Hal kecil berdampak Besar 1

1060 Kata
Malam pun berganti menjadi pagi hari, Marta yang tertidur lelap pun seketika terbangun begitu saja setelah mendengar suara alarm dari kamar sebelah yang berdering dengan sangat keras, yang tentu saja membuatnya merasa tidak nyaman setelah mendengar suara keras tersebut. RING!!! Ring!! RIng!! Itulah deringan dari Alarm yang terdengar dari samping ruangan, yang membuat Marta segera terbangkit dari ranjang tempat tidurnya dan menolehkan pandangan ke arah jam dinding yang kala itu menampakkan pukul lima dini hari, yang tentu saja membuat Marta mengerutkan dahinya dan segera mengusap wajahnya dan juga rambut darinya yang berantakan di sana. Tok … tok … tok … Pandangan Marta segera menoleh menatap ke arah pintu yang masih tertutup dan terkunci di sana, membuat Marta segera menekan VD miliknya sebelum akhirnya menyahuti ketukan pintu tersebut. “Yeah?!” tanya Marta aka Mark kepada seseorang yang baru saja mengetuk pintu kamarnya, yang membuat orang yang berada di luar itu pun membalas dengan berucap, “Mark … aku akan pergi mengantar Donghyun-hyung pagi ini!” ucapan yang di lontarkan oleh Woojin, membuat Marta segera beranjak seraya mengaktifkan Gosk miliknya dan kemudian membuka pintu kamar tersebut, untuk mendapati Woojin yang terlihat baru saja terbangun dari tidurnya pagi itu. “Yeah?” tanya Mark lagi, yang membuat Woojin pun tersenyum seraya berucap, “AKu akan mengantar Donghyun-hyung pergi ke stasiun, apakah hari ini kau akan pergi ke suatu tempat?” tanya Woojin kepada Mark yang kini menggaruk kepalanya seraya mengangguk untuk menanggapi pertanyaan yang di lontarkan oleh Woojin kepada dirinya saat itu, “Yeah … aku akan pergi ke  … sekolah dan kantor polisi untuk melaporkan kehilangan barangku!” ucap Mark kepada Woojin yang kini mengerutkan dahinya dan kembali bertanya, “Apakah kau ingin aku antar?” sebuah pertanyaan berupa tawaran itu segera saja diberi gelengan kepada oleh Mark yang kemudian berucap, “Tidak … tidak … aku bisa mengurusinya sendiri Woojin, terima kasih!” ucap Mark kepada Woojin, yang membuat Woojin pun menganggukkan kepalanya, “Baiklah kalau begitu … aku akan mandi terlebih dahulu!” ucap Woojin seraya melenggang pergi dari hadapan Mark untuk masuk ke dalam kamar mandi dan mandi. Sedangkan Mark yang tengah berdiri di ambang pintu kamarnya kini menolehkan pandangan ke arah dapur, di mana di sana tidak ada hidangan untuk sarapan di pagi hari, yang membuat Mark pun menghembuskan kepalanya untuk akhirnya berjalan menuju dapur dan membuka lemari kulkas untuk melihat apakah ada sesuatu hal yang bisa di makan olehnya dan juga Woojin serta Donghyun, sebelum mereka pergi. Namun, ketika ia melihat isi kulkas dari kulkas milik Woojin, Mark pun terdiam ketika ia melihat tidak ada apapun di sana selain air putih dan juga soda. “Ck! Bagaimana mereka tumbuh besar jika makanan saja tidak ada?” gumam Mark secara spontan, yang membuatnya pun kini menggelengkan kepalanya dan segera menekan-nekan alat yang dipakai olehnya, atau sebut saja sebagai jam tangan serbaguna. Beruntungnya Marta kala itu, karena Yuna mempersiapkan semua perbekalannya dengan cukup matang, sehingga Marta tidak perlu kerepotan jika ia memiliki keadaan terdesak dan sama halnya seperti saat ini. Tidak ada bahan makanan untuk dijadikan sarapan adalah hal yang sangat gawat, karena Marta adalah orang yang tidak akan pernah melewatkan sarapan begitu saja. Dan dengan adanya jam serbaguna yang digunakan oleh Marta saat ini, sangat memudahkannya. Ia hanya tinggal menekan menu makanan yang ia inginkan dan program dari jam tangan itu akan memberi sinyal ke masa depan, dan mereka yang bertugas mengawasi serta menjaga para pengembara waktu agar tidak melanggar peraturan sang pengembara pun yang akan mendapatkannya dna kemudian mereka akan senang tiasa memberikan apa yang diinginkan oleh sang pengembara waktu, dan itu lah yang di lakukan oleh Marta saat ini. Marta dengan sangat teliti memilih menu makanan yang senormal mungkin yang ada pada tahun dua ribu lima belas, yang pada akhirnya ia hanya memesankan sandwich, salad, Jus orange dan juga roti manis untuk dijadikan sarapan, bahkan bukan hanya untuk dirinya, namun ia memesan untuk Woojin dan juga Donghyun, karena ia tahu bahwa mereka berdua pun harus dan bahkan tidak boleh melewatkan makan pagi sedikit pun. Marta menekan beberapa tombol di permukaan jam tangan yang dikenakan olehnya dan detik kemudian muncullah sebuah sinar dari jam tersebut untuk akhirnya mendatangkan makanan yang diinginkan oleh Marta yang kini tersusun dengan rapi di atas meja, yang tentu saja membuat Marta merasa sangat senang karena setidaknya Woojin dan Donghyun sarapan sebelum pergi. “Oeh?! kau sudah bangun, Mark-ssi?” sebuah ucapan yang di lontarkan oleh Donghyun, membuat Mark kini menolehkan pandangannya untuk menatap ke arah Mark yang berdiri di balik meja dapur dan menoleh menatap Donghyun dengan kaget, namun Donghyun tidak memedulikan itu dan melenggang begitu saja menuju sofa dan terduduk dengan lemas di sana. Seolah jiwa yang ia miliki belum sepenuhnya terisi dan masuk ke dalam tubuhnya. Sedangkan Mark terlihat terkejut karena dirinya takut jika Donghyun memergoki dirinya beberapa waktu yang lalu, namun ketika reaksi dari Donghyun terlewat santai, membuat Mark pun menghembuskan napasnya dan kemudian tersenyum dan segera merapihkan makanan dan menyusunnya serapi mungkin. “Apa yang sedang kau lakukan, Mark-ssi?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Woojin, mengejutkan Mark yang kini segera menoleh menatapnya yang berdiri di ambang pintu kamar mandi yang sudah terbuka, dirinya baru saja selesai mandi. “Ah … eum … ini, aku memiliki beberapa roti dan juga makanan di dalam tasku, karena kebetulan juga di sini tidak ada apa pun, jadi aku hidangkan ini seperti ini untuk kita sarapan, apakah tidak apa-apa?” sebuah penjelasan dan juga pertanyaan yang di lontarkan oleh Mark kepada Woojin kala itu pun membuat Woojin yang tengah mengeringkan rambut basahnya dengan handuk lainnya pun kini hanya bisa menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan tersebut. “Yeah … tidak masalah bagiku, Mark!” ucap Woojin kepada Mark, yang kemudian membuat Mark pun mengangguk menanggapi hal itu, “YEah … baiklah! Karena Woojin sudah selelsai mandinya, aku ingin makan! Aku lapar!” gumam Donghyun berjalan menghampiri meja makan untuk akhirnya terduduk di depan hidangan yang sudah di susun oleh Mark sebelumnya, yang membuat Mark tersenyum melihat tingkah dari Donghyun yang terlihat seperti anak-anak, sedangkan Woojin kini berjalan menuju kamarnya seraya berucap, “Hyung! Cuci mukamu setidaknya, kau menghadapi makanan bukan pekerjaan rumah!” itulah celetukan yang diucapkan oleh Woojin kepada Donghyun, yang kini membuat Donghyun pun dengan malas berdiri dan kemudian melenggang untuk masuk ke kamar mandi dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Woojin kepada dirinya pagi itu. …  to be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN