarang saja Oppa!” ucap Yoona dengan semangat mengeluarkan ponsel miliknya dan mereka bertiga pun akhirnya berphoto di halte tersebut, yang tentu saja tidak sedikit orang yang sesekali melihat mereka yang terlihat sangat sibuk di halte bus itu. Yoona dan temannya mendapatkan Photo dari Mark, dan mereka merasa puas, begitu pun dengan Mark yang mendapatkan buku catatan milik Yoona dan juga pulpen sebagai bonusnya. “Kita bisa bertemu lagi besok pagi kan, Oppa?” tanya Yoona, yang membuat Mark menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “AH, aku Yoona dan ini Soon-ah!” ucap Yoona memperkenalkan dirinya dan juga temannya, yang membuat Mark menganggukkan kepala menanggapi hal itu, “Terima kasih sebelumnya, Yoona-ssi, Soon-Ah ssi!” ucap Mark kepada keduanya, dan bertepatan dengan itu, bus yang mereka tunggu pun datang, dan membuat Yoona serta Soon-ah berpamitan kepada Mark yang tersenyum dan melambaikan tangan ke arah keduanya yang masuk ke dalam bus itu sebelum akhrinya Halte bus pun menjadi sepi. “Hahh … ternyata ucapan Yuna adalah benar!” ucap Marta kepada dirinya sendiri, karena sebelumnya Yuna mengatakan jika ia akan men-setting Gosk yang akan digunakan Marta sebagai seseorang yang sangat tampan, pada awalnya Marta merasa jika hal kecil itu tidak perlu di lakukan, namun pada kenyataanya, hal kecil seperti itu sangat berdampak besar, yang membuatnya berjanji akan menceritakan tentang kedua siswi itu dan pengalamannya kepada Yuna, setelah dirinya bertemu dengan Daniel terlebih dahulu. ….  To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN