Misi Pengalihan 1

1108 Kata
Pagi itu, Yuna menjemput Ab di sebuah taman yang menjadi titik dari mereka berjanjian satu sama lain dan setelahnya mereka berputar-putar sebentar untuk mempersiapkan diri mereka mengenakan pakaian tahun tuju puluhan, membawa tas ransel dan memakain Gosk yang mereka siapkan sebelumnya. “Ab, apakah kau membawa barang yang akan menjadi pengalihnya?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menganggukkan kepala dan meraih ransel miliknya untuk memperlihatkan Bom rakit tipuan yang dibuat semirip mungkin dengan yang aslinya, yang tentu saja membuat Yuna terpukau dengan hasil kerja keras Ab saat itu. “Bagaimana?” tanya Ab kepada Yuna yang kini tersenyum dan mengangkat kedua jempol untuknya yang kini tertawa melihat raut wajah dan reaksi itu, “Jadi, apa tugas yang aku lakukan?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menghembuskan napasnya dan kemudian menekan tombol auto pilot untuk kemudian membuka layar hologram dimana peta dari NIMI Company mereka miliki. “Tugasmu adalah mencari perhatian dari pihak security, kau mundul dari titik buta satu dan menanyakan keberadaanmu di sini dan itu pasti membuat mereka teralihkan, dan ketika mereka mendapatkan perhatianmu, kau berlari menuju titik buta nomor empat belas ini dan buka semua pakaian yang kau kenakan dan beraktinglah jika kau merupakan seorang pengunjung! Dan dari sana aku akan mengalihkan perhatian mereka lagi dengan berlari dari titik yang berlawanan denganmu dan memasang bom ini di sekitar titik listrik, yang tentu saja membuat mereka akan panik, ketika semua security panik aku ingin kau segera menekan tanda bahaya agar mereka semua keluar dari sana, dan kau juga ikut keluar bersama dengan mereka lalu tunggu aku di parkiran, kau mengerti!” ucap Ab kepada Yuna, berusaha untuk menerangkannya sedetail mungkin agar setidaknya Yuna mengerti akan tugas yang dilakukan olehnya di pagi itu, tidak dengan nekspetasi dari Ab, karena kini Yuna mengerutkan dahinya dan kemudian berucap. “Lalu … bagaimana denganmu? Ke mana kau akan pergi? Bagaimana caramu meloloskan diri, Ab?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menggelengkan kepalanya dan menggenggam kedua bahu Yuna seraya berucap, “Jangan memikirkan aku! Aku akan baik-baik saja dan aku bisa melakukannya, kau hanya perlu menjalankan tugasmu persis seperti apa yang aku perintahkan, kau mengerti, Yuna?” tanya Ab kepada Yuna yang kini menghembuskan napasnya menanggapi ucapan itu dan kemudian menganggukkan kepala karenanya, dan membuat Ab pun mengangguk senang. “Gunakan headset ini! Kita akan saling menukar informasi dengan ini!” ucap Ab seraya memberikan Chip kecil yang kemudian ia pasang miliknya ke balik telinga, dan membuat Yuna yang menerimanya pun ikut memasang alat itu di balik telinganya. “Kau harus mengatakan statusmu ketika kau sudah selesai menjalankan misimu, kau mengerti?” tanya Ab kembali, dan hal itu membuat Yuna menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Huft … aku merasa gerogi saat ini, ab!” ucap Yuna kepada Ab yang terkekeh mendengar penjelasan dari Yuna saat itu, Ab pun menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Yuna yang kemudian ia mengeluarkan box sandwich yang berisikan dua potong untuknya dan juga Yuna. “Makan lah! Kita butuh sarapan pagi ini untuk beraksi!” ucap Ab kepada Yuna yang kini terkejut ketika mendapatkan sandwich dari Ab, “Kau membeli ini?!” tanya Yuna kepada Ab yang kini terkekeh dan kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan itu membuat Yuna setidaknya senang dan segera menyantap bersama sandwich tersebut. … Hari itu pukul tujuh pas, dan pandangan Ab pun beralih menatap Yuna yang kini terlihat tegang di dalam mobil yang terparkir di samping gedung NIMI Company. “Yuna!” panggil Ab kepadanya, yang kini menolehkan pandangannya ke arah Ab yang tersenyum dan kemudian berucap, “Ayo … aku rasa ini sudah waktunya!” ucap Ab kepada Yuna yang kini menghembuskan napasnya menanggapi hal itu dan kemudian ia menganggukkan kepala dan berjalan keluar dari mobil itu, dengan bersama-sama mengenakan jaket panjang yang menutupi pakaian mereka saat itu. Keduanya berjalan ke arah yang berlawanan, dan sepanjang Yuna melangkah ia merasa jantungnya berdegup dengan sangat kencang, dan ia tidak suka dengan sensasi itu saat ini. Berkali-kali Yuna terus menghembuskan napasnya dengan kencang, dan hal itu tentu saja terdengar oleh Ab yang kini tersenyum mendengarkan suara napas tersebut. “Yuna, tenanglah … aku selalu mengawasimu!” ucap Ab kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “kapan aku harus memulai melakukan penyamarannya?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menatap ke arah jam tangan dan kemudian berucap, “Sekitar sepuluh menit dari kau sampai ke titik buta satu, dan segera keluar setelah kau mengaktifkan Gosk dan VD mu, kau mengerti?” tanya Ab kepada Yuna yang kini masih berjalan menuju titik buta satu yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Tapi, Ab … apakah pihak keamanan tidak berkeliling?” tanya Yuna kepada Ab yang kini telah sampai di titik empat puluh tujuh dan kemudian menggelengkan kepala seraya berucap, “Mereka hanya berkeliling pada malam hari, dan beristirahat pada pagi hari, Yuna!” jawab Ab kepada Yuna yang kini berhenti tepat di titik satu dan kemudian menganggukan kepalanya seraya menghembuskan napasnya dengan pelan ketika kia tahu jika ia berada di posisi yang aman saat ini. Pandangan Yuna kini tertuju ke arah jam tangan serbaguna miliknya yang kini mulai menghitung detik demi detik untuk menjadi menit ke sepuluh, dan ketika hitungan itu hampir ke sepuluh, Ab pun memberikan aba-aba, yang membuat Yuna pun segera melepaskan mantel panjangnya untuk kemudian memasukkannya ke dalam jam serbagunanya yang mampu menyimpanbenda sebesar apapun dan termasuk jaket tebal miliknya. Dengan napas yang berusaha diatur, ia menekan Gosk miliknya dan mengaktifkan VD. “Apakah kau sudah siap?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab pada saat itu pun membuat Yuna yang sudah siap kini mengangguk dan berucap, “Ya!” namun suara dari lelaki bass pun membuat Ab terkekeh dan menganggukkan kepala, segera mulaikan peranmu!” ucap Ab kepada Yuna yang kini berjalan keluar dari titik buta satu dengan wajah yang kebingungan setengah mati, seolah dia tidak pernah melihat bangunan sebesar dan semegah NIMI Company selama hidupnya. “Oh!! apa ini?? oh!!” itu lah ucap Yuna seraya menatap mereka satu persatu dengan kaget, yang tentu saja membuat dua security yang tengah berjaga di posnya pun kini berjalan mendekati Yuna yang kini menyamar menjadi seorang lelaki dewasa yang terlihat sangat kuno. “Eum, Sir … maaf … sir!” panggil security tersebut kepada Yuna yang kini menoleh menatapnya dan kembali berucap, “Oh! Hei …” ucap Yuna kepada mereka, “Ada yang bisa saya bantu?” tanya security itu, yang membuat Yuna menganggukkan kepalanya seraya berucap, “Ah yeah ..  aku ingin bertanya, tempat apa ini?? aku tidak pernah menemukan gedung besar seperti ini di tempatku sebelumnya!” ucap Yuan seolah memang benar jika ia berasal dari masa lalu. ...  To Be Continue.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN