Susunan Rencana dengan Resiko yang Tinggi 2

1926 Kata
Ring …. ring … ring … “!!” Yuna segera menoleh menatap Ab yang terbangun dengan kaget dan langsung menekan prothou yang baru saja berdering, dan membuatnya segera berbicara dengan seseorang yang baru saja menghubunginya di sana. “Ab!” panggil seseorang dari kejauhan sana, yang membuat Ab mengusap wajahnya dan menganggukkan kepala, “Yeah … bagaimana, apakah kau mendapatkannya Rogers?” tanya Ab kepada seseornag yang tidak Yuna kenali dan namanya adalah Rogers. “Yeap! I got it!” ucap Rogers membalas pertanyaan dari Ab yang membuat Ab tersenyum mendengarnya, “AKu akan kirimkan semuanya ke dalam prothou mu!” ucap Rogers lagi dan hal itu membuat Ab menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Terima kasih, kamu banyak menolong ku!” ucap Ab kepada Rogers, “Any time!” jelas Rogers sebelum akhirnya sambungan itu pun terputus, dan membuat Ab menghembuskan napasnya dan meregangkan tubuhnya di sana. Melihat hal itu, membuat Yuna kini menampakan wajah kesalnya dan berjalan membawa dua cangkir tea hangat untuk memulihkan tubuh, setidaknya membuat tubuh mereka menjadi rileks dan segar. Menyadari jika Yuna sudah terbangun, membuat Ab kini menoleh menatapnya yang berjalan mendekati dirinya di sana. “Oh! Kau sudah bangun, Yuna?” tanya Ab kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya dan memberikan cangkir tea itu kepada Ab. “Kenapa semalam kau tidak membangunkan ku dan malah memindahkan ku ke kamarmu, huh?” tanya Yuna dengan kesal kepada Ab yang tertawa menanggapinya dan kemudian menganggukkan kepala menanggapi ucapan dari Yuna. “Maaf … tapi aku tidak tega melihat mu tertidur seperti itu, jadi aku memindahkan mu!” jelas Ab kepada Yuna yang kini merengek di sampingnya, “Kau ini … jadi kau sendirian yang merancang Gosknya?” tanya Yuna kepada Ab yang kini tidak menjawab pertanyaan dari Yuna melainkan tertawa menanggapi hal itu dan membuat Yuna mendecik dengan kesal di sampingnya. “Aku merasa tidak enak karenanya, kau tahu itu kan?!” ucap Yuna, dan hal itu membuat Ab menganggukkan kepalanya menanggapi penjelasan dari Yuna yang membuatnya kembali berucap. “Aku tahu itu Yuna, tapi aku akan menjadi lelaki yang jahat jika membiarkan seorang wanita begadang semalaman dan akhirnya jatuh sakit, dan itu akan membuat aku lebih menyesal lagi!” jelas Ab menimpali ucapan dari Yuna yang kini terkekeh mendengar ucapannya dan menggelengkan kepala. “Pantas saja …!” ucap Yuna seraya beranjak dan berjalan untuk melihat layar hologram yang menampilkan peta dari NIMI Company, yang membuat Ab mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya, “Pantas saja apa?” tanya Ab kepada Yuna, “Pantas saja Maria sangat ingin menjadi pacar mu! Kau sangat peduli dengan wanita, dan aku baru menyadarinya!” ucap Yuna kepada Ab yang kini terkekeh mendengar hal itu. “Jadi kau menyesal tidak menyukaiku saat itu?” tanya Ab kepada Yuna yang kini tidak mendengarkan apa yang diucapkan oleh Ab melainkan menatap ke arah hologram itu dan kemudian, Yuna mengerutkan dahinya ketika menatap tanda silang merah yang semula tidak ada di sana, yang membuatnya kini menunjuk ke arah tanda silang tersebut seraya bertanya, “Tanda apa ini, apakah kau yang melakukannya, Ab?” tanya Yuna kepada Ab yang kini menoleh menatapnya dan menganggukkan kepala seraya berucap, “Itu adalah tempat di mana kita beraksi, tapi itu baru rencanaku  … sekarang karena kita sudah mendapatkan peta cctv yang baru saja dikirim oleh Rogers, maka aku tidak akan menerka-nerkanya lagi!” jelas Ab kepada Yuna yang kini menoleh menatap Ab yang beranjak dari sofanya untuk kemudian melemparkan data yang ia dapatkan melalui prothou menuju layar hologram itu dan peta yang didapatkan oleh Yuna pun kini disatukan dengan peta dari cctv yang dikirim oleh Rogers saat itu. Bagaikan bagan peta merah yang ditimpa oleh peta berwarna biru yang kemudian terlihat lah bagian mana saja yang tidak tertimpa oleh peta biru itu, dan itu adalah titik buta dari cctv yang ada di NIMI Company. “Kenapa kau menyatukan mereka?” tanya Yuna kepada Ab yang kini berdiri di sampingnya seraya tersenyum dan kemudian berucap, “Aku melakukannya untuk mencari titik buta dari cctv mereka, dan kita menemukan enam belas titik! Dan kau tahu apa itu artinya, Yuna?” tanya Ab kepada Yuna yang kini menolehkan pandangannya ke arah Ab dan kemudian menggelengkan kepalanya menanggapi hal itu. “Kita bisa melakukan misi ini dengan presentase lolos lima puluh persen!” jelas Ab kepada Yuna yang terlihat kaget mendengarnya dan membuat Ab tersenyum menanggapi hal itu. “Kau serius?!” tanya Yuna kepada Ab yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. “Wah! Aku tidak percaya jika kau akan sampai pagi berada di sini, Yuna!” sebuah suara yang menginterupsi perbincangan keduanya pun membuat mereka spontan menoleh menatap ke arah pintu dari apartemen yang kini baru saja dibuka dan kembali di tutup oleh seornag wanita cantik yang kala itu membawakan satu box sandwich dengan sayur yang segar. Dan wanita itu adalah kekasih dari Ab, serta teman dari Yuna. “Ah … Maria, kau datang terlalu pagi!” ucap Ab seraya berjalan menuju Maria dan memberinya sebuah kecupan lembut di pipi, dan Yuna tersenyum menatap kedatangan Maria yang kini juga tersenyum menatapnya. “Tidak bolehkan aku datang sepagi ini ke rumah pacarku sendiri?! kau saja membawa temanku ke mari!” ucap Maria kepada Ab yang kini terkekeh seraya mengambil box sandwich itu, dan membuat Maria kini berjalan menghampiri Yuna dan memeluknya. “Yuna!! lama sekali kita tidak bertemu!” ucap Maria kepada Yuna yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan itu. “Aku sibuk akhir-akhir ini!” ucap Yuna menjelaskan kepada Maria yang kini menganggukkan kepalanya, dan baru saja ia hendak melihat layar hologram di sana, dengan segera Ab menutupnya sehingga Maria tidak sempat melihat layar rencana yang sudah di susun oleh keduanya saat ini. “Eoh ?? apa yang kalian lakukan?? peta apa itu?” tanya Maria seraya menoleh menatap Ab dan beralih menatap Yuna yang terkekeh dan kemudian berucap, “Hanya beberapa kerjaan ku, dan aku meminta Ab untuk melihat dan membantu ku untuk membereskan nya!” jelas Yuna dengan santai, dan hal itu membuat Maria mengangguk mempercayai ucapan Yuna begitu saja. “Ah … iya, kau adalah anak yang sibuk! Aku dengar kau juga akan mengambil alih kursi ayahmu di perusahaan itu, pastinya kau memiliki banyak tugas yang tidak kau mengerti kan!’ jelas Maria kepada Yuna yang kini terkekeh dan menepuk bahu Maria dengan pelan seraya berucap, “Hahaha … kau tahu saja!” ucap Yuna kepada Maria yang tertawa mendengarnya. Sedangkan Ab hanya menoleh menatap mereka berdua dan membereskan box yang ada di samping sofa secara diam-diam dan beruntung Maria tidak menyadari hal itu. “Ah, aku membawa sandwich untuk kalian berdua, mana tadi sandwichnya ya?!” tanya Maria kepada Ab yang kini dengan cepat membawakan sandwich itu dan meletakannya di atas meja. “Ini dia!” ucap Ab kepada Maria, yang kini menoleh menatap Yuna dan kemudian berucap, “Silahkan, ini sandwich yang sangat lezat!” ucap Maria kepada Yuna yang mengangguk dna mengambil satu Sandwich yang baru saja di bawa oleh Maria di sana. “Yuna … hati-hati dengan bawangnya!” ucapan Ab saat itu menghentikan pergerakan Yuna yang hendak memakan sandwich di sana. “Oh?! kau alergi bawang?!” tanya Maria, pandangannya menoleh menatap Yuna yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dengan menggunakan garpu ia singkirkan bawang yang ada di dalam sandwich itu. Pandangabn Maria pun menoleh menatap Ab yang kini mengunyah sandwich yang baru saja ia ambil dan kini menoleh menatap Maria yang baru saja menatapnya. “Ada apa?” tanya Ab kepada Maria, “Kau tahu itu?” tanya Maria kepada Ab yang kini menganggukkan kepalanya, “Tentu! Aku akan terus mengingatnya, karena saat itu aku melakukan kesalahan ketika kami sd dan membuatnya masuk UGD karena kesalahanku!” ucap AB kepada Maria, dan hal itu langsung membuat Yuna menggelengkan kepalanya dan kemudian berucap, “Aha … tidak … tidak, itu hanya tragedi yang tidak di sengaja!” ucap Yuna menepis penjelasan dari Ab yang membuat Maria menoleh menatapnya. “Tragedi?” tanya Maria kepada Yuna yang kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan membuat Ab menghembuskan napasnya seraya menggelengkan kepalanya. “Yeah … aku tidak sengaja memakan masakan dari ibunya yang ternyata di dalamnya terdapat bawang dan saat itu pun aku tidak tahu jika aku memiliki alergi bawang!” jelas Yuna kepada Maria yang terkejut karenanya dan kemudian menoleh menatap Ab yang hanya bisa menganggukkan kepala menanggapi hal itu, membenarkan setiap cerita yang diucapkan oleh Yuna kepada Maria saat itu. Pada akhirnya perbincangan tiada henti pun terjadi antara Yuna dan juga Maria, sedangkan Ab yang mulai merasa bosan di tinggal sendiri pun memutuskan untuk pergi mandi. … Selepas mandi, Ab pun keluar dari kamar dengan baju yang sudah rapi dan wangi, dan bertepatan dengan itu Maria berjalan menghampirinya dan mencium pipinya untuk kemudian berucap, “Aku harus pergi … aku mendapatkan klien dan dia ingin menemuiku hari ini!” ucap Maria kepada Ab yang terkejut mendengarnya, “Kau akan pergi?” tanya Ab kepada Maria yang menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Kemungkinan besok aku datang lagi, tapi kudengar kau akan membantu Yuna mempersiapkan presentasinya besok di kantor kan? Jadi hubungi aku jika kau sudah selesai dengan itu semua ya!” ucap Maria kepada Ab yang melirik singkat Yuna yang menganggukkan kepalanya di belakang sana, yang membuat Ab pun menganggukkan kepala menanggapi hal itu, “Yeah … aku akan langsung menghubungimu setelah selesai dengan semuanya!” ucap Ab kepada Maria yang tersenyum dan kemudian menoleh menatap Yuna yang kini tersenyum menanggapinya. “Kita bertemu lagi nanti bersama dengan Marta ya, Yuna!” ucap Maria kepada Yuna yang menganggukkan kepala menanggapi hal itu, dan kemudian Ab pun berjalan mengiringi Maria hingga depan lift. Pandangan Maria kini menoleh menatap Ab yang berada di sampingnya ketika mereka menunggu lift terbuka. “Aku tahu kau tidak akan melakukan hal yang buruk, Ab … jadi jangan mengkhianati kepercayaan dariku ini ya!” ucap Maria kepada Ab yang kini terkekeh mendengar ucapannya, yang kemudian membuat Ab pun berucap, “Kau ini … aku tentu tidak akan mengecewakanmu, dan dia adalah teman kecilku, tentu aku tidak akan melakukan hal yang buruk!” ucap Ab kepada Maria yang kini tersenyum dan mengangguk menanggapi Ab yang berucap seperti itu kepadanya, dan tidak lama dari sana lift pun terbuka dan Maria pun masuk untuk [ergi dari apartemen milik Ab. “Semangat untuk kerjanya!” ucap Ab kepada Maria yang kini menganggukkan kepala menanggapi hal itu, “Kau juga … semangat membantu Yuna ya! Semoga berhasil!” ucap Maria kepada Ab yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya pintu lift itu tertutup di sana dan membuat Ab kini menghembuskan napasnya seraya tersenyum dan pergi untuk kembali memasuki apartemennya dan mendapati Yuna yang tengah asyik memakan sandwich yang diberikan oleh Maria kepada mereka. “Kau suka dengan Sandwich itu, Yuna?” sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Ab saat itu pun membuat Yuna yang mendengarnya kini menolehkan pandangan ke arah Ab dan kemudian menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, “Yeah … ini enak … aku menyukainya, dari mana dia mendapatkannya ya?” gumam Yuna seraya menoleh menatap box sandwich itu seraya menganggukkan kepalanya setelah tahu nama toko dari sandwich itu. “Itu adalah toko roti yang aku sukai, aku dan dia sering sarapan pagi di sana!” ucap Ab kepada Yuna yang membuat Yuna pun menganggukan kepalanya dan kemudian berucap, “Tidak salah … jika kau dan dia suka sarapan di sana, berarti makanannya sangat lezat, lain kali aku akan membawa Marta ke sana!” ucap Yuna dan hal itu membuat Ab menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu. …  To Be Continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN