13

1258 Kata
Keesokannya, mereka datang bersamaan mengendarai 2 mobil sport. Membuat seluruh pandangan tertuju pada mereka berlima. Apalagi ada ketiga anggota baru yang menemani Malton dan Louren. Kelimanya berjalan bersamaan dengan cukup percaya diri dan masih dengan mata merah yang terpancar, wajah pucat dan kelopak mata hitam. "Kalian harus bisa membiasakan" ujar Malton menatapi ketiga bawahannya "Baik" jawab ketiga nya bersamaan Mereka masuk ke kelas yang sudah ditentukan oleh kepala sekolah, namun sayangnya hanya Louis lah yang sekelas dengan Malton dan Louren. Malton mencari-cari Maurel, ia fikir Maurel akan datang ke sekolah hari ini. Namun untuk sekarang Maurel bukanlah Maurel sungguhan, dalam dirinya sudah terlalu banyak obsesi untuk memiliki kekuatan, sama dengan yang Antonius rasakan. Zarkye dan Fassy berada dikelas lain. Tak cukup begitu lama waktu berjalan dengan cepat dan menunjukan waktu pulang. Namun saat semuanya berjalan untuk pulang, sesuatu menghentikan langkah kaki mereka. Lukas dan kawan-kawan nampaknya sedang menunggu Malton dan yang lainnya tepat di mobil mereka. Dengan senyuman menyungging Lukas menatapi Malton rendah. Malton hanya berdesis pelan tanpa peduli, sementara yang lain mulai muak melihat tatapan hina dari Lukas itu. Lukas berjalan mendekati Malton lagi-lagi dengan cara jalan yang angkuh. "Saya penasaran dengan mu! Malton" tegasnya Kelima Balefolt masih terdiam "Malton. Siswa tercerdas, terSo keren, namun ter lemah menurut ku karena tidak pernah menerima tantangan ku. Lemah." Kepalan tangan Malton terbentuk, membuat si urat merah sedikit timbul dan asap keluar dari matanya. "Kenapa kau marah?" Tanya Lukas yang masih tak sadar dengan reaksi yang Malton beri. Ketiga teman Lukas tersenyum "Menurutku dia lagi PMS" ujar yang satunya Bugh, sebuah kepalan tangan Malton mendarat tepat di pipi Lukas menimbulkan darah yang tak sedikit. Bugh, satu pukulan dilanjutkan oleh Louis kepada lelaki yang mengata-ngatai Malton itu. "Sopanlah pada raja" ketusnya Ucapan itu membuat Lukas dan yang lainnya tersenyum sedikit dengan rasa sakitnya. "Raja apaan?" Ujar pria yang tak terkena serangan   Mereka berlima segera memasuki mobilnya masing-masing dan melajukannya dengan cepat karena enggan membuat semuanya semakin memanas. Setelah sampai di pohon Syaiku, mereka beristirahat sejenak. Malton duduk termenung di kursi mewahnya, dengan ditemani segelas darah di meja. Fikirannya tertuju ke Maurel, ia bergeming tentang pertama kalinya ia melihat Maurel yang sungguh cantik dan menggodanya. Disisi lain ia memikirkan keadaan keluarganya yang sangat hancur. "Kita harus secepatnya bawa Maurel kembali" tegas Malton mencengkram gelas yang dipegangnya, hingga membuatnya pecah dan menimbulkan darah dilengannya. Louren bergeming "Berarti kita harus secepatnya menikahkan Balefolt ketiga" tambahnya "Sesuai ilmu Balefolt kedua, Sang darah baru akan disahkan pada bulan purnama ke sembilan. Dimana semua kaum Balefolt takkan menyadari bahwa telah lahir darah baru yang benar-benar disahkan saat itu" jelas Louis yang baru saja mengingat sesuatu Malton nampak berfikir "Kali ini sudah purnama keenam, masih banyak waktu untuk kita menikahkan Zarkye dan Fassy. Masih banyak waktu juga untuk mereka memiliki seorang keturunan." Mereka terdiam. Keadaan menjadi hening, dalam lubuk hati mereka terdapat kesakitan yang begitu berat, namun demi kebaikan bersama harus ada korban yang berjuang. "Benar, kita harus segera menyiapkan segalanya" Zarkye dan Fassy mendengar pembicaraan mereka dari ruangan sana, hati mereka begitu hancur namun segalanya tak berarti apa-apa jika mereka masih kekeh untuk hidup, mereka hanya akan hidup berdua tidak lagi bersama Balefolt dan saat itu juga Balefolt musnah. Fassy memeluk Zarkye erat "Seandainya takdir menyatukan kita lebih lama lagi" "Aku takkan pernah meninggalkanmu" jawab Zarkye langsung Fassy meneteskan air matanya "Bagaimana anak kita nanti? Apakah dia akan sangat membenci kita? Karena kita meninggalkannya begitu saja" Zarkye tersenyum dan menghapus air mata Fassy "Dia tidak akan membenci justru dia akan bangga memiliki ibu petarung yang hebat seperti mu, dia akan sangat merindukan mu" "Kau juga" senyum Fassy Zarkye mendekatkan wajahnya pada Fassy dan mencium bibir imut Fassy perlahan. "Aku mencintaimu" "Aku lebih"     *** Maurel berlatih cukup keras hari ini, bersama dengan anak buah Antonius. Sayap hitam Maurel perlahan tumbuh dipunggungnya, meski belum begitu sempurna masih menunggu beberapa purnama lagi untuk menyempurnakannya. "Antonius! Tolong cek keadaan ayahku, apa rohnya baik-baik saja?" Antonius memejamkam matanya dan membacakan beberapa mantra "Fine, tenang saja" Maurel tersenyum dan kembali berlatih, hasratnya dengan kekuatannya itu sangat besar. Hingga ia lupa bahwa dirinya masih setengah manusia. Malton duduk terdiam, ia memikirkan bagaimana cara selanjutnya untuk dirinya dan Balefolt yang lain menyerang Antonius dan serigala. Keempat Balefolt lainnya datang menghampiri Malton, mereka seakan-akan bingung. "Raja bagaimana rencana kita selanjutnya? Maurel sudah sangat kuat meski purnama ke sembilan belum berlangsung, tapi dia sudah sangat kuat saat ini" Malton terdiam, fikirannya kesana-kemari untuk mencari sebuah ide. "Perkembangan Maurel sangat cepat sekali, ini baru purnama ke tujuh" "Kurasa pernikahan kami harus segera dilangsungkan!" Ujar Zarkye menatapi Fassy dalam Louren memegangi lengan Fassy, ia sangat takut kehilangan sahabatnya itu. "Benar, pernikahan harus segera dilangsungkan" tambah Fassy menatapi Raja dengan serius Malton, bertindaklah sesuai kata hati dan fikiranmu kau harus bisa mengambil keputusan. Ini sudah waktunya Fassy dan Zarkye menikah, sebab waktunya sudah sangat menipis. Bisikkan seseorang tepat mengenai telinga Malton, suara dari sang nenek tercinta. "Ya, pernikahan itu akan berlangsung secepatnya. Kita lakukan satu serangan lagi besok malam. Sedikit lumpuhkan Antonius dan serigalanya" Louren memelotot "Jadi? Ramalan itu akan benar-benar terjadi? Tapi aku keberatan Raja! Aku ingin kedua teman ku ini tetap bersama kita" tegas Louren "Tidak, jika kau inginkan itu. Kita semua akan mati" tambah Zarkye Fassy memeluk Louren segera "Biarkan kami berjuang untuk kalian! Biarkan kami tetap bersama sampai menjadi satu keabadian dan ingat jaga anak kami kelak" Louren menunduk sambil mengangguk "Sekarang istirahatlah, besok siapkan kekuatan kalian seoptimalnya" perintah Malton "Apa tak sebaiknya kita lakukan Hosyu saja Raja?" Tambah Louis Malton menatapi keluar jendela "Keputusanku untuk tidak memakan manusia sudah bulat, tak ada satupun dari kalian yang boleh melanggarnya!" "Jadi darimana kita akan mempertahankan jasad kita? Jika kita tak memakan manusia dan darahnya jasad kita akan binasa!" Ujar Louis Malton nampak berfikir "Binatang! Kita akan lakukan hosyu binatang besok, sama dengan yang Louren lakukan selama dia hidup" "Bukankah memakan hewan dan manusia dampaknya sangat berbeda? Satu manusia berbanding dengan 3 harimau, jadi kita akan menghabiskan banyak binatang" ujar Zarkye Fassy mengangguk "Benar, satu manusia berbanding 3 harimau tapi elemen dari binatang kadang lebih mengawetkan jasad kita untuk bertahan" "Ya, aku rasa seperti itu. Perbedaannya setiap kali Raja memakan satu manusia perhari, aku justru memakan 3 harimau setiap dua minggu. Perbedaannya, memakan manusia menimbulkan kekuatan yang besar emosi yang besar juga, sedangkan memakan hewan hanya bisa mempertahankan jasad saja. Makanya aku lebih sering berlatih karena aku tak mendapat kekuatan karena tak memakan manusia" jelas Louren "Oke, jadi kesimpulan Raja. Kita besok berlatih membaca beberapa mantra berlatih fisik dan memakan hewan untuk pertahanan jasad. Sekarang tidak perlu melibatkan manusia lagi untuk kekuatan" tambah Louis Malton mengangguk "Itu yang ada dalam fikiranku" sambil tersenyum Keesokannya, Kelima balefolt itu berlatih di hutan kehidupan tempat kaum balefolt dengan bebasnya bisa beraktifitas seperti biasa tanpa bisa ditemukan oleh manusia maupun kaum-kaum ghaib lainnya. Hutan kehidupan berada dekat kerajaan Understone, hutan ini tempat terakhir yang ditemui oleh Arthur setelah ia pulang dari hutan kehidupan ia terbunuh oleh Antonius dan kaumnya. Zarkye dan Fassy masih meliuk-liuk diatas udara meninggalkan beberapa bekas asap putihnya, Louis dan Louren masih duduk diatas satu pohon besar mereka berdua sedang berusaha untuk menyerap tenaga-tenaga dari tumbuhan. Sementara Malton, ia merentangkan lebar sayapnya di atas udara menghirup udara sedalam-dalamnya berusaha menyerap semua energi bumi. Setelah cukup lama mereka menyerap beberapa energi, Malton menyuruh semuanya berkumpul di atas satu pohon yang rindang. "Aku sudah menyiapkan beberapa objek di sela-sela pepohonan. Tugas kita adalah harus menggunakan kekuatan untuk menghancurkan objek itu dengan tepat sasaran, ini bisa melatih keahlian kita saat nanti keadaan benar-benar genting" ujarnya panjang lebar "Baik raja" ujar semuanya bersamaan
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN