14

1193 Kata
*** Kekuatan fisik dan mantramu memang luar biasa tapi kini aku tahu titik terlemah darimu, hatimu. [BALEFOLT JUNIOR] Mereka menuruti perintah Malton, Zarkye dan Fassy sangat gesit dan lincah saat terbang mereka mampu menghancurkan objek dengan cepat dan tepat sasaran sesuai apa yang Malton inginkan. Begitu juga dengan Louis dan Louren yang tak kalah hebatnya, saat mereka terbang mereka tak terlihat memiliki jasad, mereka seakan hanya sebuah cahaya putih yang melintas dengan kecepatan kilat. "Oke aku melihat semuanya, kalian terbaik dan mampu mengontrol keseimbangan dan ketepatan. Tapi semua itu masih belum cukup untuk menghadapi Antonius dan kaumnya. Selanjutnya, kalian akan melakukan ritual Hosyu binatang seperti yang sudah aku tetapkan" perintah Malton Mereka mengangguk faham, hutan kehidupan ini terlihat sangat asri dan nyaman. Dahulu kala, Raja pertama kaum balefolt lah yang memberi batas antara hutan kehidupan dan alam biasa. Ia sengaja membatasinya, untuk kelak kaum balefolt berlindung dari para musuh, juga tempat untuk melakukan beberapa latihan terbang bagi bayi-bayi balefolt. Berbeda dengan pohon Syaiku yang berada di hutan Underston, letak keduanya berjauhan. Malam harinya, mereka bergegas untuk berburu harimau liar. Bukan hanya di hutan kehidupan, mereka juga berniat untuk mencarinya keseluruh jagat raya. Malton memimpin di depan, dengan sayap putih yang sungguh menawan dengan mahkota merah yang ia kenakan mampu menunjukan bahwa dirinya adalah pemimpin untuk kaum-kaumnya. Louis dan Louren ternang di jajaran kedua, selanjutnya Zarkye dan Fassy di belakang. Malton terlihat lebih menawan dari pada balefolt-balefolt lain, wajah putihnya alis hitam mata merah hidung yang mancung dan tubuh yang berotot mampu membuat siapa saja jatuh hati saat melihatnya, meski ia nampak seram karena memiliki sayap putih dan saat mulutnya terbuka taringnya terlihat itu tidak menghilangkan aura ketampanan sang raja. Malton menghentikan laju terbangnya, ia merasakan sesuatu yang berjalan di bawahnya. "Itu mereka, harimau liar jelmaan balefolt keempat!" Desisnya lalu membuka mulutnya menampilakan sederet gigi tajam yang siap menerka Mereka terpana saat melihat sekawanan harimau besar dua kali lebih besar dari ukuran harimau biasanya "Jadi itu balefolt keempat si penghianat yang telah dikutuk? Heumh mereka nampak lezat, aku mencium aroma darahnya" tambah Zarkye "Benar, itulah harimaunya. Setiap kali aku lapar dan melakukan hosyu, mereka lah yang selalu dijadikan target" tambah Louren Syett.. tubuh malton berubah seketika menjadi asap masih dengan sayap putih yang membawanya mendekati harimau-harimau besar itu. Ia penuh ambisi untuk memakannya, karena aroma darah dari harimau itu sangat kental dan mampu diendus dari kejauhan. "Agh" Malton berteriak saat ia memegangi satu harimau, mulutnya terbuka lebar sama seperti saat dirinya melakukan hosyu pada umumnya. "Slurrpp" ia menghisapnya dengan cukup kasar perlahan tubuh harimau itu hancur beserta cipratan darah yang masuk perlahan ke dalam mulut Malton. Hal itu berlangsung pada harimau kedua dan ketiga, ia merasa ada gairah yang berbeda saat memakan harimau. Beberapa harimau berlarian menghambur kesana kemari, namun siapa yang bisa lari dari kejaran Balefolt? Akan sangat sulit. Balefolt lain yang sibuk mencabik-cabik dan menghisap habis harimau-harimau disana. "Mengapa mereka diam saja? Maksudku mengapa tidak bisa berbicara seperti kita? Maksudku katakanlah tolong-tolong saja" ujar Zarkye penuh khayal lalu menyantap harimau ketiganya "Sudahlah kau tahu kan mereka dikutuk?" Jelas Fassy sambil membersihkan darah yang ada di sudut bibirnya "Biar aku yang bersihkan" jelas Zarkye Zarkye menarik pinggang Fassy, ia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Fassy yang merah dan lembut itu. "Hmh" desah Fassy yang memberi aba-aba untuk berhenti pada Zarkye karena saat ini mereka ditonton oleh ketiga balefolt yang lain. Zarkye justru semakin menjadi, ia semakin lihay memainkan lidah di dalam mulut Fassy. Zarkye terlihat nyaman seirama dengan desahan yang dikeluarkan oleh Fassy yang membuatnya b*******h. "OMG" desis Louren pelan sambil menutup matanya Louis menatapi Louren "Apa kau ingin?" "Hah?" Ujarnya Louis mendekat lalu memegangi kedua pipi Louren, Louis menutup matanya hal itu membuat Louren terkejut namun ia mengikuti hal yang sama seperti Louis ia menutup matanya. Namun, tangan Louis justru membersihkan sudut pipi Louren yang bersimbah darah. Mata Louren terbuka perlahan, ia menatapi Louis malu karena ia fikir Louis akan melakukan hal yang sama seperti Zarkye.   Louren menatap kearah lain, saat itu abangnya yang berdiri di ujung sana nampak menahan senyuman yang menggoda adiknya. "Hem" Louren memanyunkan bibirnya pada Malton "Kenapa kau terlihat kesal?" Tanya Louis Louren menggaruk belakang kepalanya "Eh tidak kok" Malton tersenyum memandangi adiknya "Aku ke raja dulu" ujar Louren sambil langsung terbang ke arah Malton Saat sampai disana tawa Malton pecah memandangi wajah adiknya yang sudah memerah. "Kenapa kau ini?" Gerutu Louren "Kau menyangka Louis akan menciummu? Aduh haha" ujarnya lagi Louren terlihat kesal ia mencubit tangan kakaknya "Euh" "Aw sakit" desis Malton Louren mendengus "Abis kesel" "Semuanya! Mari kita menuju Understone dan bunuh mereka yang ada di dalamnya" perintah Malton Semuanya segera mendekat ke arah Malton dan mengikuti Malton yang terbang menuju hutan Understone. Mereka memasuki istana Understone dengan penuh ambisi, segala mantra yang dimiliki mereka keluarkan untuk menjadi jurus penghancur serigala. Antonius sudah merasakan kehadiran mereka, ia benar-benar murka. Antonius mengejar Malton yang baru saja membunuh 10 serigala penjaga "Kurang ajar bocah ingusan!" Desisnya Malton dan semuanya menuju keluar dari sana, sementara Antonius terus menerus mengejar dengan menggunakan jurus ampuhnya. "Barlocobakukka!" Ujarnya terus menerus namun sama sekali tak mengenai Malton "s**l" desis Antonius kesal kala mereka sudah pergi dan meninggalkan jasad-jasad serigala yang sudah hampir habis dibunuhnya. Maurel datang dari langit hitam sana dengan tatapan yang penuh pertanyaan. "Ada apa?" "Kau dari mana saja? Lihat semua prajuritku" jawabnya penuh penekanan Maurel mengerutkan keningnya "Ini pasti ulah Balefolt-Balefolt itu" kesalnya Antonius mengangguk "Agh!" Ia memasuki istana, Maurel menatapi keadaan di luar sana lalu memasuki istana mengikuti Antonius dengan tatapan bengis. "Mengapa balefolt itu terus menerus membunuh pasukanku, kurang kerjaan sekali" teriaknya penuh amarah Maurel membawa sepiring daging manusia yang masih berlumur darah ia menyantapnya dengan penuh kenikmatan, Antonius tersenyum "Dari mana kau mendapatkan itu?" "Tadi aku memburu seorang anak kecil yang sedang keluar malam-malam nampaknya anak ini tersesat, jadi aku bawa saja kesini. Haha aku baik hati kan? Dia sekarang jadi punya tempat tinggal" teriak Maurel Antonius tertawa "Hahaha kau memang jeniusku Maurel, kekuatan mu akan terus semakin membesar jika hati mu sudah benar-benar di penuhi ambisi" "Aku wanita berambisi di dunia ini, kekuatan ku adalah segala-galanya. Kekuatan ini akan ku gunakan untuk membunuh Arthur dan keturunannya" sahut Maurel yang lalu menggigit daging itu dengan kasarnya membuat mulutnya dipenuhi oleh darah Di langit sana kelima balefolt berterbangan dengan indahnya, dengan gelak tawa yang menyertai mereka. "Sudah ku duga, Antonius akan semakin melemah!" Teriak Zarkye disertai tawanya yang kian pecah "Haha apa kau lihat dia merentangkan tangannya? Lalu membacakan mantra dengan lugas dan jelas namun Haha semuanya melesat tak mengenai Malton" teriak Fassy menambahkan, hal itu membuat semuanya kian berbahagia. "Sudahlah, jangan terlalu dibicarakan nanti dia semakin merinding" jelas Louren dengan senyuman Malton tersenyum "Bagus, misi terakhir dari kelima balefolt telah selesai dan sangat mengagumkan" "Benar" lirih Fassy Zarkye menunduk "Misi terakhir kelima balefolt tersisa" desisnya lagi Mereka kembali pulang dan berkumpul di pohon SYAIKU. Setelah tubuh yang mereka rasakan sudah cukup bertenaga dan penuh kekuatan. "Aku merasakan kehidupan di tubuhku yang tidak ada bandingannya" jelas Louis menatapi semua Malton tersenyum lalu menatapi Louren "Itulah rahasia Louren selama ini" "Jika saja kau sudah memberitahu kami sejak dulu" ujar Fassy dengan tawanya Louren tersipu "Kita kan terpisah kalau dulu"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN