15

997 Kata
Malton berdiri dari duduknya, ia menarik nafasnya dalam cukup dalam sambil masih menunduk. Ia mengangkat kepalanya, lalu membuang nafas beratnya. "Ini saatnya pernikahan Balefolt ke tiga berlangsung!" Jelas Malton Mereka saling menatapi Zarkye dan Fassy sendu, secepat inikah pertemanan mereka berlangsung. Keadaan masih hening, nampaknya tak ada yang bisa berkomentar lagi tentang keputusan ini.   Zarkye tersenyum cukup sulit "Baik, ayo sayang ini pernikahan kita. Harusnya kita bahagia atas ini" Fassy menatapi Zarkye dengan mata yang berkaca-kaca, ia langsung memeluk kekasihnya itu penuh amarah dan ambisi yang terpendam antara keduanya. "Aku akan selalu bersamamu, dalam hal apapun" lirih Fassy membisikannya pada Zarkye, namun bisikan itu terdengar jelas oleh semua. Membuat keadaan haru dalam ruangan itu kian menjadi, air mata Louren tak bisa terbendung lagi. Hatinya sakit harus kehilangan sosok kedua sahabat barunya itu. Louis memegangi bahu Louren dan mengelus-elusnya. "Kuatkan dirimu, atau itu akan membuat mereka semakin kesakitan" ujarnya "Aku menyayangi mereka" ujarnya penuh kesesakkan Malton tak tahan menahan keadaan haru ini, ia pergi keluar pohon dan terbang sejauhnya dari sana, ia mendekati bulan. Zarkye melepaskan pelukan Fassy, mata keduanya bertatap tajam penuh arti bahwa cinta mereka sangat besar dan tak mampu dipisahkan. "Selamanya, kau akan berada dalam dekapanku" tambah Zarkye dengan air mata yang lagi-lagi terjatuh sesak di d**a kian menjadi Fassy menunduk "Aku bahagia denganmu" lirihnya lagi "Louren, Louis jaga Zayn kami biarkan dia fikir kalian adalah orang tua kandungnya, jangan sampai dia tahu tentang kami, jangan sampai dia tahu kalau orang tuanya telah meninggal, itu akan membuat hatinya sakit. Aku tak ingin melihat Zaynku sakit" ujarnya kesulitan, dadanya begitu sakit dan penuh sesak. Louren meneteskan air mata, ia langsung mendekap tubuh Fassy dengan penuh perasaan. "Jadi kau sudah memberinya nama? Zayn nama yang indah" ujarnya perlahan "Kalian akan bahagia dimanapun dan kapanpun, kami akan selalu menjaga Zayn" tambah Louis  *** Second Castle Bartous   Semua balefolt memasuki kastil Bartous, roh-roh para leluhur berjajar penuh kasian menatapi Zarkye dan Fassy. Malton memimpin perjalanan mereka menuju ke pusat kastil yang disana sudah ada nenek dan ibunya. Mereka menghadap ke Nyonya Zazra lalu memberi hormat dengan bertekuk lutut dihadapannya. Zazra tersenyum "Bangun anak-anakku" Mereka menuruti perkataan Zazra. Zazra kini menatapi Zarkye dan Fassy dengan penuh luka, ia terasa sesak melihat pasangan muda yang penuh cinta dan diharuskan berbela nyawa demi berlangsungnya kehidupan balefolt. "Baik, ayo Zarkye Fassy follow me" sahutnya lagi, mereka berdua mendekati Zazra. Dengan langkah penuh ragu Zazra membawa mereka berdua ke pusat kastil yang tinggi, hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian semua balefolt. "Kepada seluruh rakyatku, saat ini kita akan segera melakukan pernikahan untuk kedua balefolt keturunan ketiga yang tersisa, mereka akan mengorbankan nyawanya demi berlangsungnya keturunan balefolt selanjutnya. Maka dari itu, mari kita satukan pasangan sempurna ini" "Tidak semudah itu" syettt tiba-tiba Antonius dan Maurel datang dengan tatapan yang membenci "Barlocobakukka!" Teriak Maurel yang lalu merentangkan tangannya kepada setiap orang yang dekat dengan Fassy dan Zarkye Termasuk Zazra "Maurel" desis Malton yang kemudian segera berubah wujud menjadi balefolt dan membawa Maurel terbang dengan kekuatan cepat keluar kastil Bartous "Kurang ajar!" Teriak Antonius menatapi kepergian mereka yang kemudian dirinya akan terbang namun syettt sebuah angin tornado menggulungnya, Louis merentangkan tangannya dengan kekuatan ekstra karena kali ini yang dihadapinya bukan sembarangan. Dalam sana Antonius nampak membacakan mantra-mantra andalannya. Zazra membawa Zarkye dan Fassy "Ayo ikuti aku, mereka sengaja ingin membatalkan ritual ini" Fassy dan Zarkye mengangguk segera dan menuruti perkataan Zazra, mereka pergi ke dalam kastil. Antonius di dalam sana bercahaya merah menyala "Agh" teriaknya lalu menembus angin tornado yang Louis buat dan menghancurkannya secara sadis Louis dan Louren menatapinya tak percaya, memang Antonius bukan tandingan mereka untuk bertarung. "Berkonsentrasi lah, kami akan mengirim asap sehingga level asap kalian akan bertambah" ujar salah satu roh lelaki menatapi mereka yakin Louis dan Louren bertatapan karena hal itu bisa membuat roh lemah dan lenyap selamanya "Tapi itu akan..." "Kami ini hanya roh dan kalian balefolt yang tersisa, tujuan kami masih ada disini untuk kelangsungan hidup kalian" ujarnya lagi menatapi mereka "Baiklah" Louis dan Louren memejamkan matanya Para roh mulai merentangkan tangannya, hingga asap-asap merah, hitam dan putih mulai keluar. Hal itu membuat Antonius murka ia melesatkan tubuhnya menuju keduanya namun salah satu roh mendekatinya hingga menembus tubuh Antonius dan memasukinya hingga membuat Antonius tak bisa mengendalikan dirinya. Louis dan Louren mencapai puncak mereka sudah merasakan energi yang luar biasa besar masuk ke dalam urat-urat merahnya yang semakin lama kian menyala. Beberapa roh sudah lenyap namun hanya sepertiga dari mereka yang lenyap. "Berhasil, bukalah mata kalian" ujar roh Louis dan Louren membuka matanya, matanya merah menyala lebih menyala dari sebelumnya hingga membuat siapa pun yang melihatnya silau. Antonius masih berusaha mengeluarkan roh dalam tubuhnya yang tiba-tiba memberontak. Louis dan Louren sesegera mungkin merentangkan tangannya. "Ederpure! Terhipure! Labcapure!" Teriak Louren asap-asap itu segera menuju tubuh Antonius Louis menatap Antonius dalam ia membaca mantra andalan balefolt kedua dalam hatinya supaya lebih terasa menyakitkan untuk Antonius. Angin besar datang menghampiri Antonius namun asap-asap mematikan lebih dulu melemahkan tubuhnya dan membuatnya kejang-kejang disana, tubuhnya pun digulung oleh angin besar yang kuat dan membawanya keluar dari Bartous "Aghhhh" "Kisah sedih tidak untuk diratapi, cukup syukri dan jalani" Balefolt ke-tiga Zarkye-Fassy. Antonius menjerit kesakitan dibawa angin topan yang menggulung tubuhnya disertai asap-asap yang menusuknya perlahan, ia terpental menuju keluar dari Bartous. "Agh!" Jeritnya Louis dan Louren saling bertatapan setelah beberapa reaksi ditubuhnya mulai menghilang dan kembali membaik seperti biasanya. Mereka saling tersenyum bangga karena kinerja mereka kini semakin mengembang. Sementara itu dilangit yang cukup jauh dari tempat Louis dan Louren berada, nampak Malton dan Maurel yang sama-sama melontarkan tatapan tajam dari keduanya. Bedanya tatapan Maurel jauh merendahkan Malton. "Maurel mengapa kau tak mempercayai? Ayahmu ada di rumah ku! Ayahmu belum mati. Semua ini hanya siasat Antonius agar bisa mengelabuimu supaya bisa berada dipihaknya!" Teriak Malton Maurel berdesis "Aku tak pernah mempercayai siapa pun! Tapi jika harus memilih antara kau dan Antonius, aku lebih memilih untuk tidak mempercayaimu" "Memangnya kau percaya jika ayahmu telah mati?" Maurel nampak kebingungan, benar. Ia tidak pernah memercayai bahwa ayahnya meninggal. Tapi. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN